Cetakan Kue Carabikan, Dipakai Saat Punya Hajatan

19 Nov 2015

Cetakan kue carabikan termasuk alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang dipakai terutama jika punya hajatan, seperti pernikahan (mantu), kelahiran bayi (bayen), khitanan (tetakan), bersih desa (rasulan), kematian (sripah), dan lainnya. Jika tak ada acara-acara tersebut, alat dapur ini lebih banyak disimpan.

Cetakan kue carabikan termasuk alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang dipakai terutama jika punya hajatan, seperti pernikahan (mantu), kelahiran bayi (bayen), khitanan (tetakan), bersih desa (rasulan), kematian (sripah), dan lainnya. Jika tak ada acara-acara tersebut, alat dapur ini lebih banyak disimpan.

Cetakan carabikan berbentuk lempengan bulat dengan beberapa cekungan kecil. Lempengan itu biasanya terbuat dari logam, misalnya aluminium. Cekungan kecil itu (jumlahnya antara 4—7) sebagai tempat adonan kue tradisional Jawa yang disebut dengan carabikan. Kue tradisional ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, seperti yang pernah dimuat dalam naskah Serat Centhini (1814), khususnya pada jilid 1, 5, 6, 7, 11, dan 12. Naskahnya sendiri sudah ada sejak 1814, tentu kue carabikan sudah menyebar di masyarakat di tahun-tahun sebelumnya.

Hingga saat ini cetakan carabikan masih banyak ditemui di pasar-pasar tradisional maupun toko-toko modern. Namun, penggunaan cetakan carabikan sekarang ini sudah bergeser, tak melulu pada acara hajatan, tapi sudah digunakan setiap hari terutama oleh para pedagang kue carabikan. Para pedagang kue tradisional ini setiap hari harus berjualan, karena itu mereka butuh cetakan carabikan.

Naskah dan Foto: Suwandi

Cetakan Carabikan, Hanya Hadir di Musim Hajatan, sumber foto: Suwandi/Tembi Cetakan Carabikan, Hanya Hadir di Musim Hajatan, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 21-11-15

    Ngayogjazz 2015 Mere

    Ngayogjazz diselenggarakan pada hari Sabtu Wage, 21 November 2015, di Desa Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.... more »
  • 21-11-15

    Pentas Baca Godlob N

    SuguhanTeater STEMKA di Pendapa Tembi Rumah Budaya malam itu memukau penonton yang berjubel di seputaran pendapa hingga halaman depan, kanan, dan... more »
  • 20-11-15

    Kirab Merti Kali Boy

    Merti Kali Boyong ini juga merupakan bagian dari ungkapan kegelisahan masyarakat terhadap pembangunan di Kabupaten Sleman yang mulai merambah... more »
  • 20-11-15

    Mahasiswa Berlatih W

    Tema kegiatan ini ‘Witing Tresna Jalaran Saka Kuliner’, yang merupakan plesetan pepatah Jawa, 'Witing Tresna Jalaran Saka Kulina'. Mungkin maksud... more »
  • 20-11-15

    Bupati Wates Dirawat

    Jiwanya tidak tertolong, karena mungkin sakitnya sudah parah sebelum dibawa ke rumah sakit ini. Berita wafatnya bupati Adikarto tersebut terekam di... more »
  • 19-11-15

    Sardono’s Restrospec

    Tokoh tari kotemporer Indonesia ini memodernkan tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional. Melalui pagelaran budaya... more »
  • 19-11-15

    Membuka Peninggalan

    Buku ini membahas berbagai peninggalan abad VIII-X, perbedaan yang ada antara yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta lokasi ditemukan... more »
  • 19-11-15

    Cetakan Kue Carabika

    Cetakan kue carabikan termasuk alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang dipakai terutama jika punya hajatan, seperti pernikahan (mantu), kelahiran... more »
  • 18-11-15

    Sebaran Batu Lumpang

    Ada relatif banyak lumpang batu yang ditemukan di Bantul. Sebagian diamankan di Museum Purbakala Pleret, namun sebagian lagi masih tersebar di... more »
  • 18-11-15

    Bibit-bibit baru Pem

    Jumlah film yang masuk ke panitia Kompetisi Film Pendek ada 183 buah. Karya-karya tersebut, 70% berasal dari luar Jakarta. Film-film tersebut... more »