Petilasan Pohon Timo

Daun Pohon Timo hingga kini masih sering diambil orang untuk menyembuhkan sakit mata ringan. Dua tiga daun segar dipetik kemudian dicuci dan direndam di dalam air. Setelah itu air digunakan untuk mencuci mata yang dalam bahasa Jawadisebut dengan dirimbang atau dirambang.

Pertigaan Dusun Tunjungan, Pandak, Bantul tempat tumbuhnya Pohon Timo, difoto: 28 Juli 2012, foto: a.sartono
Pohon Timo berada di pertigaan Tunjung an, Bantul, dan sang juru kunci Surowijoyo

Petilasan Pohon Timo ini secara administratif terletak di Dusun Tunjungan, Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, DIY. Lokasi Petilasan ini dapat dijangkau melalui Perempatan Palbapang, Bantul ke arah barat (arah Srandakan atau Brosot). Setelah sampai di Pertigaan Sapuangin ambil arah ke kiri (selatan). Ikuti jalan tersebut hingga sampai di Pertigaan Dusun Tunjungan. Pohon Timo ini tumbuh atau terletak di tengah pertigaan tersebut.

Oleh karena dinamakan Pohon Timo kemudian banyak orang salah menduga sebagai Pohon Timoho. Namun ciri-ciri fisik dari Pohon Timo jauh berbeda dengan Pohon Timoho seperti yang tumbuh di makam Kotagede atau kompleks-kompleks makam kuno lainnya. Pohon Timo memiliki ciri daun lebih lebar daripada Pohon Timoho.

Buah dari Pohon Timo berukuran kecil. Butir buah atau bijinya hanya sebesar biji kapuk randu. Sedangkan biji buah Pohon Timoho memiliki ukuran sebesar ujung jari orang dewasa. Bentuk keduanya pun berbeda. Bentuk biji buah Pohon Timo bulat, sedangkan biji buah Pohon Timoho berbentuk seperti jantung. Pohon Timo memiliki pertumbuhan tajuk atau dahan yang cenderung meliuk sedangkan dahan Pohon Timoho tidak terlalu meliuk. Pertumbuhan daun Pohon Timo juga tidak terlalu lebat, sementara Pohon Timoho relatif lebat.

Kayu Pohon Timoho sering digunakan untuk membuat warangka atau tangkai keris, tongkat, tasbih, dan lain-lain. Kayu dari Pohon Timoho memunculkan warna khas berbercak-bercak seperti kulit macan tutul. Hal inilah yang membuatnya disukai orang untuk digunakan sebagai bahan baku kerajinan yang bernilai mahal. Sementara kayu dari Pohon Timo tidak pernah diketahui dengan pasti kegunaannya. Apakah dapat digunakan untuk bahan baku mebel, bangunan, atau tidak.

Sosok Pohon Timo di Tunjungan, Pandak, Bantul dilihat dari sisi timur, difoto: 28 Juli 2012, foto: a.sartono
Pohon Timo dilihat dari timur dalam jarak sekitar 20 meter

Pangkal batang dari Pohon Timo ini memliki karakter menonjol ke sana kemari tidak beraturan. Jadi pangkal Pohon Timo menjadi kelihatan menggembung dengan aneka tonjolan, yang membuatnya terkesan seperti batang tanaman yang terkena penyakit. Sedangkan Pohon Timoho tidak memiliki pangkal batang pohon yang demikian.

Daun Pohon Timo hingga kini masih sering diambil orang untuk menyembuhkan sakit mata ringan. Sumber setempat yang bernama Surowijoyo (94) menerangkan bahwa untuk mengobati sakit mata maka dua tiga daun segar dipetik kemudian dicuci dan direndam di dalam air. Setelah itu air digunakan untuk mencuci mata yang dalam bahasa Jawadisebut dengan dirimbang atau dirambang. Daun keringnya pun dapat digunakan untuk mengobati mata dengan cara dibakar kemudian abunya ditampung dan diendapkan. Setelah mengendap, airnya digunakan untuk mencuci mata.

Surowijoyo menerangkan bahwa Pohon Timo ini berasal dari tongkat kayu yang ditancapkan oleh seorang komandan tentara Spei. Dikisahkan bahwa pada masa Geger Spei atau Perang Spei (sering disebut Spoy atau Sepehi) yang terjadi tahun 1812, ada sepasukan tentara Spei yang melakukan operasi sampai di wilayah Tunjungan. Pada saat komandan tentara Spei sampai di Tunjungan, ia menancapkan tongkat kayunya dengan maksud agar pasukannya tidak melewati tongkat yang difungsikan sebagai patok atau pembatas gerak operasi. Tongkat tersebut tumbuh menjadi pohon yang kemudian oleh masyarakat dikenal sebagai Pohon Timo.

Pangkal Pohon Timo berbentuk khas/bertonjolan, difoto: 28 Juli 2012
Tonjolan di pangkal Pohon Timo sangat khas

A.Sartono



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta