Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PENATAAN KAWASAN PANTAI PARANGTRITIS

24 Mar 2010 11:25:00

Yogyamu

PENATAAN KAWASAN PANTAI PARANGTRITIS

Tidak bisa dipungkiri bahwa pantai selatan Yogyakarta yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Bantul menjadi objek andalan bagi pemasukan pendapatan Pemkab Bantul. Pantai Parangtritis masih menjadi primadona di antara semua pantai di Bantul.

Pantai Parangtritis yang bisa dikatakan tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan ini pada akhirnya menyedot banyak orang untuk mengais rejeki di tempat ini. Bangunan permanen atau semi permanen bertumbuhan di lokasi ini. Oleh karena memang tanpa planning atau perencanaan jangka panjang, bangunan-bangunan tersebut bertumbuhan seperti tanpa kendali. Terkesan semaunya dan tampilannya sungguh kelihatan semrawut. Banyak bangunan yang berdiri di bibir pantai, bahkan jaraknya ada yang kurang dari 500 meter dengan bibir pantai. Hal ini tentu beresiko besar. Baik resiko terpaan angin kencang (badai), abrasi, bahkan tsunami.

Berkaitan dengan hal itu, Pemkab Bantul melakukan penataan di kawasan pantai ini. Tidak kurang dari 100 KK akan direlokasikan. Pemkab sendiri telah membangun 230-an los dan 30 kios. Meski belum semuanya ditempati, namun hal itu tidak menjadi persoalan yang mengkhawatirkan. Semua tinggal menunggu gilirannya.

Pada lokasi pantai ini juga telah dibangun jalan berkonblok memanjang dari barat ke timur. Bahkan jalan di Pantai Parangtritis ini disambungkan ke barat menyusur tepian Samudera Indonesia dan menghubungkan pantai-pantai seperti Pantai Parangendog di bagian paling timur, Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusuma, Museum Gumuk Pasir, bentang gumuk pasir, dan Pantai Depok. Hanya saja rentang jalan antara Parangkusuma – Depok tidak terbuat dari konblok melainkan aspal.

Jalan berkonblok yang memisahkan pantai dengan permukiman atau kompleks kios ini memudahkan pengendara kendaraan melintasi rentang pantai berpasir dari Parangtritis hingga Depok. Kecuali itu jalan ini juga memudahkan para penjual jasa bendi menjalankan kendaraan bendinya. Roda kendaraan tidak akan melesak lagi ke dalam pasir.

Kecuali penataan pemukiman dan pembuatan jalan, di kawasan pantai ini juga dibuatkan pot besar panjang. Pot panjang ini dibangun di sisi selatan jalan berkonblok. Pot-pot ini ditanami tanaman jenis cemara udang, palem, dan pandan. Hanya saja tidak semua tanaman yang ditanam di dalam pot-pot tersebut dapat tumbuh dengan baik. Tampaknya perawatan dan pengelolaan tanaman tersebut tidak mudah.

Jika tanaman-tanaman yang ditanam di dalam pot-pot itu dapat tumbuh dengan baik, maka kemungkinan besar kawasan pantai berpasir yang dikenal gersang dan panas ini akan menjadi lebih hijau dan memiliki kesejukan. Tanaman cemara udang dikenal cukup cocok dengan tanah berpasir. Demikian pula pandan berduri.

Beberapa puluh tahun yang lampau pantai-pantai di kawasan Bantul terkenal akan kerimbunan tanaman pandannya. Namun kini jenis tanaman ini kelihatan langka. Tanaman-tanaman pantai ini sebenarnya dapat menjadi pelindung bagi kerusakan pantai. Entah kerusakan akibat tiupan angin, abrasi, dan sebagainya sekaligus juga dapat menjadi penyejuk serta penyuplai oksigen.

Untuk melengkapi keinginan mandi di laut di kawasan Pantai Parangtritis juga dilengkapi fasiltas lain berupa kolam di pinggir pantai. Kolam-kolam ini difungsikan sebagai kolam renang dengan sistem sewa (bayar). Kolam-kolam semacam ini perlu dibuat mengingat hampir semua pengunjung pantai berkeinginan mandi di pantai. Hanya saja perlu diketahui bahwa Pantai Parangtritis dan pantai-pantai lain di kawasan Bantul merupakan pantai yang cukup berbahaya karena ombaknya besar serta terdapat beberapa cekungan (semacam palung) di pantai-pantai tersebut. Sudah ada begitu banyak korban tewas karena mandi di pantai-pantai tersebut. Kolam yang dibuat di pinggir pantai ini selain difungsikan untuk rekreasi juga difungsikan untuk mencegah jatuhnya korban karena mandi di laut (pantai).

Penataan pantai di kawasan Bantul masih akan terus dilakukan. Kesan kumuh dan mesum dari kawasan ini akan dihapuskan. Kesan gersang dan panas juga akan diubah menjadi kawasan yang cukup sejuk dan hijau tanpa meninggalkan kesan kekayaan gumuk pasirnya.

Sayangnya, kawasan pantai di Bantul khususnya di Parangtritis ini ada begitu banyak sampah. Sampah mungkin berasal dari pengunjung, warga setempat, atau berasal dari hanyutan sungai-sungai yang bermuara di Pantai Parangtritis. Alangkah menjadi lebih baik jika sampah di kawasan ini juga bisa diminimalisir.

Pantai Parangtritis yang dikenal sebagai Paris itu terus berbenah. Citra pantai berpasir dan berpandan tetap akan dikembalikan. Sayang, pantai yang identik dengan peyek jingking itu telah kehilangan jingkingnya. Anda yang mencari peyek jingking di pantai tersebut akan relatif sulit mendapatkannya.

a sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta