Uniknya Mesin Cetak Peta
Di Museum Peta Fakultas Geografi UGM
Sepintas pengunjung yang masuk ke ruang Museum Peta Geografi UGM tidak akan percaya bahwa apa yang dilihat di depannya adalah mesin cetak peta. Namun setelah dilihat dan mendapat penjelasan dari pemandu museum setempat, pengunjung baru percaya bahwa yang di hadapannya itu adalah mesin cetak peta yang sudah termasuk konvensional. Terlihat sepintas, mesin cetak itu seperti mesin fotokopi yang besar, karena terlihat beberapa rol-rol atau gulungan di mesin itu. Itulah kesan dari warga museum yang tergabung dalam Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY saat melakukan kunjungan ke museum setempat dalam rangka kegiatan senam bersama di Museum Peta Geografi UGM dan Sawalan pada Jumat, 31 Agustus 2012 lalu.
Lebih lanjut pemandu museum menjelaskan bahwa mesin cetak peta itu dulunya bisa mencetak hingga 100 buah untuk satu gambar peta. Peta yang dicetak melalui beberapa tahapan cetak sesuai dengan warna-warna yang muncul dalam peta. Sebelum melewati pewarnaan, penggambaran peta juga sangat njlimet, sesuai dengan obyek peta yang ditonjolkan. Namun sekarang, di era digital, semua sudah lebih mudah dan praktis.
Beberapa koleksi lain yang dipajang di Museum Peta seperti beraneka macam foto jenis peta, alat-alat yang berkaitan dengan pembuatan peta, proses pembuatan peta, dan lain sebagainya. Sepintas memang Museum Peta belum layak disebut museum, karena ditilik dari bangunan dan keluasannya belum ideal. Namun menurut pemandu setempat, koleksi-koleksi yang ditempatkan di ruangan ini baru sementara, karena bangunan yang selayaknya baru dibangun. Sehingga koleksi yang ada baru ditempatkan pada bangunan sederhana.
Ternyata, Museum Peta telah diresmikan pada 31 Oktober 2008 lalu oleh Duta Besar India HE Mr. Biren. Museum ini berdiri atas inisiatif Dekan Fakultas Geografi waktu itu, yakni Prof. Dr. Suratman Worosuprojo, MSc. bersama beberapa rekan dosen lainnya di lingkungan Fakultas Geografi UGM. Hadirnya museum ini semakin melengkapi museum-museum yang berada di Barahmus DIY. Sementara itu sebelumnya Fakultas Geografi UGM bekerjasama dengan Bakosurtanal Pusat dan Kabupaten Bantul telah menghadirkan Museum Gumuk Pasir yang berada di Pesisir Pantai Selatan, Kabupaten Bantul DIY.
Sebelum mengunjungi Museum Peta Geografi UGM, para anggota museum Barahmus melakukan kegiatan senam bersama di fakultas setempat, bertempat di gedung yang sedang dibangun. Rencananya gedung Fakultas Geografi UGM ini akan dibangun 7 lantai. Demikian sambutan Suratman Worosuprojo Dekan Fakultas Geografi UGM sekaligus Kepala Museum Gumuk Pasir Yogyakarta saat senam akan berlangsung. Sambutan selamat datang juga disampaikan oleh Ketua Umum Barahmus, KRT Thomas Haryonagoro.
Usai senam dilanjutkan dengan Sawalan yang diisi dengan berjabat tangan antar seluruh warga Barahmus yang hadir pada senam bersama tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah. Hadir dalam acara senam bersama dan Sawalan adalah kepala-kepala museum se-DIY, para pengelola museum, Dinas Kebudayaan DIY, dan tamu undangan lainnya. Pada acara itu juga diinformasikan mengenai rencana Festival Museum 2012 yang akan diselenggarakan pada 23—28 September 2012. Festival Museum diisi dengan acara Karnaval Museum dan Pameran Museum. Karnaval Museum dengan rute Jalan Malioboro pada 23 September 2012 pukul 14.00—17.00 dan finish di Alun-Alun Utara Kraton Kasultanan Yogyakarta. Dilanjutkan dengan pembukaan Pameran Museum bertempat di Pagelaran Kraton Kasultanan Yogyakarta pada 23 September 2012 pukul 17.00 WIB. Festival Museum rencana akan dibuka oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Pameran Museum akan berlangsung hingga 28 September 2012.
Rencana senam bersama akan digelar lagi pada 21 September 2012 sebagai koordinasi terakhir sebelum dilakukan acara Festival Museum 2012. Acara senam bersama bulan September tersebut akan digelar di Museum Bahari Yogyakarta di Jalan ME. Martadinata atau Jalan Wates, sebelah barat perempatan Wirobrajan Yogyakarta. Diharapkan semua museum bisa hadir dalam acara tersebut.
Suwandi
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Tepung Umbi-Umbian Hadir di Festival Pendidikan (07/07)
- Turnamen Bulutangkis Antarmuseum 2012 Museum Monjali Yogyakarta(23/06)
- Orang Jawa 1855(19/06)
- Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi dan Senam Barahmus DIY(09/06)
- Bupati Jawa Pasca Perang Jawa Bupati Jawa Pasca Perang Jawa(05/06)
- Skets Pangeran Diponegoro ketika Sakit, 1830-an(22/05)
- Museum Sandi Yogyakarta Menggelar Wayang Kulit(19/05)
- Dolanan Anak Tradisional Akan Tinggal Kenangan(08/05)
- Mengenang Karya Affandi dan Senam Barahmus di Museum Affandi(05/05)
- Diorama Baru dengan Layar Sentuh Di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta(21/04)