WATU MANTEN
Keletakan
Watu Manten secara administratif terletak di Dusun Kunden, Kalurahan Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalui jalan raya Pleret-Ngipik, pada pertigaan besar setelah Pasar Jambidan (jika dari selatan) ambil jalan ke kanan kurang lebih sejauh 3 kilometer. Setelah itu pengunjung akan sampai di Dusun Kunden. Lokasi Watu Manten berada di lereng bukit di dusun tersebut.
Kondisi Fisik
Watu Manten disebut demikian karena batu ini berjumlah dua buah. Sepasang batu ini oleh warga setempat dianggap seperti sepasang pengantin sehingga dinamakan Watu Manten. Keletakan sepasang batu ini berada pada lereng bukit di Dusun Jambidan. Lereng bukit ini biasanya digarap penduduk untuk areal perladangan. Posisi Watu Manten berada di bawah pohon asam yang cukup besar. Ukuran masing-masing Watu Manten tersebut kira-kira 1 m x 1 m 1 m.
Latar Belakang
Watu Manten di Kunden masih sering diberi sesaji. Baik sesaji bucalan (buuangan) maupun sesaji dalam bentuk lain. Sebagian warga percaya bahwa Watu Manten merupakan tempat bersemayamnya dhanyang (penunggu gaib) dari desa yang bersangkutan. Sesaji yang diletakkan di Watu Manten tidak saja dilakukan saat ada upacara bersih desa atau Ruwahan yang sering atau cukup rutin dilakukan oleh warga dusun setempat, namun juga pada saat warga melakukan hajatan. Hal demikian terjadi oleh karena sebagian besar warga percaya bahwa dhanyang atau makhluk gaib penunggu dusun tersebut bermukim di Watu Manten. Ada pun sajen yang disajikan di Watu Manten tidak diperbolehkan disajikan dalam keadaan tidak utuh atau terpotong. Hal ini khusus diberlakukan untuk sajen yang berupa makanan atau buah-buahan. Dhanyang dusun di tempat ini dikenal dengan nama Den Bagus Bandol dan Den Bagus Gombak. Menurut kepercayaan setempat kedua dhanyang dusun ini telah ada di tempat itu sejak Dusun Kunden belum terbentuk.
Watu Manten sebenarnya merupakan dua buah gundukan batu andesit dengan ukuran yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Hanya saja keletakan batu pertama berada persis di bawah pohon asam sementara satu batu lainnya berada di sisi barat-utara dari batu pertama pada jarak sekitar 4 meter.
Tidak ada yang tahu persis sejak kapan dua buah batu besar berbobot sekitar dua ton itu berada di sisi bukit di dusun tersebut. Hingga kini dua buah batu tersebut masih dilestarikan di Dusun Kunden dan dalam setiap hajatan atau kegiatan besar dusun setempat kedua batu itu hampir selalu diberi sesaji sebagai bentuk tegur sapa dengan dunia atau makhluk gaib.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 6 April 2010, Ensiklopedi - DOLANAN ONCIT(06/04)
Alun-Alun lor (utara) tahun 1888(17/10) - Achie SHE Musik Dan Impian(07/02)
- Diorama Baru dengan Layar Sentuh Di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta(21/04)
- 16 Februari 2011, Kabar Anyar - GAMELAN SEKATEN TETAP DIMINATI PENGUNJUNG(16/02)
- Warung Mie Wale Bandung Spesial Mie Ayam Rica-rica(04/05)
- GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN, GEREJA BERWAJAH JAWA(16/09)
- Wong Kleyang Kabur Kanginan(18/12)
- Pemanasan Jelang Jakarta Blues Festival 2011 Di Bentara Budaya(19/11)
Gandamayu Dikutuk Karena Patuh Dan Setia(10/09)