Penyair Senior Membaca Puisi di Tembi

Author:editorTembi / Date:14-08-2014 / Ini kali, penyair yang sudah dikenal sejak dekade 1970-an, dan sampai sekarang masih terus menulis puisi, hadir di Tembi Rumah Budaya untuk membacakan puisi-puisi karyanya pada Selasa malam, 12 Agustus 2014. Mereka tidak lagi tinggal di Yogya, tetapi menetap di Jakarta.

Adri Darmadji Woko membacakan puisi karyanya dalam acara Sastra Bulan Purnama di pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono
Adri Darmadji Woko

Adri Darmadji Woko, yang dulu kerap menulis untuk Majalah Sastra Horison, meluncurkan antologi puisinya yang berjudul “Cicak-Cicak Di Dinding’, yang berisi kumpulan puisinya sejak 1970-an sampai 2014.

Mengenakan pakaian serba putih Adri membacakan puisi karyanya, dibantu aktor teater dari Yogya Liek Suyanto. Liek, demikian panggilannya, yang merasa menghirup candu puisi di Tembi, sehingga tidak bisa menolak kapan pun diminta membaca puisi di Tembi.

“Candu puisi Tembi telah merayapi tubuhku,” kata Liek Suyanto.

Sastra Bulan Purnama edisi ke-35, malam itu meluncurkan tiga antologi puisi,yakni “Cicak-Cicak Di Dinding’ karya Adri Darmadji Woko, ‘Tiga Menatap Takdit’ karya tiga penyair Yvonne de Fretes, Prijono Tjiptoherijanto dan Irawan Massie; dan antologi puisi 153 penyair Indonesia ‘Negeri Langit’.

Yvonne de Fretes penyair perempuan dari Jakarta membacakan puisi karyanya dalan acara Sastra Bulan Purnama di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono
Yvonne de Fretes

Para penyair itu datang dari area Jakarta seperti Adri Darmadji Woko, Yvonne de Freter, Naning Pranoto, Hendrawan Nadesul. Dari Sragen, Sus Harjono, dari Magelang Dedet Setiandi. Dari Purworejo, Thomas Haryanto Sukiran dan Sumanang Tirtasujana. Dari Klaten, Esti Ismawati dan dari Yogya, Sutirman Eka Ardhana, Slamet Riyadi Sabrawi, Rismuji, Dimas Indianto, Matroni Muserang dan sejumlah nama lain.

Masing-masing membacakan puisi karyanya, dan ada pembaca lain yang ikut membacakan puisi karya penyair yang puisinya masuk dalam antologi. Meritz Hindra, aktor teater, membacakan puisi karya Adri Darmadji Woko. Pristiani Dewi, pemain teater, membaca puisi karya Daru Maheldaswara dan Tosa Santosa membaca puisi karya Dedet Setiadi, penyair dari Magelang, puisinya masuk dalan antologi puisi 153 Penyair Indonesia.

Para penyair yang tampil kebanyakan memang penyair yang sudah puluhan tahun bergelut dengan puisi dan dalam usianya yang tak lagi muda, sudah di atas 60 tahun, tetapi masih terus berkarya dan tidak canggung berkarya bersama dengan penyair-penyair lebih muda, yang lahir akhir tahun 1980-an seperti Matroni Muserang, Dimas Indianto, Latief S Nugroho dan nama-nama lain.

Sumanang Tirtasujana penyair dari Purworejo membaca puisi dalam Sastra Bulan Purnama di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono
Sumanang Tirtasujana

Penyair-penyair perempuan yang puisinya masuk dalam antologi puisi 153 penyair Indonesia ‘Negeri Langit’, Estiti Ismawati (Klaten) dan Sus S Hardjono (Sragen), ikut hadir dan membacakan puisi karyanya. Pada akun Facebook-nya, setelah acara Sastra Bulan Purnama edisi ke-35 selesai, Esti Ismawati menuliskan kesannya:

“Malam launching tiga buku puisi di Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta meninggalkan kesan yang sangat dalam, bukan hanya tempat dan suasananya yg eksotis, tapi karena pribadi-pribadi penyair senior yang sangat ramah dan bersahabat (menyedulur) seperti mas Adri, mas Ons, mas Hans, mas Jun, mas Slamet RS, mas Rismudji, dst. oleh mas Adri saya diperkenalkan kepada penyair2 senior yang hadir dari Jakarta malam itu, mulai Bundo Free, Ibu Yvonne De Fretes, Ibu Naning Pranoto dan lainnya.”

Sus Hardjono sendiri, yang malam itu langusng pulang ke Sragen menuliskan kesannya di akun Facebook-nya sebagai berikut:

“ Terlalu 'kecil" terlalu "tak berdaya di tengah lautan penonton sastra di Tembi Rumah Budaya”.

Selain itu Sus, demikian panggilannya, juga menuliskan kesannya dalam suasana yang berbeda. Kita simak kesan tulisan itu”

" Tembi seruuu banget semalam ...ok banget ...sayang kalau gak hadir heheh...puisi banget deuh..”

Esti Ismawati, penyair perempuan dari Klaten membacakan puisi karyanya dalam acara Sastra Bulan Purnama di Pendapa Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono
Esti Ismawati

Berikut ini satu puisi karya Esti Ismawati yang dimuat dalam antologi puisi 153 penyair Indonesia ‘Negeri Langit’.

Negeri Impian

di negeri impian
ada zamrud katulistiwa
ada nol kilometer. Ada Panjer dunia
tanah subur permai, makmur damai

di negeri impian, tukul kang sarwo tinandur
segala biji ditanam tumbuh
murah kang sarwo tinuku: sandang, pangan, papan.

di negeri impian, gemah ripah loh jinawi
toto titi tentrem kerto raharjo
hidup tertib tentram, saling bergandeng tangan
bersinergi, melangkah pasti, berbagi matahari:
“perjuangan itu mengasyikan”

di negeri impian, beribu pulau bertaut erat
satu menghilang harga diri pun terkoyak:
supadan dan ligitan

di negeri impian, usman-harun terkenang
berani mati bela pertiwi
berperang sungguh sampai lampus
di negeri impian, dijalin persaudaraan

13 Februari 2014

Nonton yuk ..!

Ons Untoro
Foto: A. Sartono

Bale Karya Pertunjukan Seni

Latest News

  • 14-08-14

    Museum Khusus Jender

    Rumah itu pernah menjadi kediaman Jenderal Sudirman dan keluarga sejak 18 Desember 1945—19 Desember 1948, saat ia menjabat sebagai Panglima Besar... more »
  • 14-08-14

    Ngabuk Wong Meteng

    Pepatah ini mengajarkan bahwa janganlah menyakiti orang yang sudah dalam kondisi atau keadaan lemah. Menyakiti orang yang lemah (fisik, materi,... more »
  • 14-08-14

    Penyair Senior Memba

    Ini kali, penyair yang sudah dikenal sejak dekade 1970-an, dan sampai sekarang masih terus menulis puisi, hadir di Tembi Rumah Budaya untuk... more »
  • 14-08-14

    Jembatan Winongo, Si

    Jembatan ini menjadi sarana penghubung antara Dusun Niten dan Dusun Glondong. Diduga jembatan ini dibangun seiring dengan dengan pembangunan beberapa... more »
  • 13-08-14

    Kesadaran Nasional.

    Judul : Kesadaran Nasional. Dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan. Jilid I Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana Penerbit : LKiS, 2008, Yogyakarta... more »
  • 13-08-14

    Pameran Seni Rupa Ib

    Pameran di Bentara Budaya Yogyakarta ini, pada 8-17 Agustus 2014, lebih untuk menemukan strategi visual yang dapat menggambarkan keterlibatan dan... more »
  • 12-08-14

    Resep Gudheg Nanas d

    Dalam majalah Kajawen berbahasa dan beraksara Jawa tersebut, Pujirah menulis resep berdasar bahan, bumbu, dan cara memasak untuk “gudbeg nanas”.... more »
  • 12-08-14

    Malam ini di Tembi C

    Tajuk dari Sastra Bulan Purnama ini mengambil kalimat dari tiga judul antologi puisi yang akan di-launching, yaitu “Cicak-Cicak Menatap Takdir Di... more »
  • 12-08-14

    Komik Baru Peter van

    Buku Rampokan ini tidak saja bagus dari sisi goresan ilustratifnya, tetapi juga dari sisi gagasan atau isinya yang berkisar tentang kondisi di Hindia... more »
  • 11-08-14

    De Mata Trick Eye Mu

    Wahana ini memang mampu memberikan hiburan dan kegembiraan bagi pengunjung, terutama yang gemar berfoto ria. Foto-foto 3D yang menjadi latar belakang... more »