Gamelan dari Keramik Karya Asep Nata

Rangkaian acara Festival Musik Keramik 2012 yang diadakan di Jatiwangi menghasilkan banyak kolaborasi dan ciptaan baru, salah satunya adalah gamelan keramik yang dibuat oleh Dosen Karawitan sekaligus ahli musikologi dari Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, Asep Nata. Bersama dua orang mahasiswanya, Opick dan Kegi, mereka merumuskan ide sekaligus membuat gamelan yang terbuat dari tanah liat.

Pembuatan gamelan keramik, karya Asep Nata, di Jatiwatingi, Foto : Natalia S
Keramik dikikis untuk mendapatkan nada yang pas

Proses pembuatan gamelan keramik tidak sebentar. Selain pengolahan konsep dan pemikiran yang cukup lama, Asep Nata bersama anak muridnya terus-menerus berupaya mewujudkannya supaya mendapat hasil yang sempurna.

Boleh dibilang, membuat gamelan adalah obsesi sang dosen yang sudah lama ingin diwujudkan. Sejak mengenal pembuatan gamelan di Solo, tahun 1996, Asep Nata yang dulu masih berkuliah di Universitas Sumatera Utara (USU) kemudian mencari gamelan lain yang unik. Di Bandung ia menemukan gamelan cemeng, yang artinya gamelan hitam. Unik karena gamelannya perunggu, tapi tidak dikupas, jadi warnanya hitam. Secara akustik, Asep suka dengan bunyi yang keluar dari gamelan cemeng.

Di kampus tempatnya mengajar, dulu belum memiliki gamelan, baru belakangan ini memiliki gamelan lengkap. Meski begitu, Asep dan anak muridnya terus mengolah ide-ide baru untuk mengembangkan gamelan jenis lain. Saat ini sudah ada gamelan yang dibuat dari limbah di kampusnya.

Pembuatan gamelan keramik, karya Asep Nata, di Jatiwatingi, Foto : Natalia S
Opick dan Kegi sedang mencari nada menggunakan alat tuning

“Kalau logam sudah pernah saya coba, bambu pun sudah. Kemudian bagaimana dengan litophone ya, alat musik dari batu. Karena terkendala mencari batu, saya menganggap keramik adalah batu, walaupun batu dalam arti sesungguhnya terjadi karena proses alam, keramik adalah olahan,” paparnya saat ditemui Tembi di Jatiwangi Art Factory (JAF) awal November 2012.

Limbah keramik yang ada di kampus Unpas pun mulai dikerjakan. Selama dua bulan Asep dan mahasiswanya bertukar pikiran, bergadang dan terus mencoba. Kemudian terciptalah gamelan yang terbuat dari keramik lantai. Proses pembuatannya tidak mudah. Beberapa kali mahasiswanya harus membeli mata bor karena permukaan keramik yang sangat keras menyebabkan mata bor patah.

Namun, gamelan keramik yang dibuat Asep di Jatiwangi dalam rangka kolaborasi dalam acara Festival Musik Keramik 2012, merupakan bentuk lagi dari gamelan yang dibuatnya di Unpas. Gamelan di kampus dibuatnya dari keramik lantai, sedangkan yang dibuatnya di Jatiwangi terbuat dari tanah liat. Yang tentunya juga melalui proses pembakaran dan lainnya. Tak hanya menyiapkan bilahan dari tanah liat, ia juga membuat resonator - tabung untuk memperkuat karakter suara yang ditimbulkan perangkat gamelan - dari tanah liat.

Pembuatan gamelan keramik, karya Asep Nata, di Jatiwatingi, Foto : Natalia S
Bilah keramik sudah siap dirangkai menjadi gamelan

Untuk membuat gamelan tanah liat ini Opick dan Kegi harus menipiskan bagian tengah dan memotong bagian atas dan bawah bilahan keramik demi mendapatkan nada yang pas, menggunakan alat bantu tuning. Setelah selesai dan mendapat nada yang lengkap, mereka mulai membuat resonator.

Resonator biasanya terbuat dari seng. Di sini mereka membuatnya dari tanah liat. Hasilnya suara yang dihasilkan memang berbeda jauh. Resonator dari seng menghasilkan suara yang keluar lebih panjang dan menggema karena pori-porinya padat. Sedangkan resonator dari tanah lebih pendek, karena porinya besar. Untuk mengatasi kelemahan itu, bagian dalam resonator tanah liat dilumuri dengan lilin, agar pori-porinya tertutup sehingga mendapat bunyi yang pas.

Gamelan keramik tanah liat selesai dibuat. Mereka pun memainkan alat musik tersebut dan berkolaborasi dengan warga Jatiwangi pada penutupan Festival Musik Keramik. Beberapa musisi yang datang dari luar negeri pun tak henti-hentinya terkagum-kagum dengan hasil yang dibuat Asep Nata dan timnya. Dengan bangga dan puas, ahli musikologi ini memperlihatkan dan memainkan gamelan keramiknya.

Pembuatan gamelan keramik, karya Asep Nata, di Jatiwatingi, Foto: Izzuddin JR
Asep Nata sedang memainkan gamelan keramiknya

Natalia S.



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta