Pelajar SD BIAS Klaten Belajar Jadi MC Juga

Author:editorTembi / Date:06-05-2014 / Tembi dipilih sebagai sasaran untuk tempat belajar kebudayaan Jawa karena Tembi relatif siap setiap saat untuk penyelenggaraan kegiatan itu.

Belajar macapat ternyata tidak mudah, difoto: Kamis, 24 April 2014, foto: a. barata
Belajar macapat

“Jebule rodok angel…. (Ternyata agak sulit….),” demikian komentar Ardhan, salah satu siswa SD Bina Anak Sholeh (BIAS) Klaten, Jawa Tengah, usai mengikuti latihan karawitan di  Tembi Rumah Budaya. Acara itu mereka lakukan pada hari Rabu, 23 April 2014.

Ketika baru saja sampai di Pendapa Yudanegaran,  Tembi, mereka sudah merasa penasaran untuk dapat segera menabuh gamelan. Oleh karena itu mereka pun dengan serta merta menabuh gamelan seturut kehendak mereka. Alhasil, bunyinya tidak karuan. Begitu dilatih untuk main gamelan bersama, mereka baru mengerti dimana letak kesulitannya. Itulah proses pembelajaran.

Mencoba konsentrasi belajar tari, difoto: Kamis, 24 April 2014, foto: a. barata
Mencoba konsentrasi belajar tari

Pada saat mereka mengikuti pengenalan master of ceremony (MC) Jawa, mereka juga merasakan dimana kesulitannya. Untuk membaca teks berbahasa Jawa pun hampir semua dari mereka merasa kesulitan. Pada saat mereka mengikuti pengenalan master of ceremony (MC) Jawa, mereka juga merasakan dimana kesulitannya. Untuk membaca teks berbahasa Jawa pun hampir semua dari mereka merasa kesulitan.

Macapatan pun bagi mereka juga terlihat sulit. Di samping notasinya memang tidak familiar bagi mereka, wujud tembang pun relatif tidak mereka kenal kecuali Pocung yang telah umum dikenal luas di masyarakat, misalnya dengan syair: bapak pocung cangkemu marep mandhuwur, sabamu ing sendhang, pencokanmu lambung kering, (bapak pocung mulutmu menghadap ke atas, tempatmu bermain di sendang/telaga, bertenggermu di pinggang kiri….).

3.	(“Sapa sing bisa maca Jawa ?” Tanya pemandu dalam kursus MC Jawa, difoto: Kamis, 24 April 2014, foto: a. barata
Kursus MC Jawa

Kursus tari pun ternyata juga dirasakan tidak mudah. Namun ketidakmudahan itu justru merupakan tantangan karena memang tidak ada yang mudah dengan awal proses belajar. Apa pun itu.

SD BIAS Klaten memang berkeinginan untuk lebih melengkapi informasi dan pengetahuan mereka tentang kebudayaan, khususnya kebudayaan Jawa. Bahasa pengantar di kelas mereka yang juga menggunakan bahasa Jawa merupakan bagian dari hal tersebut. Belajar kebudayaan di luar kelas dan dalam hal ini di  Tembi, juga merupakan rangkaian dari semuanya itu.

4.	(“Jebule rodok angel !” komentar anak SD BIAS Klaten ketika dilatih bermain gamelan, difoto: Kamis, 24 April 2014, foto: a. barata
Dilatih bermain gamelan

Tembi dipilih sebagai sasaran untuk tempat belajar kebudayaan Jawa karena  Tembi relatif siap setiap saat untuk penyelenggaraan kegiatan itu.

Belajar adalah kata kerja yang menunjukkan sebuah proses atau perjalanan dari aktivitas untuk memperoleh sesuatu yang mengayakan batin atau otak. Apa yang dilakukan SD BIAS Klaten adalah bagian dari itu. Rekaman pengetahuan yang mereka peroleh di  Tembi dan pengendapannya dalam memori mereka jelas akan berguna bagi mereka, kini dan kelak.

A. Sartono 
foto: A Barata

Kunjungan

Latest News

  • 09-05-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Tataran tutur bahasa Jawa saat ini lebih ringkas, hanya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: bahasa Ngoko-lugu, bahasa Ngoko-halus, bahasa Krama-limrah (... more »
  • 09-05-14

    Pager Piring, Pamera

    Pameran seni rupa tersebut berusaha untuk merespon dan mengaktualisasikan gagasan pager piring yang merupakan buah pemikiran Romo Mangun. Pager... more »
  • 09-05-14

    Bakdi Sumanto Meliha

    Bakdi Sumanto memfokuskan pada karya sastra Romo Mangun dengan “melacak” empat novel yaitu ‘Burung-Burung Manyar’, ‘Romo Rahardi’, ‘Trilogi Roro... more »
  • 08-05-14

    Ngudia Amrih Ditiru

    Pepatah ini ingin menekankan tentang pentingnya berpikir cerdas dan kreatif serta penuh inisiatif positif. Peniru atau pengambil gagasan atau ilmu... more »
  • 08-05-14

    Menyentuh Bunyi Bers

    Evelyn bertumbuh menjadi perkusionis handal. Kemampuannya yang kuat dalam merasakan getaran membuatnya menjadi musisi yang sangat sensitif dengan... more »
  • 07-05-14

    Jalan Mayor Suryotom

    Nama Loji Kecil Wetan diambilkan dari nama kampung Loji Kecil, yang di masa lalu merupakan pemukiman orang-orang Belanda. Lokasi kampung ini berada... more »
  • 07-05-14

    Geger Pecinan di Bat

    Geger Pacinan merupakan salah satu catatan sejarah kelam. Perang yang meletus di Batavia tersebut bermula dari kekhawatiran pemerintah Belanda... more »
  • 06-05-14

    Mengenang 15 Tahun K

    Romo Mangun sudah 15 tahun yang lalu meninggalkan kita, tetapi karya-karyanya masih terus bisa dinikmati dan dikunjungi. Selain menghasilkan banyak... more »
  • 06-05-14

    Pelajar SD BIAS Klat

    Tembi dipilih sebagai sasaran untuk tempat belajar kebudayaan Jawa karena Tembi relatif siap setiap saat untuk penyelenggaraan kegiatan itu.... more »
  • 06-05-14

    Perkampungan Nelayan

    Semak di kanan kiri sungai atau muara tersebut menjadi petunjuk bahwa tanah di sekitar tempat itu masih cukup baik untuk pertumbuhan tanaman.... more »