Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PESONA KEBUN BUAH NAGA DI LERENG MERAPI

24 Jun 2009 12:37:00

Yogyamu

PESONA KEBUN BUAH NAGA DI LERENG MERAPI (II)

Ketika tanamannya menghasilkan buahnya, Pak Topo merasa kesulitan untuk memasarkan hasil panennya. Ia mencoba turun tangan sendiri dengan membina 42 pedagang buah di kaki lima agar mau menyalurkan produknya. Jumlah pedagang sebanyak itu meliputi wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Tidak semua penjual buah mau. Maklum, buah naga masih asing dan dianggap mahal harganya.

Pak Topo pun mengamati pasar. Ia tahu bahwa orang yang mencari buah naga adalah orang yang mengerti kesehatan sekaligus mempunyai uang agak berlebih. Inilah yang dibidik oleh Pak Topo. Orang-orang ini akan menjadi bukan hanya pembeli, namun pelanggan. Lebih-lebih Pak Topo mampu menjamin kualitas buah naga organik dengan rasa yang lebih enak dan segar daripada buah naga impor.

Buah naga dipercaya mampu mencegah asam urat, meningkatkan daya tahan atau semangat, memperlancar peredaran darah, menyeimbangkan kadar gula darah, menetralisir racun dalam darah, mencegah darah tinggi, mencegah kanker usus, mencegah kencing manis, menguatkan fungsi ginjal dan tulang, menurunkan kadar kolesterol jahat, menurunkan tekanan emosi, memperlancar buang air besar, merawat kulit dan kecantikan.

Dengan sengaja Pak Topo menyalurkan buah naganya pada pedagang kaki lima karena ia memang ingin memberikan pendapatan lebih pada orang kebanyakan. Bukan pada pedagang besar dengan modal besar. Kualitas buah naga organiknya juga dijaganya dengan baik sehingga produknya memang terpercaya. Semua itu terjadi karena prinsip kejujuran telah menjadi filosofi hidupnya. Ia juga berpesan pada semua petani agar bisa bertani dengan jujur sebab ketidakjujuran hanya akan jadi bumerang bagi petani itu sendiri.

Pak Topo juga memberikan secara gratis 3 tonggak beton plus benih buah naga kepada masing-masing warga di sebuah dusun. Satu tonggak beton ini digunakan untuk merambatkan 4 buah benih tanaman buah naga. Jadi, masing-masing warga mendapatkan 12 benih tanaman buah naga. Ia ingin warga tersebut dapat mengonsumsi buah naga sendiri sebagai buah yang menyehatkan. Kecuali itu jika ingin menjual produknya, mereka dapat menyalurkannya kepada Sabila Farm.

Sebuah perusahaan salon kecantikan yang memiliki cabang cukup banyak di berbagai tempat juga mengandalkan buah naga dari Pak Topo atau Sabila Farm untuk perawatan kecantikan. Hal itu terjadi karena produk buah naga Pak Topo yang organik dan terjaga mutunya. Apa yang terjadi dengan hal ini merupakan salah satu keberhasilan cita-cita Pak Topo untuk mengurangi buah impor.

Dalam perkembangannya, buah naga Sabila Farm telah merambah pasar di Bandung, Jakarta, Makasar, Medan, dan Surabaya. Pasar atau penyalur di wilayah-wilayah itu selalu minta dikirimi buah naga yang ditanam Pak Topo ini. Mereka percaya dengan khasiat buah naga produksinya karena mereka memang bisa merasakan peningkatan kesehatannya setelah mengkonsumsi buah naga ini. Kesuksesan yang mulai dipetik Pak Topo membuat ia menambahkan lahan baru bagi pertaniannya seluas 4 hektar di wilayah Turi. Total ia telah memiliki lahan jadi 5,7 hektar. Saat ini ia juga tengah menggarap lahan baru lagi yang menyatu dengan lahan Sabila Farm yang telah jadi dengan luasan sekitar 2 hektar. Jika dihitung-hitung dalam sekali panen Pak Topo dapat memetik hasil Rp 25.000,- x 5.700 = Rp 132.500.000,-

Pak Topo masih mencita-citakan untuk dapat memiliki lahan seluas 300 hektar. Lahan seluas itu akan ditanaminya dengan berbagai macam tanaman buah-buahan. Di dalamnya akan didirikannya gazebo, arena bermain, arena outbond, game, tempat pelatihan, dan sebagainya. Sejak awal ia telah menerapkan konsep bertani yang disebutnya PAWITAN yang merupakan kependekan dari Pasar, Wisata, dan Tani. Ketiga hal itulah yang ingin dilakukan Pak Topo. Hal itu pun telah diterapkannya di Sabila Farm. Banyak investor ingin menanamkan modal kepadanya, namun hal itu tidak diterima Pak Topo. Ia tidak mau menerima dana investor karena ia memang ingin mandiri.

Keberhasilan Pak Topo dengan Sabila Farm yang kondang dengan Merapi dragon fruit-nya ini akhirnya menjadikan banyak pihak ingin menimba ilmu kepadanya. Orang yang datang ke tempat ini bisa perorangan maupun kelompok. Untuk urusan ini ia tidak memasang tarif yang baku. Semuanya disesuaikan dengan sikon. Bagi anak-anak sekolah (SD-SMP) bahkan diterapkan tarif yang sangat murah.

Kini kebun buah Merapi dragon fruit ini menjadi salah satu ikon baru wisata lereng Merapi. Di sini Anda akan melihat betapa suburnya tanaman buah naga yang bergelantungan buahnya di bulan Oktober-April. Anda bisa menikmati manis dan segarnya buah naga organik di tempat ini sambil menikmati indahnya panorama lereng Merapi dan sejuk segarnya hawa pegunungan. Anda bisa bersantai, bercengkerama, makan, minum di gazebo-gazebo yang dibuat dari bambu dan kayu di tengah-tengah kebuh buah naga.

sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta