Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PENGHIJAUAN KOTA JOGJA MULAI MENAMPAKKAN HASILNYA

28 Apr 2010 09:54:00

Yogyamu

PENGHIJAUAN KOTA JOGJA MULAI MENAMPAKKAN HASILNYA

Jogja tidak lagi sejuk seperti beberapa puluh tahun lampau. Hawa panas di kota ini nyaris sama dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya. Orang Jogja sudah biasa merasakan kegerahan di tengah kotanya. Kondisi semacam ini diperparah dengan semakin berjibunnya jumlah kendaraan bermesin baik berupa sepeda motor maupun mobil. Semburan asap knalpot berandil teramat sangat besar bagi hawa panas, kegerahan, dan kekotoran udara di kota Jogja.

Pemkot Jogja berusaha keras meminimalisasikan kondisi buruk ini, salah satu caranya dengan menanam tanaman perindang di berbagai tempat. Salah satu tempat yang disasar adalah perempatan-perempatan besar dengan tingkat kepadatan yang luar biasa. Tempat-tempat itu antara lain perempatan Gondomanan (timur Taman Pintar), perempatan Jambu (sudut utara Toko Progo), perempatan Pingit, sepanjang Jalan Mayor Suryotomo, dan lain-lain. Pada tempat-tempat itu ditanamlah pohon perindang jenis angsana (ptherocarphus indicus). Kini usaha penanaman pohon perindang itu telah mulai menampakkan hasilnya.

Daun dan cabang pohon-pohon angsana itu mulai bertumbuhan dengan subur. Hal ini tentu tidak lepas dari kinerja para penyiram tanaman di Jogja. Faktor curah hujan yang cukup tinggi juga cukup membantu proses pertumbuhan pohon-pohon itu. Meskipun masih belum sangat lebat pertumbuhannya, kerimbunan dedaunan dari pohon-pohon itu mulai bisa memberikan keteduhan sekalipun jauh dari maksimal. Kehijauan daun dari tanaman-tanaman tersebut juga memberikan pemandangan lain. Setidaknya mampu memberikan pemandangan kesejukan pada mata para pengendara kendaraan yang lelah memandang tembok dan aspal di sepanjang perjalanan mereka.

Meskipun belum optimal, pepohonan itu tentu juga telah mulai memberikan jasanya dengan mensuplai oksigen sekaligus menyerap polutan (Co2). Jika tanaman-tanaman tersebut kelak mulai rimbun atau lebat daun dan rantingnya, tentu manfaatnya akan semakin terasakan. Para pengendara kendaraan tidak akan lagi terlalu tersiksa oleh panas ketika sedang menunggu lampu merah menuju lampu hijau atau sebaliknya.

Menurut berbagai sumber tanaman angsana mampu menyerap polutan sebanyak 70 prosen. Akan tetapi tanaman jenis ini memiliki beberapa kekurangan yakni batang atau kayunya relatif mudah patah sekalipun cukup bagus digunakan sebagai bahan mebel. Tanaman ini juga relatif kurang menarik perhatian burung. Daun angsana juga relatif mudah gugur.

Persoalannya sekarang, apakah program penghijauan tengah kota ini akan terus berlanjut. Tidak bisa dipungkiri bahwa program semacam itu lahir dari pengendali dan peletak kebijaksanaan yang ada di pemerintahan (kota). Jika para peletak dan pengendali kebijaksanaan ini tidak menjabat lagi, apakah program semacam ini akan berlanjut ? Sebab seperti sudah menjadi kebiasaan bahwa pejabat baru umumnya juga memiliki gagasan atau rencana-rencana baru yang belum tentu selaras dengan kebijakan, program, atau rencana lama.

Akan tetapi apa yang telah dilakukan di Jogja dengan menghutankan kota Jogja tampaknya memang merupakan program yang sangat bermanfaat bagi kenyamanan dan kesehatan lingkungan. Sudah semestinya hal demikian mendapat dukungan banyak pihak. Lebih-lebih apa yang dilakukan itu bermanfaat bagi sebanyak-banyak orang yang tinggal atau hadir di Jogja.

a. sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta