Sardono’s Restrospective Digelar di Pabrik Gula Kuno
19 Nov 2015Tokoh tari kotemporer Indonesia ini memodernkan tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional. Melalui pagelaran budaya retrospektif, Sardono ingin mengangkat kembali karya-karya besarnya selama puluhan tahun berkarya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung penuh pagelaran kebudayaan Sardono’s Restrospective yang diselenggarakan pada 20 – 22 November 2015 di Pabrik Gula Colomadu, Solo, Jawa Tengah. Berdasarkan rilis yang diterima redaksi Tembi, pagelaran ini diinisiasi oleh Sardono W Kusumo, yang berangkat dari gagasan retrospeksi yaitu sebuah perjalanan meninjau ke belakang selama ia berkarya.
Pria kelahiran Solo 6 Maret 1945 ini telah menghasilkan banyak karya seni tari dalam perjalanan hidupnya. Karya-karya seperti Samgita Pancasona (1968), Yellow Submarine (1977), dan Tarian Cak Rina (1976) adalah beberapa hasil karya yang berhasil dipentaskan oleh seniman yang pernah membintangi beberapa judul film Indonesia ini.
Pada program Sardono’s Retrospective, akan diangkat karya-karya besar yang telah hidup dan berkembang selama Sardono berkarya, mulai dari karya film yang melahirkan bentuk baru yaitu Expanded Cinema, pertunjukan sambil melukis, pameran lukisan (lukisan bukan sebagai lukisan, tetapi sebagai dekorasi besar), sistem pendidikan ketubuhan yang hingga saat ini masih diterapkan oleh lembaga pendidikan seni di Singapura, dan workshop dari seluruh alumni yang pernah belajar dari Sardono W Kusumo.
Retrospeksi pada karya-karya seni Sardono W Kusumo di atas akan diangkat pada Singapore International Festival of Arts (SIFA) 2016. Menuju SIFA 2016, Sardono W Kusumo menggelar pertunjukan yang bersifat inter-kultur, bekerja dengan banyak seniman dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Seperti pada pertunjukan kali ini, Sardono W Kusumo berkarya bersama masyarakat Papua dengan mengangkat tema tentang ikon warisan budaya (heritage icon), yang menggambarkan pentingnya sebuah perencanaan transformasi budaya.
Transformasi tersebut akan ditampilkan melalui perpaduan antara film, komputerisasi musik elektronik, pameran lukisan, koreografi, dan instalasi yang mencerminkan sebuah kompleksitas transformasi sosial yang berlangsung selama beberapa abad, dan sampai saat ini tetap terus digaungkan.
Pagelaran ini akan menampilkan gerak-gerak dari aktor dan penari, serta penyanyi yang memenuhi ruang mesin-mesin di Pabrik Colomadu. Pertunjukan tersebut akan diisi dengan tari Papua, tari Serimpi, hip hop, musik elektronik, dan pemutaran film. Di halaman pabrik juga akan ditampilkan pameran kerajinan, dan produk berbagai industri dari masyarakat Kabupaten Karang Anyar.
Penari Papua kontemporer yang akan turut tampil terdiri dari bermacam-macam suku yang tergabung dalam komunitas Serraimere Papuana. Selain itu akan ditampilkan juga kostum sarong fashion dan kain-kain tradisional oleh Dina Midiani dan Lenny Agustin, dan desainer lainnya.
Kegiatan ini juga akan menampilkan pameran lukisan-lukisan gigantic karya Sardono W Kusumo. Penerima penghargaan Distinguished Artist Award dariInternational Society of Performing Arts (ISPA) tahun 2003 ini akan menampilkan gaya melukisnya yang merupakan kepanjangan dari penghayatan gerak yang diungkapkan melalui bahasa visual.
Ada juga pertunjukan Expanded Cinema sebuah terminologi baru dari media film alternatif yang telah mengalami proses syuting selama 7 tahun dan masih berlangsung hingga sekarang, serta akan ditampilkan juga pembacaan puisi tentang Kota Solo oleh penyair yang juga berasal dari Kota Solo yaitu Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono.
Pabrik Gula Colomadu
Mengapa kegiatan kebudayaan tersebut diselenggarakan di Pabrik Gula Colomadu? Pabrik tersebut merupakan peninggalan sejarah yang didirikan pada tahun 1861 oleh Mangkunegoro IV, dan pabrik ini telah menjadi suatu ikon perubahan ekonomi dari pertanian yang berbasis sawah ke industri perkebunan.
Saat ini Pabrik Gula Colomadu sudah tidak lagi produktif, namun masih menyimpan cerita sejarah dengan artefak yang memiliki nilai struktur dan visual yang sangat solid dan gigantif karena terdiri dari mesin produksi gula yang terbuat dari logam. Bentuk-bentuk dasar seperti roda-roda dari metal baja yang gigantic mengesankan sebuah mesin waktu, yang mengingatkan pada awal industrialisasi abad ke-16 membawa kemakmuran sekaligus sebuah tragedi kemanusiaan.
Makna sejarah dan estetika dari Pabrik Gula Colomadu ini sangat mengundang rasa ingin tahu, sehingga memiliki daya tarik yang menginspirasi apabila ditranformasikan sebagai ruang performatif. Oleh sebab itu, pertunjukan kebudayaan sebagai persiapan menuju Singapore International Festival of Arts (SIFA) tahun 2016 ini ditempatkan di pabrik tersebut.
Natalia S
Foto: dok. Image dynamics
Baca Juga
- 21-11-15
Pentas Baca Godlob Nan Memukau
SuguhanTeater STEMKA di Pendapa Tembi Rumah Budaya malam itu memukau penonton yang berjubel di seputaran pendapa hingga halaman depan, kanan, dan... more » - 16-11-15
Godlob Dipentaskan Di Tembi Rumah Budaya
Cerpen ini menarasikan dan menampilkan tokoh-tokoh yang berkubang dalam tragedi kemanusiaan berupa perang. Setting tempatnya adalah medan pertempuran... more » - 07-11-15
Pertunjukan Musik Etnis, Merangkai Nada Penyatu Rasa
Acara malam itu dibuka dengan pementasan teatrikal oleh gabungan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi, Tteater dan Tari yang mengangkat cerita tentang... more » - 06-11-15
Menghidupkan Angka Dalam 100% Yogyakarta
Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski... more » - 05-11-15
Tembang Kenangan Koes Plus & Koes Bersaudara di Tembi Rumah Budaya
Lagu-lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan dikumandangkan pada hari Sabtu, 7 November 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya dalam acara ‘Tembang... more » - 05-11-15
Teater Koma Pentaskan Naskah Klasik Rusia Dengan Model Wayang
Naskah klasik Rusia akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya "Inspektur Jendral," bercerita tentang kondisi pejabat dan aparat korup... more » - 03-11-15
Ludruk Puisi Di Tembi
“Ini ludruk puisi garingan, yang sengaja dipentaskan di Tembi Rumah Budaya. Garingan artinya, datang dan pergi biaya sendiri,” ujar Giryadi, salah... more » - 03-11-15
Tiga Penyair Dari Tiga Kota Dalam Sastra Bulan Purnama Edisi Ke-49
Tiga penyair dari kota yang berbeda tampil di Tembi Rumah Budaya mengisi Sastra Bulan Purnama edisi ke-49, Kamis, 29 Oktober 2015, dengan launching... more » - 02-11-15
Berbagi Rasa Dan Suasana Dalam Untaian Nada Bersama Frau
Dalam konser ini Frau mencoba menghadirkan pengalaman baru yang lebih menyeluruh dalam menikmati musik. Frau, atau yang akrab disapa Lani bersama... more » - 31-10-15
Macapatan Putaran ke-141 Menjadi Pemecah Rekor Swarawati Terbanyak
Di hadapan para pecinta macapat, Paguyuban Karawitan Laras Madya mendapat kesempatan untuk membawakan gendhing-gendhing Jawa melalui keterampilan... more »
Artikel Terbaru
- 21-11-15
Ngayogjazz 2015 Mere
Ngayogjazz diselenggarakan pada hari Sabtu Wage, 21 November 2015, di Desa Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.... more » - 21-11-15
Pentas Baca Godlob N
SuguhanTeater STEMKA di Pendapa Tembi Rumah Budaya malam itu memukau penonton yang berjubel di seputaran pendapa hingga halaman depan, kanan, dan... more » - 20-11-15
Kirab Merti Kali Boy
Merti Kali Boyong ini juga merupakan bagian dari ungkapan kegelisahan masyarakat terhadap pembangunan di Kabupaten Sleman yang mulai merambah... more » - 20-11-15
Mahasiswa Berlatih W
Tema kegiatan ini ‘Witing Tresna Jalaran Saka Kuliner’, yang merupakan plesetan pepatah Jawa, 'Witing Tresna Jalaran Saka Kulina'. Mungkin maksud... more » - 20-11-15
Bupati Wates Dirawat
Jiwanya tidak tertolong, karena mungkin sakitnya sudah parah sebelum dibawa ke rumah sakit ini. Berita wafatnya bupati Adikarto tersebut terekam di... more » - 19-11-15
Sardono’s Restrospec
Tokoh tari kotemporer Indonesia ini memodernkan tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional. Melalui pagelaran budaya... more » - 19-11-15
Membuka Peninggalan
Buku ini membahas berbagai peninggalan abad VIII-X, perbedaan yang ada antara yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta lokasi ditemukan... more » - 19-11-15
Cetakan Kue Carabika
Cetakan kue carabikan termasuk alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang dipakai terutama jika punya hajatan, seperti pernikahan (mantu), kelahiran... more » - 18-11-15
Sebaran Batu Lumpang
Ada relatif banyak lumpang batu yang ditemukan di Bantul. Sebagian diamankan di Museum Purbakala Pleret, namun sebagian lagi masih tersebar di... more » - 18-11-15
Bibit-bibit baru Pem
Jumlah film yang masuk ke panitia Kompetisi Film Pendek ada 183 buah. Karya-karya tersebut, 70% berasal dari luar Jakarta. Film-film tersebut... more »