Tembi

Makanyuk»SEGO KOYOR IBU PARMAN

27 Oct 2008 10:11:00

Makan yuk ..!

SEGO KOYOR IBU PARMAN

Koyor adalah otot, daging liat yang melekat di kaki sapi. Bagaimana organ tubuh yang keras ini bisa demikian empuk dan menjelma jadi makanan yang lezat? Inilah keistimewaan koyor Ibu Parman. Barangkali orang tidak menyangka jika di warung yang amat sederhana ini terdapat kuliner khas yang nikmat. Warung dengan dua bangku panjang di trotoar depan toko sparepart motor -- sebelah utara Pura Wisata dan Apotek 24, Jl Brigjen Katamso-- ini ternyata telah berusia 31 tahun.

Menurut Bu Lina, menantu Bu Parman, agar empuk koyor direbus selama tiga jam. Bersamanya juga direbus babat, menu andalan Bu Parman lainnya. Kemudian koyor dimasukkan ke dalam kuah bersantan yang pedas. Bu Lina menyebutnya sebagai kuah rendang. Sedangkan babatnya dibacem manis. Selain kedua jenis makananini, pengunjung dapat menikmati sayur jipang. Juga telur dadar pedas, baik yang disayur maupun yang tidak.

Bu Lina –sebagai generasi kedua-- berjualan bergantian dengan Bu Parman. Jika Bu Parman –yang usianya menginjak kepala tujuh-- berhalangan, maka Bu Lina menggantikan. Bedanya, Bu Lina membuka dan menutup warungnya lebih awal, yakni sekitar pukul 19.00 hingga kira-kira pukul 03.00 Sedangkan Bu Parman membuka warung sejak sekitar pukul 21.00 hingga kira-kira pukul 06.00. Dalam rentang waktu ini, Bu Lina biasa menghabiskan 10 kg koyor. Sedangkan Bu Parman menghabiskan lebih banyak, bahkan bisa 20 kg.

Warung ini memang jarang sepi. Beberapa kali Tembimampir di warung ini, termasuk pukul dua pagi, selalu ada pembeli yang mampir makan. Barangkali karena selain lezat, warung kuliner ini jarang ditemui. Bisa dikatakan, menurut Bu Lina, warungnya merupakan pelopor koyor di Yogya. Kini ada beberapa warung serupa tapi tidak banyak. Selain itu harganya pun tergolong murah. Sepiring nasi koyor dibandrol enam ribu rupiah.

Mengapa warung Bu Parman begitu sederhana? Sejak awal memang Bu Parman berjualan di trotoar, dan telah memiliki pelanggan. Jadi penampilan tak lagi penting, rasa dan harga sudah cukup. Ibu Lina mengisahkan bahwa sebelumnya warung mereka berada di depan BPR, seberang Bank Niaga. Setelah gedung BPR berganti pemilik, mereka diminta pindah. Untung pemilik toko Karya Harapan yang berada di sebelah BPR menawarkan lokasi di depan tokonya. Alasannya dengan bercanda, ketimbang menyewa satpam, lebih baik tokonya dijaga Bu Parman. Dan jadilah warung ini tetap berada di Jalan Katamso, jalan dengan sejumlah tempat makan yang lezat.

a. barata



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta