- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»KUNJUNGAN KEPALA SEKOLAH SD SE KECAMATAN SLEMAN DI Tembi
30 Jul 2011 07:02:00Selasa, 26 Juli 2011 sekitar 40-an Kepala Sekolah SD se Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY berkunjung ke Tembi Rumah Budaya. Dalam kunjungan itu mereka didampingi oleh kepala UPT wilayah setempat, Drs. Bambang Hendarto. Kunjungan sekian Kepala Sekolah SD se Kecamatan Sleman itu bertujuan utama melakukan survai atau semacam studi lapangan. Ke depannya mereka ingin menjadikan Tembi Rumah Budaya sebagai salah satu titik sasar tempat belajar kebudayaan bagi anak didik mereka.
Mereka merasa sedikit telat tahu informasi tentang Tembi Rumah Budaya. Pasalnya selama ini mereka telah mengenal berbagai tempat yang dapat dijadikan sasaran objek studi kebudayaan di luar Jogja, namun ternyata mereka justru belum mengenal Tembi Rumah Budaya yang notabene bertempat tidak jauh dari mereka.
Di Tembi pula mereka mendengarkan beberapa penjelasan dari Kepala UPT mengenai program-program di sekolah yang mereka pimpin di seluruh Kecamatan Sleman. Kegiatan ini dapat juga dikatakan sebagai semacam rapat atau outdoor meeting bagi mereka. Di sini pula mereka disambut dan diberi pengarahan serta pengenalan oleh Kepala Rumah Tembi, Basmara Pradipta. Usai semuanya itu mereka pun didampingi pemandu untuk berkeliling ke Kompleks Tembi Rumah Budaya. Mula-mula ke Balai Inap, Pulo Segaran, dan Belik Tembi. Baru kemudian ke Amphitheater, Perpustakaan, Galeri, dan terakhir ke Museum.
Banyak hal yang ditanyakan kepada pemandu. Ada yang bertanya tentang harga dan fasilitas Balai Inap. Ada yang bertanya tentang bagaimana cara dan syaratnya untuk dapat berenang di Belik. Ada yang bertanya tentang kursus tari; mengapa kok murah sekali biayanya. Demikian juga tentang kursus MC Jawa yang juga murah ongkosnya. Mereka juga merasa gembira karena ketika di Tembi mereka diberi cendera mata berupa buku-buku terbitan Tembi (selama persediaan masih ada).
Mereka juga heran demi mendengar bahwa Tembi terbuka untuk umum dan bebas. Siapa saja boleh masuk. Boleh potret-potretan dan tidak bayar. Boleh latihan gamelan (karawitan) dan gratis pula. Boleh sekadar jajan di warung angkringan lalu leyeh-leyeh di pendapa sepuas hati. Kok bisa gitu ya ? Demikian pertanyaan mereka. Ya, bisa saja. Semua tergantung niat dan komitmen pengelolanya.
Koleksi yang ada di Tembi juga menarik hati mereka. Menarik karena koleksi Tembi bisa ”bercerita” dan benda-bendanya banyak yang kuna (lama). Bahkan beberapa koleksinya tidak dimiliki oleh instansi lain. Rasa tertarik mereka pun kemudian diabadikan dengan berfoto bersama di dalam museum dengan latar belakang gebyok ukir.
Menjelang pulang pun mereka masih menyempatkan jajan di warung angkringan sehingga petugas warung angkringan pun dibuat sibuk karenanya. Mereka penasaran dengan nasi kucing organik. Pensaran dengan rasanya sekaligus harganya yang demikian murah.
Ketertarikan mereka juga kian membulat ketika mereka tahu bahwa Tembi Rumah Budaya adalah lembaga swasta murni. Di awal kunjungan mereka sudah menduga bahwa Tembi Rumah Budaya dikelola oleh pemerintah di bawah dinas tertentu. Ternyata swasta murni. Mungkin mereka juga bingung bagaimana mungkin swasta bisa mengelola sebuah kegiatan nonprofit dan terus hidup. Bagaimana perolehan uangnya ? Mungkin bisa juga dijawab, uangnya dari langit. Artinya, Tuhan mengulurkan kasihNya melalui orang-orang (pemilik-pengurus) Tembi Rumah Budaya.
Empat puluhan atau katakanlah tiga puluhan Kepala Sekolah SD setidaknya membawahi 7.200 orang murid SD (belum termasuk guru dan pegawai administrasi). Artinya melalui Kepala-Kepala Sekolah itu informasi tentang Tembi Rumah Budaya akan sampai kepada setidaknya, 7.200 orang anak murid SD yang tentu saja juga akan meneruskan kepada orang tuanya, saudaranya, teman-temannya, dan tetangganya. Terima kasih atas kunjungannya.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- JAMU GINGGANG, SALAH SATU JAMU LEGENDARIS DARI YOGYAKARTA(25/02)
- PENGRAJIN WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA(01/01)
- PESONA KEBUN BUAH NAGA DI LERENG MERAPI(24/06)
- Operet Badai Kasih, Kisah Cinta Widyawati dan Sophan Sophiaan(15/02)
- Menunggu Bus (Yang Dirasa) Aman(19/06)
- 31 Desember 2010, Kabar Anyar - DONGENG SUNYI IWAN EFFENDI(31/12)
- Abimanyu(13/05)
- DOLANAN JIRAK PENTHIL(19/07)
- Yang Masih Tersisa(29/03)
- PARKIRAN SEPEDA ONTEL DI JOGJA, JANGAN PERNAH DICARI(11/11)