'Tomat, Merica, Terong' Dari Karsu Donmez

Penampilan Karzu Donmez, warga Belanda keturunan Turki, yang ekspresif, baik saat menyanyi maupun memainkan piano, membuat penonton terpaku diam. Tak ada suara berisik yang keluar, pun bunyi handphone. Penonton bak tersihir.

Karsu Donmez, musisi jazz warga Belanda asal Turki memainkan piano sambil mendendangkan lagu, di Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta, Foto: Boen Mada
Dengan penuh ekspresi Karsu Donmez di Lembaga Indonesia Perancis,
di Yogyakarta mengalunkan lagu2 berirama jazz’

Karsu Donmez, seorang perempuan warga Belanda, keturunan Turki. Dia penyanyi sekaligus pianis, komposer, dan arranger serta penulis lirik. Usianya baru 21 tahun. Pada usia semuda itu ia sudah tampil di berbagai panggung jazz nasional dan internasional, antara lain North Sea Jazz Festival, Amsterdam Concertgebouw, hingga Carnegie Hall (New York)

Penampilan Karzu Donmez di Yogya, tepatnya di Lembaga Indonesia Perancis (LIP), Sabtu malam 3 November 2012, memukau penonton yang memenuhi auditorium LIP. Mengenakan pakaian warna merah, pada bagian punggung belakang agak terbuka, Karzu seperti menghipnotis hadirin melalui lagu demi lagu yang dialunkan.

Pertunjukan musik jazz ini diselenggrakan oleh Lembaga Kebudayaan Indonesia-Belanda ‘Karta Pustaka’, dengan mengambil tempat di LIP. Biasanya, Karta Pustaka menyelenggarakan musik klasik di auditorium Fakultas Kedokteran UGM. Selain itu, terkadang pertunjukan musik klasik atau jazz diselenggaran di Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Pendeknya, Karta Pustaka ‘mendekati’ publik penonton dari kalangan anak muda dengan menyuguhkan musik bermutu.

Penampilan Karzu Donmez, yang ekspresif, baik saat menyanyi maupun memainkan piano, membuat penonton terpaku diam. Tak ada suara berisik yang keluar, pun bunyi handphone. Penonton bak tersihir.

Tepuk tangan selalu mengiringi setiap satu lagu usai dinyanyikan. Dan setiap mendengar tepukan penonton, Karzu berikut pemain bandnya, yang terdiri Sebastian Cornelissen (drum), Orville Breeveld (gitar), Dave Breidenbach (bass) dan Catalin Milea (alat musik tiup: seruling, saxophone, flute dan kaval:sejenis seruling asal Rumania), juga kian bersemangat.

2.	Karsu Donmez, menyanyikan satu lagu bersama group musik pengiringnya di Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta. Foto: Boen Mada
Menyanyikan satu judul lagu yang diterjemahkan menjadi tomat, merica dan terong

Variasi dari penampilan Karsu, yang ulang alik antara menyanyi dan bermain piano, dan hanya menyanyi tanpa menyentuh tuts-tuts piano, memberikan suasana tersendiri pada pertunjukan musik jazz. Ruang auditorium tanpa kursi. Para penonton duduk lesehan di atas karpet dan Karzu di atas panggung selalu tersenyum, dan sesekali mengucapkan kata terima kasih dengan intonasi yang lucu, karena dia tidak bisa berbahasa Indonesia, sehingga membuat hadirin tertawa. Dan terlihat, Karsu tampak senang.

Mungkin, untuk mengajak berkomunikasi secara akrab, Karsu meminta teman-temannya yang bemain alat musik mengajak mengucapkan satu kata dengan bahasa Indonesia. Penabuh drum mengucapkan kata ‘Yogya Istimewa’. Pemetik gitar mengatakan aku cinta padamu. Pemain bas, agak kebingungan dan akhirnya bilang I love you, dan pemain alat musik tiup kesulitan mengatakan sesuatu karena catatannya terjatuh di panggung di bawah kakinya. Tentu, ulah yang dilakukan Karsu dan kawan-kawannya membuat hadirin tertawa senang.

Ada satu lagu yang menarik, dan merupakan lagu penutup, menggunakan bahasa Turki, tetapi lafalnya menyerupai kata Indonesia yang menyebut nama sayuran: tomat, mrica, terong. Maka, kata-kata itulah yang ‘diucapkan’ oleh Karsu dalam lagunya dan dia meminta hadirin untuk menyanyi bersama.

“Tomat, merica, terong bukan plesetan dari judul lagu, tetapi memang terjemahan dari judul lagu yang menggunakan bahasa Turki, tetapi saya tidak hafal judul lagunya,” kata Anggi Minarni, Direktur Karta Pustaka.

Pertunjukan musik jazz dari Karsu Donmez, selama 1 jam 15 menit, dengan membawakan 14 lagu, masing-masing berjudul ‘Play My String’, ‘Confession’, ‘Gesi Baglari (Bahasa Turki)’, ‘Mona’, ‘Summer Breeze’, ‘Cok Uzklarada’, ‘Crime’, ‘Back In Town’, ‘I Might Be’, “Sitem (Bahasa Turki)’, ‘Whatever Lola Want’s’, ‘Karsucat’, ‘Seven Day Fool’, dan ‘Domates Biber’.

Sembari bermain piano, Karsu Donmez di Lembaga Indonesia Perancis, Yogyakarta Foto: Boen Mada
Penampilan Karsu Donmez bersama dengan group musiknya
yang menggunakan baju batik memikat pecinta jazz Yogya

Sampai pertunjukan usai, penonton masih rela tidak beranjak dari duduk lesehan. Karsu sepertinya telah memberikan pertunjukan yang memukau untuk anak-anak muda pecinta jazz di Yogya.

Ons Untoro

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta