Kolaborasi Miss Tjitjih dan Fitri Tropica dalam Komedi Sunda

04 Sep 2015

Lakon Pangeran Jayakarta dibawakan dengan gaya komedi khas Sunda oleh Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dan presenter sekaligus komedian, Fitri Tropica. Karya kolaborasi seperti ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk terus memperkenalkan budaya Indonesia pada masyarakat.

Bertempat di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Minggu, 30 Agustus 2015, Fitri Tropica langsung membawa kemeriahan ketika masuk bersama kelompok seni pertunjukan Miss Tjitjih membawakan lakon Pangeran Jayakarta. Dalam lakon ini Fitri kebagian peran sebagai mata-mata yang diutus Pangeran Jayakarta untuk menyusup barikade pasukan kolonial Belanda.

Pangeran Jayakarta adalah putra Ratu Bagus Angke, seorang bangsawan asal Banten. Ratu Bagus Angke yang memiliki gelar Pangeran Hasanuddin adalah menantu Fatahillah atau Falatehan yang konon adalah menantu Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, peletak dasar Kasultanan Cirebon dan Banten.

Pangeran Jayakarta mewarisi kekuasaan atas Jayakarta dari Ratu Bagus Angke setelah memperoleh kekuasaan dari Fatahillah yang memutuskan pulang ke Banten setelah berhasil merebut pelabuhan itu dari Kerajaan Pajajaran pada pertengahan Februari 1527. Waktu itu, ia juga berhasil menghalau pasukan Portugis yang juga berambisi menguasai bandar samudra nan ramai itu.

`Meski perannya tak terlalu besar, Fitri terlihat mampu menguasai panggung pertunjukan, dengan gaya centilnya, dan gaya bicaranya yang ceplas ceplos, sambil sesekali ia berinteraksi dengan penonton membuat suasana bertambah riuh. Karena ia berasal dari Bandung, tak sulit baginya menggunakan bahasa Sunda. “Saya senang bisa terlibat di pementasan ini, apalagi bersama kelompok Miss Tjitjih. Di sini kesenian dan budaya ditampilkan dengan modern dan keren,” paparnya.

Sementara Imas Darsih dari kelompok Miss Tjitjih mengatakan bahwa pertunjukan ini bertujuan untuk menceritakan kembali sekaligus mengenalkan salah satu sejarah bangsa kepada masyarakat. “Dalam pertunjukan ini, kami berharap penampilan kami dapat menginspirasi para penikmat seni yang hadir agar lebih mengapresiasi dan mencintai seni budaya kita sendiri,” katanya.

Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih sendiri dulu merupakan perkumpulan Opera Valencia. Opera ini berdiri pada 1928 di Jakarta. Di awal mereka pentas, Opera Valencia menggunakan bahasa Sunda, Melayu rendah, dan Indonesia. Sejak zaman Jepang, Opera Valencia dikenal kerap mementaskan pertunjukan dengan lakon yang sarat kritik sosial hingga yang berbau propaganda.

Seiring berjalan waktu, nama kelompok ini pun berganti nama menjadi Kelompok Sandiwara Miss Tjijih, mengambil nama sang primadona, Tjitjih, seorang perempuan muda asal Sumedang, Jawa Barat. Dan sejak saat itu, Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih menggunakan bahasa Sunda dalam pementasan-pementasannya.

Natalia S
foto: Dok. Imagedynamics

Kolaborasi Miss Tjitjih dan Fitri Tropica Dalam Komedi Sunda Kolaborasi Miss Tjitjih dan Fitri Tropica Dalam Komedi Sunda Kolaborasi Miss Tjitjih dan Fitri Tropica Dalam Komedi Sunda Kolaborasi Miss Tjitjih dan Fitri Tropica Dalam Komedi Sunda SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 10-09-15

    Denny Wirawan Mengan

    Denny Wirawan dipilih karena konsistensinya dalam mengembangkan kekayaan budaya dengan wujud kekinian tanpa menghilangkan karakter sang perancang itu... more »
  • 10-09-15

    Pameran Bukan Foto B

    Pameran bertajuk ‘Sehat Walafiat’ ini memang terkesan bukan pameran foto biasa. Butuh pemahaman lebih dan pemicu rasa lebih untuk menikmati foto-foto... more »
  • 10-09-15

    Sensasi Pitik Bumbu

    Tekstur daging ayam kampung yang cenderung liat namun minim lemak dan telah diresapi bumbu rempah hasil olahan chef berpengalaman di WD Pulo Segaran... more »
  • 09-09-15

    STAT Kembali Pentas

    Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) kembali ikut memeriahkan perhelatan kesenian di Yogya. Kali ini STAT tampil di panggung Festival Kesenian Yogyakarta (... more »
  • 09-09-15

    Geguritan Tak Berhen

    Beberapa penyair sekaligus penggurit tampil membacakan geguritan karya Bambang Nugroho. Selain itu ada aktor teater Gandrik, Jujuk Prabowo ikut... more »
  • 09-09-15

    Indonesian Voice, Pe

    Fortunata Tyasrinestu menyatakan bahwa sekolah adalah Indonesia mini dimana perbedaan di dalamnya adalah keniscayaan yang patut disyukuri. Paduan... more »
  • 08-09-15

    Pameran Foto Nusa Ba

    Berkabar melalui foto, itulah barangkali yang dilakukan para jurnalis foto kelompok Pewarta Foto Indonesia (PFI), dalam pameran foto bertajuk Nusa... more »
  • 08-09-15

    Upaya Menjaga Ingata

    Kini sudah 19 tahun kematian Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dibunuh pada tahun 1996, namun proses... more »
  • 07-09-15

    Rekaman Kala Pelaut

    Dari pameran bertema “Black Armada Australia dan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1945—1949”, bertempat di Benteng Vredeburg Yogyakarta, itu dapat... more »
  • 07-09-15

    Mengusahakan Tentera

    Dalam arti luas merti dusun dimaknai sebagai upacara syukur atas berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman yang telah dan akan selalu... more »