Koleksi Museum Gembira Loka yang Semakin Menarik

Andalan koleksi Museum Gembira Loka Yogyakarta berikutnya adalah taman ikan, amphibi, dan reptil. Di tempat ini, hampir semua area dibuat baru, mulai dari taman hingga penempatan setiap koleksi. Tidak aneh jika banyak terdapat vitrin kaca berukuran kecil hingga besar yang di dalamnya terdapat beraneka satwa hidup, mulai katak dari berbagai belahan dunia, kura-kura, beraneka ragam jenis ular dari yang kecil hingga besar

Biota laut di Museum Gembira Loka Yogyakarta, foto: suwandi Tembi
Seorang anak penasaran melihat koleksi biota laut
di lantai kaca Museum Gembira Loka Yogyakarta

Meski menggunakan istilah museum, tapi Museum Gembira Loka Yogyakarta tidaklah melulu berisi koleksi benda mati atau kuno. Museum Gembira Loka Yogyakarta justru lebih banyak berisi aneka flora maupun fauna yang hidup. Memang ada sebagian koleksi flora dan fauna yang telah diawetkan, yang kemudian diistilahkan menjadi koleksi museum.

Mayoritas masyarakat awam memang masih menganggap bahwa museum adalah tempat menyimpan benda mati dan kuno, yang dikunjungi sebatas sebagai arena tontonan yang menarik. Memang tidak salah pemahaman itu karena belum banyak masyarakat yang memahami definisi museum dengan baik.

Menurut definisi International Council of Museums (ICOM) museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha mengoleksi, mengonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Gembira Loka Yogyakarta termasuk salah satu di dalamnya.

Koleksi serangga Museum Gembira Loka Yogyakarta, foto: suwandi Tembi
Seorang pengunjung wanita tersenyum saat melihat gambar orang yang dikerumuni kecoak

Ada beberapa koleksi baru yang menjadi andalan Museum Gembira Loka Yogyakarta yaitu Laboratorium Pendidikan Alam (termasuk diorama flora dan fauna), taman ikan, taman amphibi, dan reptil. Koleksi flora dan fauna itu baru hadir sejak sekitar empat tahun terakhir. Di Laboratorium Pendidikan Alam ini, disajikan beraneka ragam koleksi flora dan fauna yang sudah diawetkan, termasuk biota laut dan aneka macam serangga.

Koleksi-koleksi itu terdapat di dinding tembok maupun di lantai dan disajikan per kelompok dalam vitrin kaca transparan yang enak dilihat. Masing-masing dilengkapi dengan lampu penerangan dan deskripsi lengkap. Ruangannya pun ber-AC sehingga membuat betah pengunjung. Letak Laboratorium Pendidikan Alam berada di sisi selatan pintu masuk.

Di samping area ini pengunjung juga bisa melihat beberapa koleksi hewan ternak termasuk ikan, ayam, kambing, dan sapi. Bahkan pengunjung boleh mempraktekkan memerah susu sapi ketika sedang ada kegiatan memerah susu. Susu yang sudah diperah juga bisa dibeli dan diminum di situ.

Andalan koleksi Museum Gembira Loka Yogyakarta berikutnya adalah taman ikan, amphibi, dan reptil. Di tempat ini, hampir semua area dibuat baru, mulai dari taman hingga penempatan setiap koleksi. Tidak aneh jika banyak terdapat vitrin kaca berukuran kecil hingga besar yang di dalamnya terdapat beraneka satwa hidup, mulai katak dari berbagai belahan dunia, kura-kura, beraneka ragam jenis ular dari yang kecil hingga besar, sampai beraneka jenis ikan dalam aquarium maupun kolam.

Koleksi taman reptil di Museum Gembira Loka, foto: suwandi Tembi
Para peserta senam Barahmus berlama-lama melihat koleksi reptil
di vitrin kaca dengan suasana yang teduh dan nyaman

Di tempat ini pula, setiap koleksi dilengkapi dengan deskripsi lengkap, mulai nama hewan hingga asal habitatnya. Tamannya pun dibuat teduh dan nyaman, sehingga pengunjung bisa betah dan berlama-lama menikmati setiap koleksi hewan hidup yang dipamerkan. Pengunjung juga bisa memegang dan berfoto dengan ular.

Sementara beberapa fauna lain masih ditempatkan pada area lama, seperti gajah, harimau, jerapah, kuda, onta, atau lainnya. Yang perlu dicermati, banyak koleksi fauna yang jumlahnya semakin berkurang dan sebagian justru tidak ada. Sepengetahuan Tembi, ketika melakukan liputan saat ada kegiatan Senam Bersama Barahmus (Badan Musyawarah Musea) DIY di Museum Gembira Loka Jumat , 19 Oktober 2012, tidak ditemukan jerapah, dan banteng. Sementara area taman burung sedang mengalami renovasi.

Perbaikan, penambahan, dan inovasi yang dilakukan Museum Gembira Loka itu tentulah dimaksudkan supaya kian banyak pengunjung yang datang. Maka tidak aneh, biarpun tiket masuk sekarang ini per orang Rp 20.000 (usia di atas 3 tahun), Gembira Loka menjadi salah satu tempat favorit kunjungan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Angka kunjungan ini menjadi bukti: rata-rata per bulan di tahun 2012 ini selalu di atas 80.000 orang, baik wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Senam Barahmus di Museum Gembira Loka, foto: suwandi Tembi
Senam Aerobik yang dilakukan oleh warga museum anggota Barahmus DIY
foto: suwandi Tembi

Ke museum yuk ..!

Suwandi

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta