Penyair Pekerja Migran Tampil Di Sastra Bulan Purnama

22 Oct 2015

Meski tinggal di Singapura, Melur Seruni aktif merespon kegiatan Sastra Bulan Purnama melalui Facebook. Apalagi Melur, melalui akun Facebook-nya, juga bergaul dengan komunitas Sastra Bulan Purnama.

Antologi puisi berjudul “Jejak Kelana” karya Melur Seruni, seorang pekerja migran di Singapura asal Magelang, akan dibacakan dalam acara Sastra Bulan Purnama edisi ke-49. Melur, demikian dia sering dipanggil, seorang penyair migran yang tidak letih menulis puisi dan menyajikan kisah menyangkut kehidupannya.

Meski tinggal di Singapura, Melur Seruni aktif merespon kegiatan Sastra Bulan Purnama melalui Facebook. Apalagi Melur, melalui akun Facebook-nya, juga bergaul dengan komunitas Sastra Bulan Purnama, sehingga meskipun tidak semua pernah saling bertemu fisik, tetapi dalam respon melalui Facebook terasa sangat akrab.

Sastra Bulan Purnama edisi ke-49, yang akan diselenggarakan Kamis, 29 Oktober 2015, pukul 19.30 di Amphytheater Tembi Rumah Budaya, salah satutnya akan melaunching antologi puisi “Jejak Kelana” karya Melur Seruni.

Puisi karya Melur Seruni, selain yang diterbitkan ini, juga dimuat dalam antologi bersama, misalnya “Cinta, Rindu dan Kematian” (2012), “Habis Gelap Terbitlah Sajak” (2012), “Puisi Menolak Korupsi” (2013), “Maharajan Hitam Putih” (Malaysia 2013), “Ikosas” (Malaysia 2014).

Melur Seruni pernah meraih juara 2 lomba menulis puisi Hari Kartini Home (Singapura 2014). Pengalaman hidupnya yang (terus) merantau di banyak daerah di Indonesia, termasuk pernah tinggal 1 tahun di Makassar memberi pengalaman batin yang kental sehingga mempengaruhi dalam proses menulis puisi.

“Jejak Kelana” yang dipakai sebagai judul antologi puisi ini merupakan salah satu judul puisi dari 75 puisi yang dimuat dalam antologi ini. Melalui puisinya ini, Melur ingin menyampaikan pengalamannya berkelana kepada publik. Melalui kalimat dalam puisinya ‘Sungguh aku telah melintasi samudra, melewati gunung dan angkasa luas’ seolah Melur ingin menunjukkan, bahwa ‘jejak kelana’-nya sudah sampai jauh.

Puisi Melur Seruni dalam antologi puisi “Jejak Kelana” memang terasa sederhana dan enak untuk dibaca. Tidak rumit dan tidak berbelit. Melur seperti sengaja menuliskan pengalaman hidupnya, dan selain itu Melur juga menulis puisi suasana, seperti misalnya ‘Dalam Malam’, ‘Pada Embun” dan puisi-puisi sejenis.

Berikut ini satu puisi yang ada dalam antologi puisi “Jejak Kelana”, yang berjudul “Dalam Malam.”

Dalam Malam

Seperti halnya air yang mencurah dari langit saat ini sayang, 
maka siramlah hamparan jiwaku dengan kasih sayangmu

Biar menjadi taman saujana yang indah, tempat kita 
bertanya menghabiskan senja.

Dan hujan memang telah berhenti, namun sejuknya 
merambah hujung senja 
suara keagungan akan segera merkumandang 
jadikan aku makmun kamu sayang 
kita bersama lebur dalam katamnya 

Kota Singa, 27022013

Melur Seruni seorang penyair pekerja migran yang akan launching antologi puisi di Sastra Bulan Purnama, foto: facebook Melur Seruni Cover antologi puisi “Jejak Kelana’ karya Melur Seruni, foto: dok Tembi SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 24-10-15

    Atien Kisam, Guru Si

    Ayahnya juga merupakan keturunan dari seniman Betawi tempo dulu Djiun, hasil perkawinannya dengan Mak’ Kinang yang berprofesi sebagai penari. Bisa... more »
  • 24-10-15

    Senin Pon Hari Tidak

    Penghitungan hari jenis ini disebut perhitungan Panca Suda, yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian. Senin Pon, 26 Oktober... more »
  • 24-10-15

    Sound of Nature=Soun

    Karya Jerry yang dibingkai dalam tema Sound of Nature=Sound of God ini banyak menggunakan ungkapan visual yang metaforik atau bahasa simbol. Dari... more »
  • 23-10-15

    Denmas Bekel 23 Okto

    Denmas Bekel 23 Oktober 2015 more »
  • 23-10-15

    SMP Mondial Semarang

    Mereka sama sekali belum pernah memainkan kesenian tradisional Jawa ini. Jadi wajar mereka terlihat begitu heran melihat banyaknya instrumen gamelan... more »
  • 23-10-15

    Kisah Perlawanan Pan

    Kurang lebih setengah dari buku ini membahas perlawanan Pangeran Mangkubumi terhadap Belanda, dan cara-cara Belanda mengatasi perlawanan tersebut.... more »
  • 22-10-15

    Penyerahan Hadiah Lo

    Lomba yang diikuti oleh 48 fotografer dengan jumlah karya sebanyak 175 foto ini akhirnya menghasilkan juara I-III, juara harapan I-III, 5 foto... more »
  • 22-10-15

    Penyair Pekerja Migr

    Meski tinggal di Singapura, Melur Seruni aktif merespon kegiatan Sastra Bulan Purnama melalui Facebook. Apalagi Melur, melalui akun Facebook-nya,... more »
  • 22-10-15

    Buku Pelajaran Temba

    Meski Jepang hanya menjajah tanah Indonesia selama kurang lebih tiga setengah tahun, pemerintah penjajah ini masih sempat mengurusi bidang pendidikan... more »
  • 21-10-15

    Slank Ingin Bawa Reo

    Jakarta menjadi kota ke-3 dalam rangkaian konser Slank 10 kota bertajuk ‘Reog & Roll’. Membawa konsep baru dalam konsernya, Slank menyuguhkan... more »