Budaya Nonbendawi Yogyakarta yang Diakui UNESCO

10 Nov 2015

Gamelan Jawa, selain menjadi ciri khas masyarakat Jawa di DIY, juga masyarakat Jawa yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan gamelan ini sekarang sudah menyebar di seluruh dunia.

Hingga saat ini ada beberapa warisan budaya nonbendawi (intangible) yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diakui UNESCO - badan internasional di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan - yaitu: Gamelan Jawa, Gerabah Kasongan, Tari Bedhaya Semang, dan Pawukon. Budaya nonbendawi adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, dan ketrampilan yang diakui oleh berbagai komunitas (kelompok) dan perseorangan, juga dalam beberapa hal tertentu sebagai bagian dari warisan budaya mereka sendiri.

Beberapa warisan budaya nonbendawi dari DIY tersebut dapat diketahui dari stand pameran yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta dalam acara pameran museum “Benteng Fair” 2015 beberapa waktu lalu yang digelar di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Gamelan Jawa, selain menjadi ciri khas masyarakat Jawa di DIY, juga masyarakat Jawa yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan gamelan ini sekarang sudah menyebar di seluruh dunia. Sementara gerabah Kasongan Yogyakarta dianggap budaya yang sudah ada sejak dulu dan turun-temurun hingga saat ini. Gerabah Kasongan awalnya lebih menitikberatkan pada produksi alat rumah tangga, namun sekarang sudah dipadukan dengan kreativitas dan inovasi sehingga menjadi bernilai seni tinggi.

Budaya Tari Bedhaya Semang merupakan salah satu tari Keraton Yogyakarta yang ditarikan oleh 9 wanita dengan kostum yang sama. Tari ini diilhami hubungan mistis antara Panembahan Senapati dengan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa Pantai Selatan). Sementara pawukon Jawa, sebagai sebuah tradisi dan ekspresi lisan berkaitan dengan perhitungan hari bagi masyarakat Jawa. Bahkan hingga saat ini, sebagian masyarakat Jawa masih menggunakan perhitungan siklus 30 wuku dalam pawukon dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam kalender maupun pertanian.

Kajian budaya nonbendawi menjadi fokus pengkajian Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB). Setiap daerah di Indonesia yang mempunyai budaya daerah memiliki sebuah instansi BPNB. Demikian juga dengan masyarakat Jawa yang mempunyai budaya Jawa (dengan persebaran wilayah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY) memiliki sebuah kantor BPNB yang berpusat di Yogyakarta.

Naskah dan foto: Suwandi

Warisan Budaya Non-Bendawi dari DIY, sumber foto: Suwandi/Tembi Warisan Budaya Non-Bendawi dari DIY, sumber foto: Suwandi/Tembi Warisan Budaya Non-Bendawi dari DIY, sumber foto: Suwandi/Tembi Warisan Budaya Non-Bendawi dari DIY, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 11-11-15

    Giryadi, Penyair dan

    Sebagai ulusan seni rupa, dia malah menekuni sastra dan teater, dan puisi adalah karya yang terus diciptakan dia. Makanya, dia dikenal sebagai... more »
  • 10-11-15

    Budaya Nonbendawi Yo

    Gamelan Jawa, selain menjadi ciri khas masyarakat Jawa di DIY, juga masyarakat Jawa yang ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan gamelan... more »
  • 10-11-15

    Menyimak Sejarah Kot

    Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui pasang surut berbagai kota di Indonesia, seperti peranan pemerintah Kolonial Belanda maupun penguasa... more »
  • 09-11-15

    Italia Beri Bintang

    Prosesi penyerahan penghargaan bintang jasa kepada Sunan Pakubuwana X dari negara Italia terekam dalam majalah berbahasa dan beraksara Jawa, yakni... more »
  • 09-11-15

    Sawitri (1): Kesetia

    Jika dikatakan bahwa Sawitri terlalu banyak memilih, itu memang iya. Namun Sawitri memilih jodoh bukan karena ketampanan atau kekayaan atau pun... more »
  • 09-11-15

    Rumah Joglo RB Sutri

    Bangunan joglo ini menurut sumber setempat dibangun sekitar tahun 1819 dan telah mengalami beberapa perbaikan atau penambahan yang tidak terlalu... more »
  • 07-11-15

    Pertunjukan Musik Et

    Acara malam itu dibuka dengan pementasan teatrikal oleh gabungan mahasiswa Jurusan Etnomusikologi, Tteater dan Tari yang mengangkat cerita tentang... more »
  • 07-11-15

    Kamis Kliwon Hari Ba

    Ada empat perhitungan yang menentukan risiko baik atau buruk dari arah kita bepergian, yaitu: slamet (selamat), lara (sakit), urip (hidup) dan pati (... more »
  • 07-11-15

    Ragusa Es Italia Yan

    Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini... more »
  • 06-11-15

    Gugon Tuhon

    Gugon tuhon lebih menggambarkan kepercayaan akan sesuatu yang tidak berdasarkan logika dan olahan akal budi. Kepercayaan yang dipercaya begitu saja... more »