Jaringan Museum
RAKER BARAHMUS DI
KOMPLEKS MUSEUM KAYU WANAGAMA I,
GUNUNG KIDUL, 18-19 FEBRUARI 2011 (1)
Kepengurusan
organisasi Museum se-DIY, yakni Badan Musyawarah Musea (Barahmus)
DIY Periode 2010-2014 setelah dikukuhkan oleh Gubernur DIY, Sri
Sultan Hamengkubuwono X di bulan Agustus 2010 lalu, secara resmi
melakukan Rapat Kerja (Raker) Program Kegiatan untuk menyusun dan
merealisasikan kegiatan-kegiatan permuseuman yang rencananya akan
dilaksanakan pada kepengurusan periode tersebut. Raker Barahmus 2011
dilaksanakan di Area Wanagama I Fakultas Kehutanan UGM, Gunung Kidul,
DIY. Di area ini juga terdapat sebuah Museum Kayu yang menjadi salah
satu anggota Barahmus. Raker berlangsung selama 2 hari, pada Jumat
hingga Sabtu, 18�19 Februari
2011. Walaupun agak terlambat dalam pelaksanaan Raker, tetapi Raker
bisa berjalan sukses dan kegiatan rutin lainnya tetap bisa berjalan
dengan lancar.
Acara pembukaan Raker,
berlangsung setelah sholat Jumat, tepatnya pukul 16.00 WIB,
bertempat di Ruang Murbai. Pada acara tersebut dihadiri pula oleh
wakil dari pejabat Dinas Kebudayaan Provinsi DIY (termasuk Kepala
Seksi Museum), pengurus harian Barahmus beserta seksi-seksi dan
anggotanya, Dewan Pertimbangan Barahmus, serta tamu undangan lainnya.
Ketua Umum Barahmus, KRT. Thomas Haryonagoro menyambut baik Raker
Barahmus ini, dengan harapan semoga bisa menyusun program-program
unggulan yang mudah untuk dilaksanakan, sekaligus untuk lebih mudah
melakukan konsolidasi di antara pengurus
Barahmus, serta lebih mengakrabkan insan di permuseuman. Demikian
pula sambutan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DIY yang dibacakan
oleh wakilnya, antara lain mengatakan semoga Raker ini bisa
mensinergikan program-program yang ada di Barahmus, Dinas-Dinas dan
museum-museum. Harapannya ke depan, sosok museum lebih banyak
dikenal oleh masyarakat.
Raker Barahmus kali ini
benar-benar dimanfaatkan oleh semua peserta yang hadir untuk
mereduksi segala program yang menjadi pilihan dari Barahmus, Dinas,
dan antar museum. Program-program kegiatan rutin juga dimunculkan
kembali. Kegiatan Raker yang menjadi kegiatan utama, banyak menyita
waktu. Diawali dengan Rapat Kelompok per bidang (seksi) yang terdiri
dari: 1) Bidang Kesekretariatan, Kebendaharaan, Organisasi,
Keanggotaan, dan Kekeluargaan; 2) Bidang Penelitian, Pendidikan,
Pelatihan, serta Teknologi Informasi; 3) Bidang Kehumasan, Kerjasama
Dalam dan Luar Negeri, Perpustakaan, Dokumentasi, dan Pameran; 4) Bidang
Dana dan Usaha. Setelah itu masing-masing bidang menggodog program-programnya
sesuai dengan bagiannya. Sidang kelompok berlangsung hingga usai di
hari itu juga pada pukul 22.00 WIB. Kemudian masing-masing kelompok
di hari esoknya diberi kesempatan untuk memaparkan program-programnya
dalam Rapat Pleno.
Suasana yang sunyi di
Wanagama malam itu semakin menambah akrabnya peserta Raker, karena
dilanjutkan dengan kegiatan ramah-tamah di Ruang Lobi Cendana.
Masing-masing peserta mencoba memperkenalkan diri lebih detail
mengenai pribadinya, termasuk asal museumnya dan
pengalaman-pengalamannya selama
bekerja
di museum. Setelah itu dilanjutkan acara permainan. Pada acara ini,
setiap peserta secara beranting membawa patung disertai iringan lagu.
Saat lagu berhenti, maka peserta yang membawa patung, dijatuhi
hukuman, baik bercerita, menyanyi, dan lain-lain. Masing-masing
peserta mencoba segera untuk menghindar membawa patung agar
terhindar dari hukuman. Suasana malam itu semakin tambah ramai dan
seru, di sela keheningan hutan Wanagama. Puncak acara ramah-tamah
malam itu diisi dengan menyanyikan bersama-sama lagu �Kemesraan�
sambil bergandeng tangan, bertepatan dengan jam menunjukkan pukul
00.00 WIB.
Ketika ayam berkokok di pagi
hari, para peserta Reker sudah pada bangun.
Pagi itu setelah para peserta Raker menjalankan sholat Subuh (bagi
yang beragama Islam), dan ketika sinar matahari belum mengintip di
sela-sela dedaunan hutan yang rimbun di tengah Wanagama, mereka
semua sudah berkumpul untuk melakukan kegiatan jalan sehat. Tentu
saja dipandu oleh pemandu Museum Kayu sekaligus pengelola Wanagama,
yang semalaman ikut begadang bersama peserta Raker. Walaupun suasana
masih agak gelap, mereka memulai menjelajah dan berusaha mengenali
hutan Wanagama yang telah dirintis sejak tahun 1964 lalu oleh
dosen-dosen Fakultas Kehutanan UGM. Saat ini, lereng wilayah
Wanagama sudah tidak lagi kelihatan gersang, karena rimbunnya
berbagai pepohonan besar, tempat singgah beraneka ragam burung.
bersambung
Suwandi |