- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»KAMPUS BIRU MENJADI PASAR TIBAN
01 Jan 2008 10:08:00Yogyamu
KAMPUS BIRU MENJADI PASAR TIBAN
Bundaran UGM, Boulevard UGM, Lembah UGM, adalah bagian dari UGM yang tidak pernah sepi dari aktivitas. Mestinya tempat-tempat tersebut memang dibuat untuk memberikan ruang bagi aktivitas Kampus Biru, UGM. Akan tetapi pada perkembangannya ruang-ruang tersebut dipergunakan oleh tidak saja bagi aktivitas perkampusan, tetapi juga bagi aktivitas perdagangan. Hal tersebut akan kelihatan sibuk, padat, dan ramai pada hari-hari libur utamanya hari Minggu. Pada hari-hari semacam itu orang yang tidak pernah melintas atau masuk ke segenap pelosok Kampus Biru dapat saja menjadi terheran-heran. Heran karena barangkali orang tidak akan menyangka bahwa kompleks kampus yang mestinya menjadi ajang penempaan ilmu bisa berubah menjadi pasar yang demikian semrawut.
Pada hari libur seperti hari Minggu orang akan cukup kesulitan melintas di jalan jalur bus kota yang melingkari kompleks UGM mulai dari Mirota Kampus, Sagan, Masjid UGM, Lembah UGM, sampai ke RSU dr. Sardjito. Pada hari Minggu/libur ruas jalan antara Sagan-Masjid UGM-Lembah UGM dapat dipastikan macet, utamanya di sisi Lembah UGM sebab Lembah UGM total menjadi pasar tiban yang sarat penjual dan pengunjung. Tampak sekali sebagai pasar tiban tempat itu demikian amburadul. Debu berhamburan tiada henti. Asap kendaraan dari knalpot mobil, sepeda motor, dan bus kota turut memperpekat polutan udara di tempat itu. Penataan tenda, warung, kios, atau sekadar tikar dan secuil plastik tempat menggelar dagangan tampak ditebarkan begitu saja sehingga menambah acak-acakannya pemandangan di tempat itu.
Di samping Lembah UGM, Boulevard yang tepatnya berada di sisi utara dari Bundaran UGM juga menjadi sasaran pedagang untuk menggeber dagangannya. Pada hari-hari libur bahkan di hari biasa pun Boulevard UGM menjadi tempat para pedagang kaki lima untuk menggelar dagangannya. Demikian juga Jalan Kaliurang yang membelah kompleks Kampus Biru ini sekalipun di jalan tersebut telah dipasang puluhan papan peringatan DILARANG BERJUALAN DI SINI mulai jam 06.00-16.30 WIB. Mengapa hal ini terus saja terjadi sekalipun ada imbauan, larangan untuk melakukan aktivitas itu ?
Tampaknya seputaran Kampus UGM memang cukup strategis untuk menjaring konsumen. Kampus yang berada tepat di perbatasan antara Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta ini menjadi semacam tempat yang harus dilalui orang ketika orang akan menuju atau kembali dari wilayah Sleman maupun Kota Yogyakarta. Jadi, tempat ini menjadi perlintasan dua wilayah yang dapat diartikan sebagai tempat yang cukup sibuk untuk mobilitas orang. Di samping itu, kampus secara otomatis memang menjadi tempat beraktivitasnya para mahasiswa yang notabene adalah anak-anak muda. Anak-anak muda memang tidak bisa dipisahkan dengan kedinamisan, aktivitas, bermain, nongkrong, rekreasi, mejeng, dan berkumpul. Tempat-tempat semacam ini memang sangat memberikan peluang untuk dijadikan sebagai tempat berjualan.
Foto dan Teks: Sartono Kusumaningrat
Artikel Lainnya :
- 5 April 2011, Djogdja Tempo Doeloe - PROSESI PEMAKAMAN SULTAN HAMENGKU BUWANA VIII, 1939(05/04)
- Daftar buku(18/03)
- 11 Mei 2010, Bothekan - NGEMPUKAKE WATU ITEM(11/05)
- 9 Maret 2010, Ensiklopedi - EPEK-EPEK(09/03)
- Kongres Perempuan Pertama. Tinjauan Ulang (08/12)
- BESENGEK TEMPE BENGUK, SALAH SATU MAKANAN KHAS KABUPATEN KULON PROGO(10/11)
- JUDUL BUKU(02/09)
- TRANSPORTASI DI YOGYAKARTA(08/08)
- Saat Gamelan Sekaten Ditabuh(26/01)
- Diskusi Buku Puisi Kepayang Abdul Wachid BS(20/12)