Nadine Chandrawinata
Ajak Cinta Lingkungan Lewat Sekolah Alam
Si cantik sekaligus penyandang gelar Putri Indonesia tahun 2005 ini belakangan sibuk dengan berbagai kegiatan diving dan travelling. Katanya birunya laut adalah gambaran tentang kehidupannya yang damai dan nyaman. Perjuangannya menyuarakan tentang lingkungan tak berhenti sampai menulis buku, dan film, sekolah alam adalah bidang pendidikan lingkungan yang menjadi fokus Nadine saat ini.
Nadine Chandrawinata Diving Di Peraiaran Pulau Samalona Makasar, foto: Dok Pribadi
Meski akhirnya terpilih menjadi Putri Indonesia tahun 2005, sempat ada kontroversi saat Nadine Chandrawinata yang mengatakan ‘Indonesia is a beautiful city’ pada saat penjurian. Namun kesalahannya tersebut tak menutup kelebihan lain dari dirinya. Lahir di Hannover, Jerman, Nadine dibesarkan oleh ibunya yang berkewarganegaraan Jerman. Jadi ia memang tak lancar berbahasa Inggris, namun fasih berbicara dalam bahasa Jerman.
Lepas dari kontoversi dan pembicaraan soal kesalahannya pada ajang pemilihan Putri Indonesia, Nadine makin menorehkan berbagai prestasi, khususnya di bidang pendidikan. Setelah selesai mengemban tugas sebagai Putri Indonesia, Nadine merambah dunia seniperan lewat beberapa judul filmnya, “Realita”, “Cinta dan Rock ‘n Roll”, “Generasi Biru”, “Mati Suri”, dan lainnya.
Rasa cintanya terhadap dunia seniperan, khususnya film, kemudian membawa dia menjadi produser dalam film The Mirror Never Lies. Sebuah film yang menceritakan tentang suku Bajo beserta budayanya dengan balutan keelokan daerah tersebut. Ini kali pertama Nadine menjadi produser. Hobinya travelling dan mengeksplor Wakatobi akhirnya berbuah ide mengangkat Wakatobi menjadi sebuah film.
Hobi travelling gadis kelahiran 8 Mei 1984 ini kemudian menjadi kegiatan yang diseriusi. Ia melakukan perjalanan ke berbagai penjuru negeri, bahkan dunia. Laut dan gunung menjadi tujuan kakak dari Marchel dan Mischa Chandrawinata ini. Banyak cerita seru dari perjalanannya, seperti tak mandi selama satu minggu saat pergi ke Gunung Everest, atau tidur di Stasiun Kolkata, beralaskan keramik kotor bonus nyamuk dan orang berlalu lalang.
Nadine Bersama Lawan Mainnya di Film Sagarmatha, foto: Sagarmathafilm
Berharap semua perjalanannya bisa berguna dan menjadi pengetahuan, Nadine menuangkannya dalam sebuah buku bertajuk ‘Nadrenalin’. Dari buku ini kita bisa melihat bagaimana keindahan alam dan tentunya bagaimana seorang Putri Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya. Buku ini adalah buku ketiga setelah Nadine meluncurkan dua buku yang lain, ‘Pantaskah Aku Mengeluh’, ‘Nadine, Labour Of Love’.
Kegiatan Nadine kini lebih banyak mengeksplor berbagai daerah di Tanah air. “Aku suka banget mencari hal baru dari berbagai kota yang aku kunjungi. Bertemu masyarakat setempat, dapat nasihat dari orang tua di sana, semua itu membuat aku merasa lebih hidup,” katanya saat ditemui Tembi.
Dari sekian banyak tempat yang pernah ia kunjungi, tempat favorite Nadine sampai saat ini tidak jauh dari laut, apalagi keindahan bawah laut yang selalu membuat ia terpesona dan jatuh cinta. “Tapi aku nggak mau semua yang aku lakukan ini selesai pada kegiatan travelling saja, ada visi misi yang aku bawa. Seperti contohnya aku membawa buku-bukuku untuk sekolah-sekolah, atau aku menjadi guru yang mendongeng tentang keindahan alam Indonesia dan mengajak masyarakat untuk menjaganya,” paparnya.
Sekolah alam, begitu Nadine menyebutnya. Bagaimana ia bekerjasama dengan masyarakat atau LSM setempat agar visi misinya mengenalkan dan menjaga kekayaan alam bisa terus berjalan. Sistem belajar di tepi pantai menjadi salah satu cara Nadine mendekatkan masyarakat dengan alam. “Aku mau mengajarkan kesederhanaan juga, bahwa belajar itu bisa dimana saja. Aku selalu berupaya kemana pun aku datang sekolah alam ini terus ada dan berkembang,” tambahnya.
Nadine Dalam Film Terbarunya Sagarmatha, foto: Sagarmathafilm
Yang terbaru dari Nadine dalam waktu dekat adalah buku keempatnya yang akan segera rilis, tentunya masih berhubungan dengan laut dan keindahan alam. Kali ini bahasanya dibuat sangat ringan dan sederhana karena ditujukan untuk anak-anak. Di dunia seniperan, film terbarunya akan segera rilis akhir November ini berjudul Samarghata. Sebuah film indie yang bercerita tentang petualangan dua sahabat yang ingin mewujudkan mimpinya ke Himalaya. Selain Nadine, sembilan kru juga menempuh perjalanan Yogyakarta-Kalkuta (India)-Kathmandu (Nepal) atau total hampir 7.000 km sejak Juli 2010 hingga September 2013.
Temen nan yuk ..!
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Arif Rahman Hakim, Akuntan Sekaligus Musisi(03/06)
- Demian Aditya, Dari Insinyur Jadi Pesulap(20/05)
- Komponis Makoto Nomura: Dari Komposisi Gamelan Hingga Isu Nuklir di Jepang(16/05)
- Pak Raden Lebih Suka Disebut Sebagai Seniman(14/05)
- Kak Seto Akan Hadirkan Kembali Si Komo(07/05)
- Rizaldi Siagian Si Provokator Musik Tradisi(27/04)
- Indra Perdana Sinaga Lyla Siap Jadi Produser(05/04)
- Parlin Burman Siburian Alias Pay Siap Luncurkan Album Baru BIP Dengan Sistem Distribusi Baru(21/03)
- Cornelia Agatha Jadi Anak Band(08/03)
- Jadi Model Sudah, Penyanyi Sudah, Artis Juga Sudah, Penulis Iya, Jadilah Happy Salma Sutradra(26/02)