Indonesian Voice, Pesta Paduan Suara Anak Merdeka

09 Sep 2015

Fortunata Tyasrinestu menyatakan bahwa sekolah adalah Indonesia mini dimana perbedaan di dalamnya adalah keniscayaan yang patut disyukuri. Paduan suara adalah perbedaan sekaligus persamaan dan harmoni. Di dalamnya ada keterpaduan, kerja sama, saling mendukung, saling menguatkan.

Khusus untuk bulan Agustus 2015 Bentara Budaya Yogyakarta menyajikan sesuatu yang berbeda dari bulan-bulan lainnya, yakni Festival Paduan Suara antar-SMA yang dikemas dalam tema Indonesian Voice. Sengaja BBY menyelenggarakan ini dengan mengundang 10 SMA/SMK di DIY dan sebagian Jawa Tengah.

Kelompok-kelompok paduan suara dari SMA/SMK yang terlibat dalam acara adalah Ansambel Vokal SMM Yogyakarta (SMK N 2 Bantul), Stama Voice (SMA Santa Maria Yogyakarta), Colour Full Voice (SMA Pangudi Luhur Yogyakarta), Paduan Suara Kartika Bangsa (SMA Van Lith, Muntilan), Padmanaba Voice (SMA N 3 Yogyakarta), Swara Muda Wijaya (SMA N 6 Yogyakarta), Eight Choir (SMA N 8 Yogyakarta), Nespaloka Gita Swara (SMA N 11 Yogyakarta), De Britto Choir (SMA Kolese De Britto Yogyakarta), dan Stece Female Choir (SMA Stella Duce 1 Yogyakarta). Pelaksanaan festival ini dibuka secara resmi oleh Fortunata Tyasrinestu, kepala Program Studi S3 Pasca Sarjana ISI Yogyakarta.

Dalam sambutannya Fortunata Tyasrinestu menyatakan bahwa sekolah adalah Indonesia mini dimana perbedaan di dalamnya adalah keniscayaan yang patut disyukuri. Paduan suara adalah perbedaan sekaligus persamaan dan harmoni. Di dalamnya ada keterpaduan, kerja sama, saling mendukung, saling menguatkan. Demikian pun di dalam bersekolah.

“Jalinlah persahabatan yang merdeka, jujur dari kedalaman hati. Nyatakan kasih dan persaudaraan sejati,” demikian kata Fortunata Tyasnirestu.

Paduan suara memang terdiri atas beberapa kelompok suara, misalnya suara bass, tenor, sopran, dan alto. Selain itu, pada umumnya juga menampilkan suara campuran (pria dan wanita). Kelompok atau jenis suara pun sering masih dibagi-bagi lagi sehingga kemudian muncul beberapa bagian kelompok yang lebih kecil dari jenis suara yang sama, misalnya sopran 1 dan 2, dan seterusnya.

Pada sisi inilah paduan suara dituntut untuk bisa bekerja sama dan memerhatikan suara-suara dari jenis dan kelompok lain sehingga suara-suara yang berbeda dan berjenis-jenis bahkan bertingkat-tingkat tersebut bisa menjadi padu atau harmonis. Sisi ini pada langkah selanjutnya mengajak orang untuk menjunjung perbedaan, kemerdekaan, kejujuran, keadilan, dan lain-lain yang sangat berguna dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Masing-masing kelompok paduan suara tersebut diwajibkan menyajikan satu lagu nasional dan dua lagu daerah. Dari penampilan mereka dapat disimak bagaimana kira-kira kesiapan mereka sebelum pentas. Ketidakkompakan dan kekurangharmonisan mereka menjadi indikasi bahwa mereka masih perlu terus berlatih di sela-sela kesibukan jadwal pelajaran sekolah mereka. Keragu-raguan dan kekikukan akan mudah terlihat oleh penonton yang menyaksikan. Pun jdalam pengambilan tinggi rendah nadanya. Apakah memang pas, ketinggian, kerendahan, ataukah fals, terburu-buru, dan sebagainya.

Dua komentator yang bertugas menilai dan mengomentari acara ini pun dihadirkan. Mereka adalah Inggit Sitowati, S.Sos., MA. (Etnomusikologi Institus Seni Indonesia, Surakarta) dan A.Gathot Bintarto Triprasetya, S.Sos., S.Sn. (Jurusan Musik, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta). Komentar yang membangun dari kedua komentator itu menjadi pelecut untuk kemajuan para peserta festival tersebut. Memang, di beberapa sisi ada sekian banyak kelemahan. Namun hal itu bukan menjadi halangan untuk maju. Langkah mereka masih panjang. Bakat mereka belum sepenuhnya terasah. Selamat untuk peserta festival. Pererat persahabatan untuk bangsa yang damai, adil, jujur, merdeka, sehat, sejahtera.

Naskah dan foto: asartono

Seluruh peserta Festival Paduan Suara Indonesian Voice mendapatkan kenang-kenangan dari Bentara Budaya Yogyakarta, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Aksi kelompok Paduan Suara SMA Stella Duce 1 Yogyakarta/ Stece Female Choir, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Penampilan kelompok Paduan Suara SMK N 2 Kasihan, Bantul/Ansambel Vokal SMM Yogyakarta difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Kelompok Paduan Suara SMA Kolese De Britto Yogyakarta/De Britto Choir, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Ekspresi dari kelompok Paduan Suara SMA Santa Maria Yogyakarta/Stama Voice, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Panggung tidak mampu memuat anggota kelompok Paduan Suara SMA Pangudi Luhur Van Lith, Muntilan/Paduan Suara Kartika Bangsa, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono Ekspresi dari kelompok Paduan Suara SMA N 3 Yogyakarta/Padmanaba Voice, difoto: Sabtu malam, 29 Agustus 2015, foto: a.sartono SENI PERTUNJUKAN

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 12-09-15

    Naga Dina Minggu Kli

    Jika tidak mau celaka, jangan menuju ke arah sang naga berada, karena ia akan mencelakai kamu. Minggu Kliwon, 13 September 2015, kalender Jawa... more »
  • 12-09-15

    Gudeg pertama di Wij

    Soal rasa, gudeg Bu Slamet sangat layak dipuji. Kental dan ‘medok’. Mulai dari gudeg, areh, krecek sampai telur pindang dan ayamnya, semuanya memikat... more »
  • 12-09-15

    Pameran Perjuangan U

    Pameran Dokumentasi Keistimewaan DIY ini digelar pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2015 bertempat di pendopo Dinas Kebudayaan DIY. Pada pameran... more »
  • 12-09-15

    Denmas Bekel 12 Sept

    Denmas Bekel 12 September 2015 more »
  • 11-09-15

    Kisah Perjuangan Ten

    Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui nama-nama Tentara Pelajar tersebut, aksi-aksi yang dilakukan, serta suka duka yang dialami. Bahkan... more »
  • 11-09-15

    Film Basiyo, Dokumen

    Tokoh legendaris di dunia Dagelan Mataram ini telah berkontribusi sangat besar pada kehidupan dengan dunia kejenakaannya. Ia banyak mengisi kebuntuan... more »
  • 11-09-15

    Kirab Festival Kesen

    Meski jumlah peserta kirab banyak tapi secara keseluruhan ada kesan monoton. Penyebabnya karena sebagian besar peseta menampilkan kesenian serupa.... more »
  • 11-09-15

    Pelajar Bantul Lawat

    Kegiatan “Lawatan Sejarah 2015” melibatkan 50 sekolah SMP dan SMA se-Bantul. Setiap sekolah diwakili oleh 3 pelajar dan 1 guru pendamping. Pada hari... more »
  • 10-09-15

    Denny Wirawan Mengan

    Denny Wirawan dipilih karena konsistensinya dalam mengembangkan kekayaan budaya dengan wujud kekinian tanpa menghilangkan karakter sang perancang itu... more »
  • 10-09-15

    Pameran Bukan Foto B

    Pameran bertajuk ‘Sehat Walafiat’ ini memang terkesan bukan pameran foto biasa. Butuh pemahaman lebih dan pemicu rasa lebih untuk menikmati foto-foto... more »