Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PENGRAJIN WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 10:37:00

Yogyamu

PENGRAJIN WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA

Orang Jawa dan kesenian wayang seperti tidak dapat dipisahkan. Kesenian wayang ini telah menginspirasi banyak orang untuk berkreasi. Mulai dari penata gendhing, pesinden, dalang, bahkan sastrawan dan senirupawan serta tentu saja para pengrajin gamelan dan pengrajin wayang. Orang-orang yang bergelut dengan seluk beluk dunia wayang itu baik secara berkelompok maupun individual tersebar di segenap pelosok wilayah kebudayaan Jawa bahkan di luar itu.

Yogyakarta dan Surakarta yang selalu disebut-sebut sebagai pusat kebudayaan Jawa tentu juga tidak lepas dari pertautannya dengan dunia wayang. Oleh karena itu di kedua wilayah ini banyak terdapat seniman atau pengrajin yang berkaitan dengan wayang. Di Yogyakarta sendiri hasil kerajinan wayang dapat ditemukan di berbagai tempat. Bahkan di Malioboro dapat ditemukan berbagai jenis wayang yang diperjualbelikan. Baik itu wayang kulit, wayang klitik, maupun wayang golek.

Pada era tahun 1970-1980-an dan jauh sebelum itu ketika dunia pertelevisian belum semaju sekarang, pentas kesenian wayang bersama kesenian tradisional yang lain dapat dikatakan merupakan alternatif utama untuk sebuah hiburan bagi masyarakat. Akan tetapi setelah benda elektronik yang bernama televisi itu mulai hadir di tengah masyarakat, maka lambat laun pentas kesenian tradisional tergeser oleh kehadiran televisi. Dalam kotak elektronik ini dapat divisualisasikan aneka macam bentuk pementasan. Baik pementasan kesenian tradisional maupun modern atau bahkan segala hal apa pun dapat ditampilkan di dalamnya. Lagi pula harga kotak elektronik ini dapat dikatakan jauh lebih murah daripada bentuk pementasan langsung (live).

Dalam pementasan kesenian langsung di dusun-dusun, kecuali biaya untuk pementasan itu sendiri ada pula biaya-biaya lain seperti biaya gotong royong, biaya untuk suguhan para tamu/kerabat/anggota grup yang sedang berpentas, di samping tentu saja, harus melibatkan banyak orang/tenaga dan waktu. Dalam era elektronik yang berkembang demikian pesat, hal ini dipandang tidak praktis dan efisien. Hal seperti tersebut di atas dipandang sebagai pemborosan dan kesia-sian. Oleh karenanya masyarakat pun beralih kepada benda-benda elektronik ini dan praktis kesenian tardisional seperti wayang kulit tergeser peranannya.

Sekalipun demikian, kesenian wayang kulit di Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta tampaknya tidak dapat dikatakan tamat riwayatnya. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya pementasan wayang kulit di wilayah ini. Di samping itu, pengrajin wayang kulit juga masih tetap eksis. Khusus untuk pengrajin wayang kulit mereka dapat memasarkan produknya tidak hanya kepada para dalang. Sasaran dari produk mereka dapat menembus ke berbagai lingkungan. Tidak aneh kalau kemudian mereka membuka show room atau toko sendiri bagi produk-produknya di samping memasarkannya langsung kepada toko/pedagang lain.

Keunikan dan kerumitan bentuk wayang kulit ini ternyata banyak menarik wisatwan mancanegara maupun domestik. Barangkali dua faktor ini menjadi baterai bagi semangat produksi wayang kulit di Yogyakarta. Lebih-lebih kota ini menjadi kota pariwisata yang cukup terkenal di antara sederet tujuan wisata lain di Indonesia selain Pulau Bali. Berikut ini Tembi menyajikan hasil bidikannya berkenaan dengan tempat-tempat pengrajin wayang di wilayah Yogyakarta. Simak dan nikmati hasil budaya dari negeri sendiri. Dengan demikian, Anda akan lebih mengenal jati diri Anda sendiri.

Teks: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priyo Daladi



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta