Menghidupkan Angka Dalam 100% Yogyakarta

06 Nov 2015

Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski menghibur, tetapi sebenarnya bukan hiburan belaka, melainkan publikasi persoalan bersama atas Kota Yogyakarta.

Ini satu pertunjukan yang menarik, hidup dan menyegarkan. Semua orang yang di panggung bukan aktor yang sudah dikenal, melainkan 100 orang Yogyakarta dari beragam latar belakang dari anak-anak sampai nenek berusia 90 tahun.

Judul pertunjukan “100% Yogyakarta” yang diselenggarakan Rimini Protokoll danTeater Garasi, Sabtu malam 31 Oktober 2015 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Pertunjukan ini melibatkan warga Yogyakarta dari beragam lapisan masyarakat, termasuk dari kalangan transgender. Mereka, bersama warga Yogya lainnya, ‘berbicara’ secara jujur tentang kotanya dan perihal banyak hal tentang Yogya.

Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski menghibur, tetapi sebenarnya bukan hiburan belaka, melainkan publikasi persoalan bersama atas Kota Yogyakarta. Kita mendapatkan banyak persoalan yang ada di Yogyakarta yang diwakili oleh 100 warga Yogyakarta itu.

Seratus orang itu merepresentasikan responden, tapi juga peneliti. Mereka menjawab pertanyaan dengan aneka gerakan di panggung dan menempati tempat yang bertuliskan “Saya’ dan ‘Bukan Saya.' Ini kategori yang tidak umum dalam penelitian, yang selama ini dikenal memisahkan subyek berdasar jenis kelamin, usia, dan seterusnya.

Pada subyek ‘saya’ terdiri dari beragam orang dari segi usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, termasuk transgender. Demikian pula pada subyek ‘Bukan Saya’. Kedua kategori, menghidupkan realitas, karena persentase dalam angka bukan lagi simbol, melainkan telah menjadi realitas yang dipilih oleh warga masyarakat, apapun jenis kelamin, usia, pekerjaan dan seterusnya.

Presentasi penelitian rupanya bisa dilakukan dengan cara pertunjukan, dan tidak harus berupa seminar. Dengan melibatkan semua responden dan sekaligus berfungsi sebagai peneliti, sebuah ‘laporan’ penelitian bisa dinikmati secara segar dan inspiratif, dan yang lebih penting lagi persoalan yang disampaikan menyentuh hati, perasaan dan pikiran publik tanpa merasa digurui.

Adegan yang menyentuh misalnya, ketika dimunculkan pertanyaan: Apakah Anda adalah ODHA (orang dengan HIV/AIDS)?. Lantas dua orang perempuan dewasa dan seorang anak maju ke tengah di antara warga masyarakat yang bukan ODHA.

Lakon “100% Yogyakarta” telah ‘menghidupkan angka’ dari dunia penelitian yang selama terasa kering, beku dan menjemukan. Namun kita harus bisa menerima, bahwa pertunjukan ini bukan untuk menjawab pertanyaan atas sejumlah persoalan Kota Yogya. Ia hanya menyajikan apa yang dikatakan warga mengenai kotanya. Karena itu, ending dari pertunjukan bukan satu kesimpulan sebagaimana laiknya laporan penelitian.

Ons Untoro

Pertunjukan 100% Yogyakarta yang menghibur dan memberikan persoalan atas kota Yogyakarta, foto: Facebook Teater Garasi Menyampaikan pendapatnya melalui lampu senter karena biasanya orang tidak mau dikenali identitasnya, foto: Facebook Teater Garasi Pertunjukan yang memikat paad adegan warga memilih pilihannya dengan warna SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 07-11-15

    Pertunjukan Musik Et

    Acara malam itu dibuka dengan pementasan teatrikal oleh gabungan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi, Tteater dan Tari yang mengangkat cerita tentang... more »
  • 07-11-15

    Kamis Kliwon Hari Ba

    Ada empat perhitungan yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian, yaitu: slamet (selamat), lara (sakit), urip (hidup) dan pati (... more »
  • 07-11-15

    Ragusa Es Italia Yan

    Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini... more »
  • 06-11-15

    Gugon Tuhon

    Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja... more »
  • 06-11-15

    Menghidupkan Angka D

    Lakon ini memadukan antara pertunjukan, seminar dan penelitian, yang ketiganya tak terpisahkan. Dalam kata lain, pertunjukan “100% Yogyakarta”, meski... more »
  • 06-11-15

    Kamus Jerman-Indones

    Perpustakaan Tembi punya banyak koleksi buku maupun naskah kuno. Sebagian koleksi tersebut tercatat diterbitkan jauh sebelum Indonesia merdeka.... more »
  • 05-11-15

    Tembang Kenangan Koe

    Lagu-lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan dikumandangkan pada hari Sabtu, 7 November 2015, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya dalam acara ‘Tembang... more »
  • 05-11-15

    Teater Koma Pentaska

    Naskah klasik Rusia akan diangkat oleh Teater Koma dalam produksi terbarunya "Inspektur Jendral," bercerita tentang kondisi pejabat dan aparat korup... more »
  • 05-11-15

    Festival Memedi Sawa

    Pada FMS kali ini bentuk memedi sawah, yang umumnya terbuat dari jerami atau sekam padi, semakin bervariasi dan beraneka ragam. Memedi sawah adalah... more »
  • 05-11-15

    Denmas Bekel 5 Novem

    Denmas Bekel 5 November 2015 more »