MASJID KAUMAN PIJENAN (3)
Tradisi yang dijalankan di Masjid Kauman Pijenan ini salah satunya adalah membagikan takjil berupa bubur dengan sayur tempe. Tradisi ini dipercaya berasal dari para wali di masa lalu. Tradisi takjil bubur ini mengandung ajaran atau pesan religius yang cukup dalam.
papan nama Masjid Kauman Wijirejo, Pandak, Bantul
Atas bimbingan dan nasihat dari Panembahan Bodo dan putra-putranya maka Dusun Pijenan kemudian berkembang menjadi pusat santri. Santri-santri ini pada gilirannya banyak yang menjadi kaum, rois atau agamawan. Oleh karena itu pulalah Dusun Pijenan kemudian dikenal pula dengan nama Dusun Kauman Pijenan.
Ada tradisi yang menarik sehubungan dengan Masjid Kauman Pijenan ini berkaitan dengan bulan puasa atau bulan Ramadhan. Tradisi yang dijalankan di Masjid Kauman Pijenan ini salah satunya adalah membagikan takjil berupa bubur dengan sayur tempe. Tradisi ini dipercaya berasal dari para wali di masa lalu. Tradisi takjil bubur ini mengandung ajaran atau pesan religius yang cukup dalam.
bubur sering dimaknai sebagai lembut (sesuai tekstur makananbubur pada umumnya). Pada sisi ini ada ajaran bahwa agama Islam harus disampaikan atau diajarkan dengan lemah lembut sehingga akan mudah diterima oleh masyarakat awam. Seperti halnya bubur akan cocok bagi perut orang yang berbuka puasa, karena tidak memberikan efek menyentak atau mengagetkan perut atau usus.
bubur jika dituangkan juga akan segera melebar di permukaan wadahnya. Hal ini sering dimaknai sebagi mbeber. Oleh karena itu masyarakat yang menerima bubur Takjil secara tersirat diberikan ajaran-ajaran agama Islam. Oleh karenanya sebelum berbuka puasa diadakan pengajian sebagai wahana untuk menyampaikan ajaran dan syiar agama Islam.
Mata air di halaman masjid yang diberi nama Sendang Si Jalak
bubur juga berarti babar atau merata. Dalam hal ini terkandung maksud agar ajaran agama Islam disampaikan kepada semua orang tanpa membeda-bedakan kelas sosial atau golongannya. Siapa pun bisa memeluk agama Islam.
Takjil bubur ini juga merupakan contoh bahwa memberi sedekah bagi yang berbuka puasa akan mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang menjalani puasa. Takjil bubur ini dilaksanakan di Masjid Kauman Pijenan selama sebulan penuh, mulai dari hari pertama bulan ramadhan sampai hari terakhir, kecuali pada tanggal 20 bulan Ramadhan atau sering disebut sebagai malem selikuran. Pada malem selikuran ini secra khusus disajikan Takjil Nasi.
Hal ini dilakukan sebagai pengingat untuk menghadapi sepuluh hari terakhir yang dipandang penuh berkah dan dianggap berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Demikian keterangan Drs. Hariyadi selaku Sekretaris Takmir Masjid Kauman Pijenan dan sekaligus sebagai Kaur Kesra Desa/Kalurahan Wijirejo serta sebagai Ketua I Pengurus Pasareyan atau Makam Sewu (Panembahan Bodo).
Jam bencet
Sartono
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Pajimatan Imogiri, Makam Raja-raja Mataram(25/10)
- Sendang Ngajaran dan Terjadinya Dusun Ngajaran(18/10)
- Sendang Ciren atau Sendang Luk Sinangka, Lokasi Kelahiran Untung Surapati(11/10)
- Masjid Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri(04/10)
- Makam Kyai Cinde Amoh, Imogiri(27/09)
- Sendang Payungan dan Terjadinya Dusun Payungan(20/09)
- Tuk Heneng Petilasan Baru(13/09)
- WATU MANTEN(06/09)
- SENDANG NGEMBEL, FUNGSI DAN LEGENDANYA(30/08)
- Makam Patih Rojoniti(16/08)