Festival Bregada Rakyat: Pertunjukan Prajurit Rakyat

Gagasan untuk menyelenggarakan Festival Bregada Rakyat ini salah satunya dipicu oleh karena bermunculannya bregada-bregada (kesatuan prajurit) di berbagai kampung atau pedukuhan di Yogyakartabeberapa tahun terakhir ini.

Di tengah rinai hujan prajurit wanita ini tetap teguh “menjalankan” misinya, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Di tengah rintik hujan prajurit wanita ini tetap teguh “menjalankan” misinya

Untuk mengisi Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakartadan juga untuk memperingati Yogya Kota Republik yang jatuh pada tanggal 4 Januari Manajemen XT Square bekerja sama dengan berbagai pihak menyelenggarakan Festival Bregada Rakyat.

Festival tersebut mengambil rute mulai dari Taman Parkir Abubakar Ali, Malioboro, dan berakhir di Benteng Vredeburg. Acara dilaksanakan hari Minggu, 19 Januari 2014 mulai pukul 14.00 dan berakhir pada sekitar pukul 17.00 WIB.

Festival ini memperebutkan hadiah total senilai Rp 16.500.000. Di samping itu para pemenang juga berhak mendapatkan trofi dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwana X, Paku Alam IX, Danrem 072/Pamungkas Yogyakarta, Walikota Yogyakarta, dan Kepala Dinas Pariwisata DIY.

Keberadaan prajurit Keraton <a href='https://tembi.net/id/news/berita-budaya/festival-bregada-rakyat--pertunjukan-prajurit-rakyat-5542.html'> Yogyakarta</a>menjadi kiblat peserta Festival Bregada Rakyat 2014, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Keberadaan prajurit Keraton Yogyakartamenjadi kiblat peserta Festival Bregada Rakyat

Gagasan untuk menyelenggarakan Festival Bregada Rakyat ini salah satunya dipicu oleh karena bermunculannya bregada-bregada (kesatuan prajurit) di berbagai kampung atau pedukuhan di Yogyakartabeberapa tahun terakhir ini. Bregada ala kampung dan pedukuhan ini sering tampil dalam berbagai acara seperti merti dusun (bersih desa), rasulan, ulang tahun kabupaten, dan sebagainya.

Hal semacam itu patut diapresiasi bahkan dilestarikan dan bisa dijadikan salah satu aset pariwisata daerah. Demikian seperti yang diungkap Widihasto Wasono Putro selaku Direktur Operasional dan Marketing XT Square.

Festival Bregada Rakyat yang rencananya akan terus diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini sengaja dilombakan. Ada pun kriteria penilaiannya meliputi kreativitas, kostum, aksesori, musik pengiring, dan keselarasan/kekompakan penampilan bregada.

Gaya prajurit wanita menunggang kuda ala Nyi Ageng Serang ikut memeriahkan Festival Bregada Rakyat, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Gaya prajurit wanita menunggang kuda ala Nyi Ageng Serang ikut memeriahkan festival

Festival yang menyedot ribuan penonton yang menyemut mulai dari ujung utara Malioboro hingga Benteng Vredeburg ini diikuti 45 bregada, satu Detasemen Cobra Airsoft Club, satu peleton dari Yonif 403 Wirasada Pratista Kentungan Sleman. Dan satu kelompok Marching Band Indo Jaya Motor.

Ada pun ke-46 bregada yang mengikuti festival ini di antaranya adalah Bregada Kyai Gedong, Pembauran, Wiromenggolo, Ambarketawang, Lombok Abang Kridho Budoyo, Bakda Kupat Kridho Budoyo, Sanggar Sadar, Ngeksiganda, Poeroeboyo, Serakit Perempuan Mataram, Babad Bandayuda, Arya Silarong, Kyai Tanjung Anom, Jogo Suro, Bathok Bolu, Jogoboyo Sanggar Tirto, Srikandi, Patang Puluh, Langen Kusumo, Sukawati, Purbonegoro, Jogobumi, Gafatar, Kuntul Serambada, Niti Manggolo, Saeko Kapti, Kepanjen Semanu, Wirobekel, Kismo Kuncoro, Banguntapa Manunggal Roso, Surenglogo, Diposatriyo, Songgorumekso, Pasembaja, Yogyakarta, Kusumengyudo, Songsong Wirosuto, Pager Bumi, Rekso Catur Wargo, Wiro Tamtomo, Jodog, Kewirobronto, Detasemen Cobra Airsoft Club, Yonif 403 Wirasada Pratista.

Jika dicermati masih banyak terdapat kekurangan pada bregada-bregada kampung dan pedukuhan ini. Untuk menyebutkan di antaranya adalah ketidakseragaman kostum dan aksesori, terutama sepatu dan kaus kaki. Selain itu, ada beberapa anggota bregada yang seperti kehabisan tenaga begitu mendekati titik akhir kirab. Selain itu, hampir semua bregada mengkiblat pada pola-pola kostum, gaya, dan aksesori prajurit Keraton Yogyakartayang ada saat ini.

Sosok gagah komandan prajurit rakyat ini mengesankan keandalan di medan laga, difoto: Minggu, 19 Januari 2014, foto: a.sartono
Sosok gagah komandan prajurit rakyat ini mengesankan keandalan di medan laga

Lepas dari segala kekurangan dan kelemahan festival ini memberikan hiburan bagi masyarakat Yogyakartadan wisatawan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta. Selain itu, hal ini menunjukkan tentang bagaimana sesungguhnya nafas berkesenian, nafas berkebudayaan di Yogyakartaterus bertumbuh dan hidup, bahkan sampai di pedukuhan dan kampung-kampung. Semuanya menjadi penyangga dan titik-titik pusat budayayang saling berjejaring membangun kebudayaan Yogyakartayang kian kaya, padu, dan menguatkan keistimewaannya.

Naskah & foto:A. Sartono



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta