Karyawan PT Frisian Flag Indonesia Bermain Gamelan

14 Nov 2015

Mereka sangat antusias belajar gamelan. Apalagi masing-masing kelompok, tidak hanya bermain gamelan, tetapi juga mencoba menembangkan syairnya, yaitu lagu “Sluku-Sluku Bathok” dan “Gugur Gunung”.

Pada Sabtu 7 November 2015 sekitar pukul 09.00 WIB, di dua tempat di Tembi Rumah Budaya, yakni di Pendopo Yudonegaran dan Museum, terdengar suara gamelan yang bersahut-sahutan. Di pendopo terdengar suara gendhing “Sluku-Sluku Bathok” dan “Manyar Sewu” dari gamelan laras slendro, sementara di Museum terdengar suara gendhing “Gugur Gunung” dan “Kebo Giro” dari gamelan laras pelog. Walaupun suara gendhing bersahut-sahutan, namun keduanya enak didengar. Suara-suara gamelan itu dimainkan oleh para karyawan PT Frisian Flag Indonesia berjumlah 60 orang yang sedang mengadakan kegiatan paket budaya di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta.

Mereka belajar gamelan selama 2 jam. Mereka yang berada di Pendopo berjumlah 30 orang, menamakan dirinya kelompok Bagong dan Petruk, dua nama tokoh punakawan pewayangan Jawa. Sementara yang ada di Museum, juga terdiri dari dua kelompok, menamakan dirinya kelompok Gareng dan Semar, juga nama tokoh punakawan.

Mereka sangat antusias belajar gamelan. Apalagi masing-masing kelompok, tidak hanya bermain gamelan, tetapi juga mencoba menembangkan syairnya, yaitu lagu “Sluku-Sluku Bathok” dan “Gugur Gunung”. Masing-masing kelompok berusaha tampil bagus dan kompak, baik ketika menabuh maupun bernyanyi. Suasana menjadi riuh dan ramai oleh gelak tawa mereka yang baru pertama kali nembang Jawa diiringi gamelan.

Biar pun ada sebagian niyaga (penabuh gamelan) yang terkadang masih sering keliru, seperti menabuh gong, tetapi mereka dengan pede menabuh sekeras-kerasnya. Hal itu kadang-kadang menjadi bahan tertawaan kelompok lainnya. Demikian pula dengan para vokalis yang mencoba menembang dengan titi laras gamelan Jawa, kadang-kadang ada di antara mereka yang bernada blero, sehingga membuat kelompok penabuh tertawa terbahak-bahak. Namun akhirnya, setelah dua jam berlatih, setidaknya mereka sudah mendekati tataran bisa secara dasar. Apalagi, setiap kelompok berlatih ini dipandu oleh 6 karyawan Tembi, sehingga mereka cepat bisa.

Umumnya mereka tampak senang bisa berlatih gamelan di Tembi. Seperti yang diungkapkan oleh Maya, karyawati Frisian Flag yang bertugas di Semarang asal Medan. “Aku senang banget bisa main gamelan. Ini kesempatan benar-benar belajar main gamelan saat di Yogyakarta,” ungkapnya. Pada kesempatan ini Maya mencoba menabuh peking. Begitu pula yang diungkapkan oleh Suryadi, karyawan Frisian Flag yang bertugas di Yogyakarta. “KAku mencoba untuk mengenang masa SD dulu. Kala itu aku sering menabuh bonang. Makanya kali ini ini aku mencoba menabuh bonang lagi sekaligus ingin menghafal kenangan masa lalu,” kata Suryadi, “Bagus lho Tembi mengadakan program seperti ini, siapa pemilik Rumah Tembi ini?” Lalu pendamping memberi jawaban bahwa Rumah Tembi ini milik Bapak Drs P Swantoro, sekaligus inisiator lembaga ini, lalu diteruskan oleh putranya, N Nuranto. Ia mengangguk-angguk menerima penjelasan pemandu.

Naskah dan foto: Suwandi

Karyawan Frisian Flag Indonesia Bermain Gamelan di Tembi, Sabtu 7 November 2015 Karyawan Frisian Flag Indonesia Bermain Gamelan di Tembi, Sabtu 7 November 2015 Karyawan Frisian Flag Indonesia Bermain Gamelan di Tembi, Sabtu 7 November 2015 Karyawan Frisian Flag Indonesia Bermain Gamelan di Tembi, Sabtu 7 November 2015 EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 17-11-15

    Jakarta Biennale 201

    Gelaran seni rupa dua tahunan Jakarta Biennale kembali hadir, mengusung tema Maju Kena Mundur Kena : Bertindak Sekarang. Jakarta Biennale 2015 ingin... more »
  • 17-11-15

    Aturan Sewa Menyewa

    Buku mengenai aturan sewa menyewa tanah di Kerajaan Surakarta ini memang terlihat sudah lawas. Maklum, buku berbahasa Belanda ini terbitan Yogyakarta... more »
  • 16-11-15

    Godlob Dipentaskan D

    Cerpen ini menarasikan dan menampilkan tokoh-tokoh yang berkubang dalam tragedi kemanusiaan berupa perang. Setting tempatnya adalah medan pertempuran... more »
  • 16-11-15

    Sawitri (2): Meningg

    Sawitri sangat kagum kepada pola pikir serta sikap hidup Setiawan dalam menghadapi tragedi kehidupan. Oleh karenanya dalam hati Sawitri berani... more »
  • 16-11-15

    Peresmian Patung Sap

    Untuk mengenang jasa Sapto Hoedojo, tepat pada hari pahlawan, 10 November 2015, di pelataran Giri Sapto, diresmikan patung Sapto Hoedojo. Patung ini... more »
  • 16-11-15

    Entek Alas Entek Oma

    Peribahasa ini bermaksud menggambarkan keadaan atau situasi tentang orang yang sudah kehabisan kekayaan atau harta sehingga ia tidak punya apa-apa... more »
  • 14-11-15

    Tapa Ngali Sebagai A

    Sebagai awalan dari rencana “merti sungai” oleh warga Dusun Glondong, Kelurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, yang akan... more »
  • 14-11-15

    Selasa Kliwon Hari B

    Selasa Kliwon, 17 November 2015, kalender Jawa tanggal 4, bulan Sapar, tahun 1949 Jimawal, hari baik untuk berbagai macam keperluan. Namun tidak baik... more »
  • 14-11-15

    Karyawan PT Frisian

    Mereka sangat antusias belajar gamelan. Apalagi masing-masing kelompok, tidak hanya bermain gamelan, tetapi juga mencoba menembangkan syairnya, yaitu... more »
  • 14-11-15

    Museum Sonobudoyo Ul

    Bertepatan dengan hari jadi yang ke-80 tahun di bulan November 2015, Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta mengadakan program kunjungan gratis sehari... more »