Tembi

Makanyuk»KOPI JOSS LIK MAN

22 Sep 2008 09:57:00

Makan yuk ..!

KOPI JOSS LIK MAN

Segelas kopi kental dicelupi arang panas membara. Inilah kopi joss, ciri khas angkringan Lik Man. Saat arang diambil dari anglo dengan capit bunga-bunga api memercik betebaran, dan cesss.. arang yang merah menyala dimasukkan ke dalam gelas kopi, ditekan sejenak, lalu dibiarkan mengambang, dan siap dihidangkan.

Angkringan yang berlokasi di Jalan Wongsodirjan, sebelah utara Stasiun Tugu memiliki menu serupa dengan banyak angkringan lainnya. Ada sego kucing isi oreg tempe seharga Rp 1.000, ada aneka gorengan dan jadah bakar Rp 500, ada sate kulit, usus dan kikil Rp 1.000, serta sate telur puyuh Rp 1.500. Yang khas adalah kopi joss itu seharga Rp 2.000. Kekhasan lain adalah bentuk angkringannya.

Jika semua angkringan di Yogya berbentuk gerobak beroda dua, maka angkringan Lik Man terdiri dari duakotak kayu yang dikaitkan dengan sebuah pikulan. Kotak kayu ini berfungsi sebagai meja. Yang satu berisi anglo dengan dua ceret di atasnya, yang lain tempat aneka makanan. Konon, angkringan dengan pikulan inilah yang justru merupakan angkringan asli. Sekarang tampaknya kita hanya bisa menemukan angkringan model seperti itu hanya di kawasan ini. Itu pun hanya dua, milik Lik Man dan pak Pardi.

Lik Man dan Pak Pardi masih bersaudara. Keduanya orang Klaten, daerah yang kerap dianggap sebagai asal angkringan. Ayah Lik Man juga pedagang angkringan yang berjualan di dalam stasiun Tugu pada tahun 1950-an. Pada tahun 1970-an Lik Man ikut membuka angkringan, kemudian mangkal permanen di Jalan Wongsodirjan ini. Pada awalnya jalan ini, yang merupakan kawasan perumahan PJKA, masih sepi karena belum menjadi jalan umum bagi kendaraan. Pembelinya juga masihterbatas orang-orang di sekitar stasiun, seperti tukang becak dan orang-orang yang bekerja di stasiun. Setelah jalan diaspal dan menjadi akses umum kendaraan, lambat laun mulai ramai. Apalagi setelah kopi jossnya “melegenda”. Jika dulu hanya berupa kursi-kursi panjang di sisi selatan jalan, kini disediakan tikar lesehan di sisi utara jalan. Pembelinya sekarang kebanyakan dari kalangan mahasiswa. Tahun ini tendanya juga dipercantik, berupa awning memanjang sekitar 12 meter.

Pembeli awal angkringan Lik Man salah satunya adalah masinis kereta. Suatu hari ia membeli kopi di angkringan ini dan mencemplungkan arang ke dalam gelasnya. Menurut sang masinis, ia sedang sakit perut, dan arang membara merupakan obat sakit perut yang ampuh. Inilah awal kopi joss Lik Man. Seperti dipromosikan Alex, adik ipar Lik Man, kopi joss bukan sekadar nikmat tetapi juga menyembuhkan sakit perut. Arang ini, menurut Buluk, yangmembantu Lik Man sejak 1970-an, juga direndam dalam air yang digunakan untuk minuman. Alasannya, arang bisa menetralisir aroma kaporit dalam air ledeng. Idealnya, kata Buluk, air yang digunakan adalah air sumur. Untuk minuman, rasa air sumur lebih enak daripada air ledeng.

Alex berjualan bergantian dengan saudara Lik Man lainnya --Kobar, menantu Lik Man, dan Semi, sepupu Lik Man-- setiap 15 hari sekali. Basisnya di kediaman Lik Man di daerah Sosrowijayan. Sedangkan angkringan Pak Pardi, sejak beliau meninggal, diteruskan anak-anaknya. Mereka berjualan sejak pukul 3 sore hingga 4 pagi.

Hasilnya lumayan. Menurut Buluk, asal Kulon Progo, dalam sehari angkringan Lik Man bisa menghabiskan 300-400 bungkus sego kucing. Makanan yang dijual adalah titipan sehingga Lik Man tidak kewalahan membuatnya. Gula yang dipakai sekitar 25 kg per hari. Arang yang diperlukan untuk memasak dan untuk kopi joss sekitar 50 kg seharinya. Penghasilan kotor sekitar Rp 1.000.000 hingga Rp 1.500.000 per hari.

Di sisi utara dinding kawasan stasiun Tugu ada kehidupan malam yang dalam bahasa gaul, “kagak ada matinye”. Kehidupan malam yang tidak glamour tapi bersahaja dan tenang. Tempat bersosialisasi dan berbincang, juga pacaran, sambil menikmati hidangan nikmat dan sederhana yang murah meriah.

a. barata



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta