Tembi

Yogyakarta-yogyamu»MENDONG JENIS TANAMAN KHAS DARI MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA

09 Jun 2010 10:28:00

Yogyamu

MENDONG JENIS TANAMAN KHAS
DARI MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA

Jika kita berjalan-jalan di wilayah Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakartamaka selain mata kita akan disuguhi pemandangan alam berupa hamparan sawah dan perkampungan yang relative belum padat, kita juga akan disuguhi hamparan tanaman mendong (Fimbristylis Globulosa). Tanaman ini sepintas kilas (lebih-lebih jika dilihat dari jauh) akan tampak sama seperti tanaman padi. Lebih-lebih tanaman ini umumnya juga ditanam di sawah berdampingan dengan tanaman padi. Selain itu jenis tanaman ini juga memiliki ketinggian yang nyaris sama dengan padi, yakni antara 70-100 Cm. Keduanya termasuk tanaman jenis rumput-rumputan dengan syarat hidup yang juga nyaris sama.

Di wilayah Kecamatan Minggir jenis tanaman ini akan dapat dengan mudah ditemukan di Dusun Kisik, Plumbon, dan Minggir. Jenis tanaman ini telah sejak lama menjadi salah satu mata pencaharian penduduk setempat. Pada masa lalu jenis tanaman ini dibutuhkan banyak orang untuk pembuatan (produksi) tikar. Maklum, di masa lalu tikar menjadi kebutuhan yang cukup pokok bagi banyak orang. Pertemuan yang melibatkan banyak orang sering membutuhkan keberadaan tikar untuk alas duduk secara lesehan.

Ditemukannya plastik yang ternyata sanggup menggantikan hampir semua peran alat-alat/benda yang terbuat dari bahan alami secara pelan namun pasti sanggup menggeser peranan mendong. Tikar plastik secara faktual telah menggulung sekian banyak perajin tikar mendong. Menggusur petani mendong.

Mendong sebenarnya boleh dikatakan menjadi salah satu ciri khas Minggir karena jenis tanaman ini nyaris tidak bisa ditemukan di tempat lain di saentero Propinsi DIY. Banyak petani mendong di Minggir menggantungkan hidupnya dari tanaman ini. Sekalipun kini perannya nyaris tergantikan oleh plastik, namun masih cukup banyak juga orang yang menyukai tanaman mendong untuk bahan berbagai kerajinan dan bukan lagi semata-mata untuk bahan pembuatan tikar.

Kini mendong-mendong produksi Minggir banyak yang dijual ke luar daerah khususnya di Tasikmalaya karena kebutuhan mendong di Yogyakarta tidak setinggi masa lalu. Sementara kebutuhan mendong di Tasikmalaya masih cukup tinggi sebagai bahan baku kerajinan. Di sana kecuali digunakan untuk bahan pembuatan tikar juga digunakan untuk pembuatan tas, peci, sandal, dompet, dan sebagainya. Umumnya barang-barang kerajinan dari mendong di Tasikmalaya ini sebagian besar produknya dipasarkan di mancanegara.

Untuk saat ini harga (Mei-Juni 2010) mendong sedang mencapai titik terendah, yakni sekitar Rp 800,00 per kilo mendong kering. Bila harga sedang bagus, harga mendong bisa mencapai Rp 2.500,00 per kilonya. Jika harga sedang bagus, pertanian mendong dirasakan lebih menguntungkan daripada bertani padi karena pengelolaan tanaman mendong tidak serewel tanaman padi.

Hampir sama seperti bambu dan pisang, tanaman mendong dikembangbiakkan melalui rumpunnya. Masa panen mendong juga tidak jauh berbeda dengan tanaman padi, yakni sekitar 3,5-4 bulan. Tanaman mendong relatif lebih tahan hama dibandingkan tanaman padi.

Mendong yang menjadi salah satui ciri khas daerah Minggir sejak lama ini tidak diketahui akan bertahan sampai kapan mengingat serbuan plastik demikian gencar dan sudah tidak terbendung lagi.

a. sartono




Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta