Upaya Menjaga Ingatan tentang Udin
08 Sep 2015Kini sudah 19 tahun kematian Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dibunuh pada tahun 1996, namun proses pengusutan hukum belum juga selesai. Zulaikha, putri Udin, pun menulis, “Jangan pernah berharap ini akan diungkap.”
Kini sudah 19 tahun kematian Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dibunuh pada tahun 1996, namun proses pengusutan hukum belum juga selesai. Zulaikha, putri Udin, pun menulis, “Jangan pernah berharap ini akan diungkap.” Bukan karena rumit, namun sebenarnya kata Zulaikha, “Jelas tapi diburamkan.” Ini bukan berarti Zulaikha menyerah. Ia tetap menyerukan untuk “Menolak dilupakan! Segera tuntaskan! Bukan dikedaluwarsakan!”
Tulisan Zulaikha merupakan salah satu karya yang dipajang dalam pameran ‘Tribute to Udin’ di Lembaga Indonesia Prancis di Yogyakarta, yang berakhir pada 30 Agustus lalu.
Penyair Joko Pinurbo (Jokpin) juga menulis puisi yang dibacakannya saat melakukan ziarah di makam Udin sebelumnya. Puisi ‘Ziarah Udin’ tersebut antara lain mengatakan, “Kematian tak memisahkan kau dengan kami, sebab pada tinta yang melumuri tangan kami, masih menyala merahmu, masih tercium darahmu.”
Bentuk karya yang dipamerkan memang beragam yang bisa mewakili ekspresi atas kasus Udin. Selain puisi, ada kartun, fotografi dokumenter, fotografi seni, grafis, lukisan, dan sebagainya. Perspektifnya juga bermacam-macam namun dengan sikap yang sama, yakni melihat ketidakadilan dalam penanganan kasus ini. Yang antara lain terkait dengan tugas jurnalistik dan pengusutan oleh aparat.
Cukilan kayu Eri yang ciamik menorehkan dewi keadilan yang memegang pedang dan timbangan yang goyah dengan tangan dan tubuh yang dibelit tali yang terkait dengan alat perekam dan notes wartawan. Lukisan pamflet Paditya Wibby yang karikatural menggambarkan manekin berwajah babi dengan tangan kanan memegang palu dan tangan kiri memegang pundi rupiah. Di sekelilingnya ada sebuah tustel berlensa wajah Udin yang berlumur darah, timbangan hukum yang dicoret menyilang, serta tangan-tangan yang menggapai.
Toni Malakian lewat dua buah kartunnya mengritik kinerja polisi dalam mengusut kasus ini. Seorang polisi yang perut buncitnya menyembul keluar menarik seekor kambing berwarna hitam dengan leher dirantai. “Pembunuh Udin...,” katanya sambil meringis. Kartun lainnya menggambarkan dua orang polisi yang berjalan mengitari lingkaran dimana di tengahnya ada bekas mayat terbujur. Mereka fokus melihat kaca pembesar sementara bekas jejak-jejak kaki tampak keluar dari lingkaran itu.
Senada dengan itu, karya Nur Asyrof Muhammad hanyalah sebuah papan hitam besar dengan sebuah paku menancap di tengah. Di pangkal paku ada wajah Udin yang hanya bisa dilihat dengan kaca pembesar yang disediakan di dekatnya.
Karya Oscar Artunes dengan gaya ringan anak muda diberi judul ‘Sejak Aku Sekolah Dasar Hingga Aku Freelance Kasus Ini Belum Tuntas’. Ia membuat coretan wajah Udin di atas koran yang memberitakan penanganan kasus Udin.
Harapannya kasus Udin tidak ditutup karena dalih kedaluwarsa. Selain itu, agaknya kasus Udin akan terus diupayakan hidup dalam ingatan. Upaya mengingatkan dilakukan karena kasusnya tak kunjung tuntas. Bersamaan dengan upaya itu, terus bermunculan apresiasi terhadap Udin sebagai teladan atas keberanian menyuarakan kebenaran. Sebagaimana juga terhadap Munir dan Wiji Thukul, yang juga dimunculkan dalam pameran ini.
