Operet Badai Kasih,
Kisah Cinta Widyawati dan Sophan Sophiaan
Ada banyak cara berbagi dan memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, salah satunya adalah operet cinta ‘Badai Kasih’ yang digalang organisasi PUN untuk membantu seniman wanita yang sudah tak lagi bisa berkarya.
Para Pemain Operet Badai Kasih Usai Pertunjukkan
Kisah cinta dan tragedi Romeo dan Juliet karya William Shakespeare sangat fenomenal dan menginspirasi banyak orang untuk membuat cerita yang sama dengan latar belakang yang berbeda. Salah satunya ‘Pengantin Remaja” karya Wim Umboh tahun 1971 yang didalamnyta menceritakan kesulitan hubungan percintaan Romi dan Juli karena latar belakang keluarga yang berbeda. Dan film yang diperankan oleh Sophan Sophiaan dan Widyawati ini pernah sangat booming di zamannya.
Kisah cinta dua sejoli inilah yang akhirnya dipilih oleh kelompok Perempuan Untuk Negeri (PUN) untuk ditampilkan. Organisasi wanita yang menghimpun wanita dari mulai ibu rumah tangga sampai pebisnis itu bergerak dalam bidang sosial. Berdiri sejak 9 November 2009, PUN sudah melakukan berbagai macam kegiatan sosial, diantaranya menggalang dana untuk membangun sekolah yang rusak di Sumatera Barat, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), mengajak 1300 anak-anak kurang beruntung bermain di Kidzania, Jakarta dan masih banyak lagi.
Untuk merayakan HUT PUN yang ke-3, tahun ini mereka menggalang dana dengan membuat operet berjudul “Badai Kasih” yang seluruh hasil penjualan tiket pertunjukan ini akan disumbangkan kepada para pelaku seni perempuan. “Kenapa untuk seniman perempuan, karena kami memang fokus pada perempuan dan anak, misalnya Mpok Nori yang sedang sakit, atau kepada siapa saja nanti dana ini diberikan, kami masih berdiskusi dengan Dewan Kesenian Jakarta,” papar Mia Marsono, project officer kepada Tembi.
Adegan Marcell Siahaan dan Yanti Airlangga saat bersama
Kisah Cinta 2 Generasi
Operet yang melibatkan anggota PUN dan beberapa selebriti, antara lain Widyawati dan Marcell Siahaan, ini digelar pada 9 Februari 2012. Alur cerita yang terinspirasi dari kisah cinta Romi dan Juli yang diperankan Widyawati dan Sophan Sophiaan ini bercerita tentang kisah cinta dua generasi. Kisah cinta Widyawati (Juli) dan Chandra (Romi) yang yang terpisah karena latar belakang keluarga yang berbeda puluhan tahun silam, diceritakan kepada Kasih (Yanti Airlangga) dan Badai (Marcell Siahaan) yang memiliki kisah cinta yang sama, yang dipaksa berpisah karena berbeda status keluarga.
Dalam "Badai Kasih", Widyawati memerankan sosok Juli, wanita penjaga pagar stasiun yang percaya bahwa harapan tidak akan putus bila alam belum berkehendak. Penantiannya untuk Romi, membuat Juli bertahan menunggu setiap hari di stasiun.
Dengan setting panggung yang sangat baik dari segi gambar, artistik, dan penggambaran seperti berada di Eropa, cerita cinta ini sebenarnya sangat sederhana. Beberapa lagu yang sudah cukup dikenal, seperti Dia milik Maliq & D’ Essentials, Bukan Cinta Biasa milik Afgan, Takkan Terganti milik Marcell dan masih banyak lagi lagu lainnya sangat membangun cerita cinta ini.
Widyawati berakting sangat bagus
Namun alur cerita berjalan sangat lambat, sehingga waktu 90 menit pertunjukan terasa sangat lama. Jika kisah cinta dalam film Romi dan Juli berakhir dengan tragis karena mereka terpisah karena maut, dalam “Badai Kasih”, kisah cinta Widyawati terpisah jarak dan dibiarkan menggantung. Sementara kisah cinta Kasih dan Badai justru berakhir bahagia.
Ditemui secara terpisah, Widyawati mengaku merasa senang bisa berpartisipasi dengan operet ini, apalagi tujuan acara ini sangat mulia untuk membantu seniman wanita yang sudah pensiun atau tidak lagi bisa berkarya. “ Awalnya saya diajak Titin Watimena untuk main di sini. Ini pertama kali buat saya, tadinya saya ragu takut nggak bisa. Namun orang-orang terdekat meyakinkan bahwa saya mampu,” paparnya. Bahkan tiga buah lagu yang dibawakan olehnya membuat para penonton kagum, karena penampilannya yang maksimal, walau kondisi tubuhnya saat itu sedang kurang fit.
Acara ini bukan yang terakhir dari rangkaian acara-acara sosial yang diadakan oleh PUN, meski terdapat berbagai kekurangan dari pertunjukan, namun sumbangsih dari PUN kepada masyarakat akan sangat berarti. “Dalam kiprahnya di masyarakat PUN hanya ingin memberikan bantuan kepada pihak yang tidak mampu di seluruh Indonesia sebatas kemampuan kami. Dan pesan dari operet ini, kami melakukan dengan cinta dan kami berbagi,” ujar Yanti Airlangga selaku ketua umum PUN.
Para penari pendukung cerita
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Karya-Karya Baru Karawitan Yang Selalu Dinanti(02/02)
- Mengupas Identitas Tionghoa di Indonesia(31/01)
- Empat Penyair Empat Angkatan di Bawah Remang Purnama(30/01)
- Pegelaran Ritual Wayang Wahyu Sekar Delima Sinarang(28/01)
- Saat Gamelan Sekaten Ditabuh(26/01)
- Grebeg Mulud, Tanda Rasa Syukur(23/01)
- Panggil Aku Fang Yin(22/01)
- Pesta Kuda Lumping, Semoga Penyelenggara Negara Tidak Njatil(21/01)
- Pameran Seni Rupa Menandai Pensiun Sebagai Birokrat(18/01)
- Bisma (4) Tunas Cinta Bersemi(18/01)