Masyarakat Wajib Tolak Siaran TV yang Negatif
Masyarakat memang tidak bisa menolak kehadiran siaran televisi dan pengaruhnya yang kurang baik. Namun, untuk dapat menyelamatkan anak-anak dari siaran negatif yang dapat merusak karakter bangsa yang berbudaya, perlu menolak materi siaran televisi yang tidak baik itu lewat jejaring sosial, seperti Twitter, Facebook
GKR Hemas menyampaikan gagasannya dalam Seminar Literasi Media
di Taman Budaya Yogyakarta
Sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat adalah tiga pilar yang sangat penting untuk menanamkan pendidikan karakter yang berbudaya kepada anak. Maka ketiga pilar itu harus bersama-sama menanamkan pendidikan karakter yang berbudaya kepada anak.
Saat ini, media televisi – sebagai salah satu unsur dalam lingkungan masyarakat yang berpengaruh pada pendidikan karakter – suka atau tidak sudah menjadi basis pembentukan karakter anak. Anak saat ini sudah tidak bisa dilepaskan dari siaran televisi.
Namun, banyak sekali isi siaran televisi saat ini yang tidak mendidik hal positif kepada anak. Televisi lebih banyak menayangkan acara-acara yang merusak moral dan menurunkan karakter berbudaya bagi anak, seperti perilaku hedonisme, kekerasan, berani kepada orang tua, pembunuhan, dan sebagainya. Apabila anak tidak didampingi menonton siaran televisi yang kurang mendidik, maka akan mengakibatkan anak berperilaku dan berkarakter kurang berbudaya.
Masyarakat memang tidak bisa menolak kehadiran siaran televisi dan pengaruhnya yang kurang baik. Namun, untuk dapat menyelamatkan anak-anak dari siaran negatif yang dapat merusak karakter bangsa yang berbudaya, perlu menolak materi siaran televisi yang tidak baik itu lewat jejaring sosial, seperti Twitter, Facebook, sms, dan lainnya.
Sebagian besar peserta seminar adalah kaum perempuan
yang menaruh perhatian besar pada pendidikan karakter
Itulah benang merah Seminar Literasi Media yang disampaikan oleh dua pembicara, yakni Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, wakil DPD DIY dan Prof. Dr. C. Asri Budiningsih, dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNY Yogyakarta, yang diselenggarakan oleh Masyarakat Peduli Media (MPM) Yogyakarta, Sabtu, 3 November 2012, di Taman Budaya Yogyakarta.
Seminar yang didukung oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY ini mengambil tema ”Memperkuat Peran Ibu dalam Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Siaran Televisi melalui Pembentukan Jaringan Sosial Berbasis Media Baru”. Acara yang diliput Oleh: Tembi ini banyak dihadiri kaum wanita antara lain dari kalangan ibu-ibu PKK, guru-guru TK hingga SMA, mahasiswa UNY, UII, dan LSM setempat.
Suwandi
Artikel Lainnya :
- Semangat Golong Gilig ala Kampung Dipowinatan(27/08)
- Pergola Hijau Kian Bertumbuhan di Kota Jogja(04/04)
- Orang Jawa 1855(19/06)
- MASIH AKAN LESTARIKAH PROFESI PANDE BESI(25/05)
- Pameran Tunggal Lukisan Sohieb Toyaroja Bunga Dan Wanita(13/06)
- 16 Desember 2010, Kabar Anyar - SENDRATARI RAMAYANA DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UGM(16/12)
- Damasus Panggah Ingin Cello Jadi Alat Musik Populer(05/05)
- PERKAMPUNGAN BATIK DI YOGYAKARTA(01/01)
- 19 Maret 2011, Jaringan Museum - RAKER BARAHMUS DI KOMPLEKS MUSEUM KAYU WANAGAMA I, GUNUNG KIDUL, 18-19 FEBRUARI 2011-1 (19/03)
- Denmas Bekel(30/06)