Naskah dan foto: Barata
Berita BUDAYABaca Juga
- 12-09-15
Pameran Perjuangan UU Keistimewaan Yogyakarta
Pameran Dokumentasi Keistimewaan DIY ini digelar pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2015 bertempat di pendopo Dinas Kebudayaan DIY. Pada pameran... more » - 11-09-15
Kirab Festival Kesenian Yogyakarta Seharusnya Bisa Lebih Beraneka Sagam
Meski jumlah peserta kirab banyak tapi secara keseluruhan ada kesan monoton. Penyebabnya karena sebagian besar peseta menampilkan kesenian serupa.... more » - 10-09-15
Denny Wirawan Mengangkat Transformasi Batik Kudus
Denny Wirawan dipilih karena konsistensinya dalam mengembangkan kekayaan budaya dengan wujud kekinian tanpa menghilangkan karakter sang perancang itu... more » - 10-09-15
Pameran Bukan Foto Biasa
Pameran bertajuk ‘Sehat Walafiat’ ini memang terkesan bukan pameran foto biasa. Butuh pemahaman lebih dan pemicu rasa lebih untuk menikmati foto-foto... more » - 08-09-15
Pameran Foto Nusa Bahari, Syukur Atas Kekayaan Laut
Berkabar melalui foto, itulah barangkali yang dilakukan para jurnalis foto kelompok Pewarta Foto Indonesia (PFI), dalam pameran foto bertajuk Nusa... more » - 07-09-15
Rekaman Kala Pelaut Australia Membantu Kemerdekaan RI
Dari pameran bertema “Black Armada Australia dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1945—1949”, bertempat di Benteng Vredeburg Yogyakarta, itu dapat... more » - 07-09-15
Mengusahakan Tenteram Damai Sejahtera
Dalam arti luas merti dusun dimaknai sebagai upacara syukur atas berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman yang telah dan akan selalu... more » - 05-09-15
Asmat, Kekayaan yang Masih Terpinggirkan
Sekitar 90 foto yang dipamerkan Satunama di Java Poetry, Sagan, Yogyakarta dengan tajuk ‘Mengeja Asmat’ ini banyak memancarkan keoptimisan. Wajah-... more » - 04-09-15
“The Warrior Daughter” Karya Happy Salma Tentang Seorang Desak Nyoman Suarti
Buku Biografi “The Warrior Daughter” menceritakan perjalanan hidup seorang Desak Nyoman Suarti, seniman sekaligus eksportir perhiasan perak yang... more » - 04-09-15
Sapuan Kuas yang Tak Boleh Salah oleh Sigit Santoso
Dengan sapuan kuas yang tidak boleh diulang, menjadi ciri khas Sigit pada pamerannya kali ini di Bentara Budaya Jakarta, Jln Palmerah Selatan No.7,... more »
Artikel Terbaru
- 14-09-15
Jagal Bilawa (2): Be
Dikarenakan Matswapati tidak segera menjawab, maka Bilawa mengulangi pertanyaannya, apakah engkau tidak yakin aku menang? Pada akhirnya Matswapati... more » - 14-09-15
Buku tentang Riwayat
Selain membahas tentang perkembangan tari, secara khusus buku ini membahas beberapa jenis tari. Yaitu beksan tunggal (seperti tari Golek gaya... more » - 14-09-15
Permata dalam Ingata
Dengan keasliannya ini, gedung Permata mudah memanggil memori orang-orang yang dulu rajin menonton film di sini. Rasanya tak salah pilih ketika... more » - 12-09-15
Naga Dina Minggu Kli
Jika tidak mau celaka, jangan menuju ke arah sang naga berada, karena ia akan mencelakai kamu. Minggu Kliwon, 13 September 2015, kalender Jawa... more » - 12-09-15
Gudeg pertama di Wij
Soal rasa, gudeg Bu Slamet sangat layak dipuji. Kental dan ‘medok’. Mulai dari gudeg, areh, krecek sampai telur pindang dan ayamnya, semuanya memikat... more » - 12-09-15
Pameran Perjuangan U
Pameran Dokumentasi Keistimewaan DIY ini digelar pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2015 bertempat di pendopo Dinas Kebudayaan DIY. Pada pameran... more » - 12-09-15
Denmas Bekel 12 Sept
Denmas Bekel 12 September 2015 more » - 11-09-15
Kisah Perjuangan Ten
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui nama-nama Tentara Pelajar tersebut, aksi-aksi yang dilakukan, serta suka duka yang dialami. Bahkan... more » - 11-09-15
Film Basiyo, Dokumen
Tokoh legendaris di dunia Dagelan Mataram ini telah berkontribusi sangat besar pada kehidupan dengan dunia kejenakaannya. Ia banyak mengisi kebuntuan... more » - 11-09-15
Kirab Festival Kesen
Meski jumlah peserta kirab banyak tapi secara keseluruhan ada kesan monoton. Penyebabnya karena sebagian besar peseta menampilkan kesenian serupa.... more »