Nisfulail Dwi Puspita
Si Bintang Radio Ingin Seperti Celine Dion
Coba saja tantang dia untuk menyanyikan berbagai genre lagu, bahkan nembang layaknya seorang sinden pun, ia bisa. Gelar jawara dalam berbagai festival menyanyi sudah ia kantongi, termasuk golden tiket dari ajang Indonesian Idol. Yang terbaru, juara pertama ia raih di ajang Bintang Radio. Cita-citanya satu, ia ingin seperti sosok idolanya, Celine Dion.
Ninis Saat menyanyi
Setiap orang memang harus berproses untuk menjadi sesuatu, itu juga yang dialami dara manis kelahiran kelahiran 9 Februari 1992 ini. Sejak usia 8 tahun Nisfulail Dwi Puspita sudah mengenal musik lewat les keyboard yang diarahkan ayahnya. Sadar permainan keyboard anaknya belum ada perkembangan, ayahnya lantas mengarahkan Ninis, begitu sapaannya, untuk les vokal. “Kata ayah dari aku belum bisa jalan, sudah sering lihat aku nyanyi-nyanyi sendiri. Dari situlah ayah mulai mengarahkan aku ke musik,” paparnya saat dihubungi Oleh: Tembi.
Sampai usia 17 tahun, les vokal masih dijalani Ninis, dan tentunya sudah ada rentetan piala dipajang di rumahnya hasil dari berbagai kompetisi menyanyi yang ia ikuti. “Kalau ditanya ada berapa jumlah piala di rumahku, puluhan pastinya. Sejak masuk SMAN 1 Malang, prestasiku makin banyak, apalagi sejak kelas 1 aku sudah diarahin oleh dinas pendidikan kota Malang untuk ikut festival nyanyi”. Dari kelas 1 SMA itulah Ninis kemudian belajar nembang, karena sekolahnya mengarahkan dia untuk ambil musik tradisi.
Saat Mendapat Golden Ticket Indonesian Idol
Ilmu dan berbagai pengalaman dari mempelajari musik tradisi kemudian menghasilkan sebuah band bernama Psycoetnyc yang dibentuk tahun 2010. Band ini juga diciptakan dari ajang kompetisi musik yang dibuat oleh dinas pendidikan sewaktu Ninis SMA. Bersama Psycoetnyc, Ninis dan kawan-kawan berhasil menjadi Penampil Terfavorite di ajang Festival Musik Tembi 2012.
Tak cukup sampai disitu. Sebuah ajang kompetisi menyanyi yang diimpikan Ninis sejak kecil malah membuat torehan sejarah baru bagi dirinya. Indonesian Idol 2012 barusan berhasil membawa Ninis dari Yogyakartake Jakarta. “Aku dari kecil senang banget nonton Indonesian Idol, dan aku pernah bermimpi ada di ajang itu. Mimpiku terwujud meskipun hanya sampai 27 besar,” ujar mahasiswi Institut Seni Indonesia ini.
Harus puas dengan posisinya yang hanya sampai 20 besar, Ninis akhirnya pulang ke Yogyakarta. Ia mengaku sempat sedih dan tak semangat untuk kembali menyanyi, tapi teman-teman dan keluarganya terus men-support. “Yah paling tidak aku beruntung sempat dibimbing vokal sama mas Indra Aziz. Dan dari ajang ini aku belajar satu hal, bahwa Tuhan akan memberikan apapun yang aku inginkan ketika aku siap menerimanya”.
Saat Berpose Didepan Kampusnya ISI Jogjakarta
Doa Ninis terkabul. Sebuah ajang Bintang Radio, yang digelar Radio Republik Indonesia (RRI) sejak tahun 1951, memberikan ia kesempatan untuk kembali tampil dan menjadi pemenang utama. Ajang yang sudah melahirkan penyanyi-penyanyi sekelas Titiek Puspa dan Harvey Malaiholo ini akhirnya dimenangkan oleh Ninis sebagai perwakilan dari Yogyakarta.
Setelah menyisihkan 70 peserta dalam seleksi di Yogyakarta, di Medan Ninis berhasil menyisihkan 65 orang perwakilan dari seluruh Indonesia. “Waktu di Medan aku deg-degan banget, karena mereka yang datang mewakili kotanya suaranya bagus-bagus. Mana aku dapet urutan nomor satu, tapi aku tetap maksimal dan Alhamdulillah aku menang”.
Langkah Ninis semakin dekat untuk membuktikan ia bisa menjadi penyanyi yang berkualitas. Setelah menang di ajang Bintang Radio, ia mendapat kontrak selama 3 tahun bersama Nagaswara. Direncanakan awal tahun depan ia sudah mengeluarkan single.
Tantangan berikutnya menanti. Dalam waktu dekat ia harus berlaga di kontes Bintang Radio level ASEAN yang akan diadakan di Jayapura. Pesaingnya datang dari negeri-negeri tetangga, antara lain dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Dia pun percaya diri untuk maju.
Ninis bersama bandnya Pscyoetnyc
“Aku mau bisa menjadi penyanyi yang bermanfaat, bisa menginspirasi teman-teman yang juga punya suara bagus. Aku mau sehebat Celine Dion,” begitu tekadnya.
Temen nan yuk ..!
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Trinity Traveller Jalan-Jalan Keluar Negri Gratis(27/09)
- Astu Prasidya, Obsesi Animasi Anak Negeri.(24/09)
Ismail Basbeth, Membuat Film Itu Mudah(20/09) - Tarakardha, The First Laser Man in Asia(17/09)
- Kiki Kwintanada Bangga Bermusik Dengan Mantan Murid(14/09)
- Candy Satrio dan Tya Subiakto(10/09)
- Jalan Pulang Tak Ingin Populer(07/09)
- Dante Black, Memanusiakan Manusia Dengan Sulapnya(03/09)
- Mikha Tambayong Jadi Pengacara Sekaligus Penyanyi(31/08)
- Dion Idol Dari Supir Jadi Penyanyi(28/08)