Kolaborasi Dua Generasi, Sapardi dan Dee

09 Oct 2015

Dalam rangkaian perayaan HUT Galeri Indonesia Kaya yang ke-2, menampilkan kolaborasi dua generasi dalam satu panggung yakni sastrawan kebanggaan Indonesia Sapardi Djoko Damono dan penulis yang juga penyanyi Dewi ‘Dee’ Lestari.

Dalam rangka menyambut HUT kedua Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2015, Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan berbagai pertunjukan dengan konsep kolaborasi dua generasi yang dimeriahkan oleh seniman-seniman dari berbagai bidang seni, seperti musik, tari, sastra, dan lainnya.

Semua pertunjukan dilaksanakan di Auditorium Galeri Indonesia Kaya setiap hari, kecuali Senin, mulai hari Sabtu 3 Oktober 2015 sampai dengan Sabtu 10 Oktober 2015. Salah satunya adalah pertunjukan bertajuk ‘Apresiasi Sastra’ yang berlangsung pada Rabu, 7 Oktober 2015, menampilkan sastrawan kawakan Sapardi Djoko Damono dan penulis yang juga penyanyi Dewi ‘Dee’ Lestari.

Dimulai pukul 19.00, Dee membuka pertunjukan dengan pembacaan dan musikalisasi puisi cerpen ‘Hanya Isyarat.’ Suara Dee melantun merdu diiringi dentingan piano Reza Gunawan, suaminya. Beberapa puisi dan cerpen dari bukunya 'Recto Verso' dan karyanya yang lain seperti 'Cicak di Dinding' dan 'Malaikat Juga Tahu' dibawakan dengan sangat apik oleh Dee.

Di tengah-tengah aksinya, pemilik nama lengkap Dewi Lestari Simangunsong ini mengungkapkan kekagumannya terhadap sang maestro sastra, Sapardi Djoko Damono. Ia bercerita sejak rajin menulis dan membuat karya-karya puisi tahun 1994, karya-karya Sapardi seperti mengubah segalanya. “Saat bikin puisi saya merasa nggak percaya diri karena tolak ukur saya saat itu Sapardi, sampai saat ini Sapardi adalah penulis yang saya kagumi,” ujarnya.

Setelah penampilan Dee, Sapardi naik ke atas panggung. Penampilan sederhananya mengenakan kemeja berbalut jaket coklat krem, tentu dengan topi khasnya. Karya-karyanya, ‘Tuan’, ‘Hujan Bulan Juni’, ‘Dalam Doaku’ juga ‘Aku Ingin’ dibawakan oleh Guru Besar Universitas Indonesia itu.

Ada satu puisi yang sempat membuat seisi ruangan tertawa. “Harap bersabar, kali ini saya akan membacakan puisi yang sangat panjang, katanya, “Tuan, Tuhan bukan? Tunggu sebentar saya sedang keluar.” Sapardi pun ikut tertawa, “Ya, cukup panjang kan puisinya”.

Sama seperti Dee yang menceritakan pertemuannya dengan Sapardi dan karya-karyanya, Sapardi pun menceritakan bagaimana awal mula ia mengenal Dee. “Saat itu ada seorang perempuan memberikan naskah buku pertamanya kepada saya. Dalam hati saya berkata, aduh siapa lagi ini mahasiswa yang kasih buku,” katanya. Maklum saja Sapardi seringkali dijadikan konsultan dadakan dan gratisan oleh murid-muridnya.

Setelah membaca karya Dee, Sapardi membatin, kok ada orang yang bisa menulis buku jauh lebih bagus dan keren daripada saya. “Dan di situlah perkenalan saya dengan Dee,” paparnya.

Pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit ini berjalan lancar dan sukses membuat auditorium Galeri Indonesia Kaya dipenuhi penonton. Tak hanya membacakan karya-karyanya Dee dan Sapardi juga berbagi cerita mengenai dunia seni sastra Indonesia.

“Senang sekali ini kami dapat mempersembahkan sebuah pertunjukan yang merupakan bentuk apresiasi terhadap seni sastra Indonesia. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Galeri Indonesia Kaya yang selalu memberikan ruang apresiasi bagi para seniman-seniman Indonesia. Saya berharap di tahun kedua ini, Galeri Indonesia Kaya semakin banyak lagi menyuguhkan ragam seni budaya Indonesia kepada masyarakat, agar masyarakat lebih tertarik mengenal dan mencintai seni budaya Indonesia,” ujar Sapardi Djoko Damono saat ditemui usai acara.

Natalia S
Foto: Image Dynamics

Kolaborasi Sapardi Djoko Damono dan Dewi ‘Dee’ Lestari, Dalam Apresiasi Sastra, Foto: Image Dynamics Kolaborasi Sapardi Djoko Damono dan Dewi ‘Dee’ Lestari, Dalam Apresiasi Sastra, Foto: Image Dynamics SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 10-10-15

    Wayang Topeng, Seni

    Kelompok Wayang Topeng Sekar Kedaton ini merupakan kelanjutan dari wayang topeng yang pernah dirintis oleh tokoh yang beranama Eyang Mlayakusuma pada... more »
  • 10-10-15

    Kamis Paing Termasuk

    Menurut kitab Primbon Betaljemur Adammakna, pada bulan Besar dan Sura ‘naga tahun’ berada di utara. Naga Jatingarang pada bulan Besar berada di utara... more »
  • 10-10-15

    Bilawa (4): Melumat

    Lagi-lagi Bilawa berhasil menancapkan kuku pancanaka, kali ini di lambung Rajamala, sehingga rebah bersimbah darah di arena. Bilawa membiarkan para... more »
  • 10-10-15

    Pameran Batik Pering

    Karya-karya batik yang ditampilkan pada pameran batik kali ini spesial batik-batik khas Yogyakarta, baik menampilkan motif klasik maupun motif... more »
  • 09-10-15

    Suasana Sedih Menung

    Dua orang tua lelaki perempuan, yang usianya sudah 200 tahun, sedang berbincang-bincang dalam suasana sedih sambil menunggu kereta kencana yang akan... more »
  • 09-10-15

    Kolaborasi Dua Gener

    Dalam rangkaian perayaan HUT Galeri Indonesia Kaya yang ke-2, menampilkan kolaborasi dua generasi dalam satu panggung yakni sastrawan kebanggaan... more »
  • 09-10-15

    Bubur Kepiting Hokie

    Agar tetap mendapatkan kualitas kepiting yang terbaik, sampai sekarang kepiting didatangkan langsung dari Tarakan, Kalimantan Utara. Rasa khas... more »
  • 09-10-15

    Reuni Swara Ratan Ya

    Swara Ratan, grup musik unik yang pernah berkibar tahun 1980-an hingga awal 2000-an di Yogyakarta, melakukan reuni pementasan di Taman Budaya... more »
  • 08-10-15

    Memutar Waktu Ke Mas

    Kampung Ambon, Jakarta Timur, konon berasal dari kata Kumpi Ambon, yakni sebuah kuburan tua orang-orang Ambon yang dahulu bekerja pada Belanda. Pasar... more »
  • 08-10-15

    Jalan Remang Kesaksi

    Sastra Bulan Purnama edisi ke-48, yang genap 4 tahun diisi pembacaan puisi bukan hanya oleh para penyair, tetapi juga menampilkan para tokoh, yang... more »