Ki Hadjar Dewantara Dipenjara Bukan Karena Korupsi
Baju penjara sebagai koleksi museum itu bisa sebagai bukti bahwa Ki Hadjar Dewantara selama hidupnya memang benar-benar berjuang untuk bangsanya. Ia tidak pernah mementingkan kepentingan pribadi atau golongannya.
Baju penjara KHD semasa ditahan di Pekalongan Jawa Tengah
Semasa hidupnya Ki Hadjar Dewantara (KHD) berulang kali dipenjara oleh pemerintah Hindia Belanda bukan lantaran melakukan korupsi, tetapi karena dianggap menghina pemerintahan Belanda. Sangat jauh berbeda dengan banyak pejabat Indonesia di masa sekarang, yang mendekam di penjara karena kasus korupsi.
Pahlawan di bidang pendidikan itu berulang kali dibui oleh pemerintah Belanda. Bahkan ia pernah dibuang ke negeri Belanda, karena sebuah artikelnya yang menghina Belanda. Artikel tersebut berjudul “Als ik een Nederlaands”. Ia juga pernah dipenjara di Pekalongan Jawa Tengah, sekembalinya dari Belanda. Di penjara Pekalongan ini, KHD mendekam selama 3 bulan, mulai bulan Februari 1921. Baju penjara yang pernah dikenakan oleh KHD semasa dipenjara di Pekalongan itu masih tersimpan di Museum Kirti Griya Tamansari Tamansiswa Yogyakarta.
Surat pembebasan KHD dari penjara di Pekalongan
Baju penjara KHD itu dipamerkan di sebuah ruangan berdampingan dengan surat keputusan pelepasan dia dari penjara, yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam bahasa Belanda, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dalam surat keputusan itu, diketahui bahwa KHD selama di penjara tidak pernah disiksa, karena ia termasuk narapidana terpelajar. Bahkan ia diperbantukan di bagian administrasi, karena KHD pandai berbahasa Belanda. Selama di penjara, KHD mempunyai uang sebanyak 27,40 f (gulden) terdiri dari uang simpanan 25 f dan upah 2,40 f.
Patung KHD di kompleks Museum Tamansiswa Yogyakarta,
foto: Kihajartamansiswa.wordpress.com
Baju penjara sebagai koleksi museum itu bisa sebagai bukti bahwa KHD selama hidupnya memang benar-benar berjuang untuk bangsanya. Ia tidak pernah mementingkan kepentingan pribadi atau golongannya. Bahkan, ketika pendidikan Tamansiswa semasa pemerintahan Hindia Belanda pernah bangkrut, KHD menjual perabotan pribadinya untuk membiayai operasional sekolah. Masih adakah tokoh seperti itu di dunia sekarang di Indonesia?
Ki dan Nyi Hadjar Dewantara semasa muda
Ke museum yuk ..!
Suwandi
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Ada Juga Museum Bahari di Yogyakarta(09/01)
- Candi Kedulan Terpendam 7 Meter(22/12)
- Gema Perjuangan dalam Pameran Museum(08/12)
- Benteng Vredeburg, Awalnya untuk Memata-matai Kraton Kasultanan(24/11)
- Koleksi Museum Gembira Loka yang Semakin Menarik(10/11)
- Mengenang Jejak Perjuangan Diponegoro(20/10)
- Kagum terhadap Budaya di Tembi(06/10)
Pengunjung Kecelik Saat Museum Sasmitaloka Pangsar Jenderal Sudirman Yogyakarta Direnovasi(22/09) - Uniknya Mesin Cetak Peta Di Museum Peta Fakultas Geografi UGM(08/09)
- Stempel, Kartu Ucapan, Kartu Nama di Jogja Tahun 1930-an(14/08)