Tedy Nurmanto
Membuat Gitar dari Tanah Liat

Anak muda dari Jatiwangi, Majalengka, itu berhasil membuat inovasi alat musik dari genteng. Ia pun menerima penghargaan dari Kemenpora sebagai “Pemuda Berprestasi” terkait Hari Sumpah Pemuda, yang jatuh pada 28 Oktober 2012. Ia pengin alat musik keramiknya mendunia.

Tedy Nurmanto, kreator alat musik keramik, Jatiwangi, November 2012, foto: dokumentasi pribadi Tedy
Tedy bergaya di depan alat musik genteng

Selalu berupaya kreatif, begitulah salah satu sifat anak muda. Lihat saja hasil para pelajar SMK yang berhasil menciptakan mobil Esemka. Lihat juga Tedy Nurmanto. Selain jago bermain musik, ia tak henti berkreasi, sampai membuat inovasi berupa alat musik yang terbuat dari tanah liat atau genteng yang sudah sejak lama ia kerjakan bersama teman-temannya di Jatiwangi Art Factory (JAF).

Jatiwangi yang merupakan kecamatan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memang dikenal unggul dengan produk industri genteng atau atap rumah. Berawal dari sinilah, Tedy yang sudah sejak lama tinggal di Jatiwangi mulai memberikan ide-ide segarnya bersama kelompok musik di sana. Tedy memang senang musik sejak kecil. Ia pernah kursus musik di Purwacaraka demi bisa membaca notasi. Selebihnya ia belajar sendiri secara otodidak.

Ada banyak kelompok musik di komunitas JAF, antara lain Craftkustik, The Musical Earth, People Clay dan Hanyatera. Di semua grup musik ini Tedy bergabung. “Kami sudah pernah keliling kota, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan lainnya. Semua kelompok musik ini menggunakan alat musik berbahan genteng atau tanah liat,” papar Tedy saat ditemui Tembi di Jatiwangi.

People Clay adalah kelompok musik orkestra yang terdiri dari 60 anggota warga sekitar Jatiwangi, yang masing-masing memiliki tugas, vokal, gitar, biola, dan alat musik lainnya. Sementara Hanyatera berbentuk band yang memang dibuat untuk menarik minat generasi muda. “Setiap kelompok musik memang memiliki beragam konsep dan tujuan, persamaannya kami membawa alat musik yang terbuat dari keramik,” tutur Tedy.

Tedy Nurmanto, kreator alat musik keramik, Jatiwangi, November 2012, foto: dokumentasi pribadi Tedy
Tedy dengan gitar genteng

Hampir semua jenis alat musik coba diimitasi oleh Tedy dan teman-temannya. Ada alat musik pukul, tiup, petik, dan gesek. Tedy mengaku tidak mudah membuat hampir semua alat musik yang diinginkan, apalagi membuat biola atau gitar yang terbuat dari tanah liat. “Kesulitannya paling berat dibawa pas main, dan terkadang kami sulit mempresisikan gitar. Biasanya kita minta bantuan Muktimukti, musisi yang biasa memberikan masukan kepada kami,” jelas Tedy.

Sudah ada ratusan lagu yang diciptakan bersama kelompok musik keramiknya ini. Bahkan Hanyatera sudah beberapa kali tampil di Singapura dalam rangka pameran seni dan budaya membawakan karya-karya mereka. “Awalnya memang ada saja yang menganggap kami kurang kerjaan, atau bilang apaan sih ini iseng banget. Tapi kita tetap berusaha meyakinkan kalau musik dan karya kami memang baik dan layak diapresiasi,” kata pria yang memiliki basic musik perkusi ini.

Usaha dan kerja keras Tedy dan teman-temannya memang berbuah baik. Setelah menggelar konser di Taman Budaya Bandung, kelompok musik People Clay dinobatkan sebagai kelompok musik unggulan se-Jawa Barat. “Kita ke Bandung bawa truk untuk angkut orang dan alat musiknya, dan nggak nyangka dapat gelar unggulan. Bagi saya yang terpenting bukan itu, tetapi usaha warga Jatiwangi dan pertemuan-pertemuan kami dengan warga secara intens, bertukar pikiran dan pengalaman”.

Saat ini Tedy masih belajar dan terus merumuskan ide-ide segarnya dalam bidang musik. Pria kelahiran 15 Januari 1988 ini punya mimpi alat musik berbahan keramik ini bisa dikenal dan mendunia.

“Selama ini orang-orang hanya tahu ada alat musik dari kayu, bambu, metal, mudah-mudahan alat musik dari keramik ini bisa menjadi bagian dari jenis alat musik tersebut. Usaha kami memperkenalkan alat musik ini adalah masuk dalam tiap lini, lubang, celah musik di mana pun,” kata Tedy dengan nada yakin.

Tedy Nurmanto, kreator alat musik keramik, Jatiwangi, November 2012, foto: dokumentasi pribadi Tedy
Alat musik tanah liat ciptaan komunitas Jatiwangi Art Factory

Temen nan yuk ..!

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta