Kak Seto Akan Hadirkan Kembali Si Komo

Prihatin dengan minimnya tontonan buatan dalam negeri yang menghibur sekaligus edukatif bagi anak-anak, Kak Seto berencana menghidupkan kembali serial Si Komo yang pernah begitu terkenal di kalangan anak-anak dulu. Ia akan mengemasnya kembali menjadi tontonan yang sesuai dengan zaman anak-anak sekarang.

Kak Seto Akan Hadirkan Kembali ‘Si Komo’
Kak Seto saat ditemui di Bentara Budaya Jakarta
Melihat Pameran Pak Raden, foto: Amanda

Tokoh si komo, binatang komodo yang dikenal sangat bijak dan baik hati, pada zamannya memang mendapat perhatian yang sangat besar, khususnya kalangan anak-anak. Tokoh ini, beserta kawannya antara si Belu (Bebek Lucu), Dompu (Domba Putih) dan Ulil (Ulat Kecil), muncul tiap hari dalam siaran TVRI di era dekade 1980-an.

Tentunya tokoh-tokoh ini tidak lepas dari sosok penciptanya, yakni Seto Mulyadi, pria yang belakangan dikenal sebagai psikolog anak dan pernah menjabat sebagai ketua Komisi Perlindungan Anak.

Lahir di Klaten, sosok yang akrab disapa Kak Seto ini hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Airlangga maupun Universitas Indonesia. Kedatangannya di Jakarta pun tidak pernah direncanakan ingin menjadi apa, tanpa bekal dan keahlian apapun. Sampai di Ibukota, Kak Seto memulai hidup dengan bekerja serabutan demi menyambung hidup.

Menjadi pengaduk semen, tukang batu, bahkan tukang parkir pernah dilalui saat ia awal tinggal di Jakarta. Sebuah acara anak di TVRI asuhan Ibu Kasur yang tak sengaja dilihatnya membuat hatinya tergerak untuk ambil bagian dari acara tersebut.

Singkat cerita, Seto Mulyadi berhasil bertemu dengan Pak Kasur dan menjadi asistennya tanpa dibayar. Sejak tahun 1970, pria kelahiran 28 Agustus 1951 ini mulai menekuni dunia anak-anak. Atas saran Pak Kasur juga ia meneruskan pendidikannnya, mengambil jurusan Psikologi.

Pak kasur memang menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam kariernya sampai sekarang. Seiring berjalannya waktu, Seto mulai mengenal tokoh-tokoh lain, salah satunya Drs Suyadi atau Pak Raden. Ia mengaku mendapatkan banyak inspirasi dari Pak Raden sampai akhirnya terciptalah karakter binatang komodo baik hati yang bernama Si Komo.

Kak Seto Akan Hadirkan Kembali ‘Si Komo’
Kak Seto Bersama Keluarga Tercinta, foto: dok pribadi

“Pertemuan saya pertama kali dengan Pak Raden, jauh sebelum ia dikenal dengan serial Si Unyil. Tahun 1978 waktu itu saya dundang ke Jepang bersama beberapa tokoh, termasuk Pak Suyadi. Di sana saya melihat beliau bernyanyi, pandai berdongeng, beliau sangat menginspirasi saya,” papar pendiri Yayasan Nakula Sadewa ini.

Saat ini, perlahan Kak Seto mulai meninggalkan pekerjaannya di Komnas Perlindungan Anak, dengan alasan, untuk diteruskan kepada yang lebih muda. Kegiatannya sebagai konsultan tentang anak-anak pun masih padat, juga mengurusi beberapa yayasan yang ia naungi.

Rencana besarnya yang sedang betul-betul menyita perhatiannya adalah menghidupkan kembali karakter boneka Si Komo yang sudah lama tersimpan rapih di lemarinya. “Operet si Komo sebetulnya masih muncul di kalangan anak-anak, tapi saya ingin serial si Komo kembali hadir di televisi seperti dulu. Dan bisa kembali disukai seperti halnya anak-anak menyukai Barney dan lainnya,” tutur ayah empat anak ini.

Sejauh ini usahannya adalah mendatangi beberapa stasiun televisi untuk menawarkan serial si Komo, mumpung pula sekarang komodo menjadi adalah salah satu dari 7 keajaiban di dunia. Respon dari televisi pun beragam, ada yang tertarik ada juga yang mengatakan akan dipikirkan dahulu.

Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, dan imajinatif. Itu juga yang sedang dilakukan Kak Seto, bersama si Komo. “Kalau sudah terealisasi nanti, beberapa cerita nanti akan dikemas sesuai perkembangan zaman, namun tidak menutup kemungkinan akan mengulang cerita yang sudah pernah ada,” harap Kak Seto.

Kak Seto Akan Hadirkan Kembali ‘Si Komo’
Kak Seto Bersama si Komo, foto: dok pribadi

PENDIDIKAN

  • SD Ngepos, Klaten, 1963

  • SMK, Klaten, 1966

  • SMA St. Louis, Surabaya, 1969

  • Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981

  • Program Magister Psikologi Universitas Indonesia, 1989

  • Program Doktoral Psikologi Universitas Indonesia, 1993

KARIER

  • Ketua Pelaksana Pembangunan Istana Anak-Anak Taman Mini Indonesia Indonesia, 1983

  • Pendiri dan Ketua Yayasan Mutiara Indonesia, 1982-sekarang

  • Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa, 1984-sekarang

  • Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta, 1994-1997

  • Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak

PENGHARGAAN

  • Men’s Obsession Award, 2006

  • The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef, 1989

  • Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI, 1987

  • The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International, 1987

  • Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, 1987

Temen nan yuk ..!

Natalia S.



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta