Resep Gudheg Nanas dalam Majalah Kajawen 1936

Author:editorTembi / Date:12-08-2014 / Dalam majalah Kajawen berbahasa dan beraksara Jawa tersebut, Pujirah menulis resep berdasar bahan, bumbu, dan cara memasak untuk “gudbeg nanas”. Bahan utamanya adalah buah nanas yang masih mentah.

Resep Gudheg Nanas Ala Majalah Kajawen 1936, sumber foto: Suwandi/Tembi
R Ngt Pujirah penyusun resep Gudheg Nanas

Resep ketiga yang ditulis oleh Raden Nganten (R Ngt) Pujirah dalam rubrik “Resep Dhaharan” yang dimuat dalam majalah Kajawen terbitan tahun 1936 lalu adalah “Gudheg Nanas”. Tentu masyarakat Jawa masih sangat asing dengan resep ini. Sebab resep gudheg yang dikenal saat ini biasanya berbahan baku gori (nangka) atau manggar (bunga kelapa). Maka dengan adanya resep “Gudheg Nanas” ini, tentunya menambah perbendaharaan kuliner masakan tradisional Jawa.

Dalam majalah Kajawen berbahasa dan beraksara Jawa tersebut, Pujirah menulis resep berdasar bahan, bumbu, dan cara memasak untuk “gudbeg nanas”. Bahan utamanya adalah buah nanas yang masih mentah.

Jumlah nanas yang dibutuhkan sebanyak 3 buah. Nanas mentah tersebut dikupas bersih dan diiris kecil-kecil sesuai selera. Setelah itu diberi garam secukupnya dan diremas-remas hingga lendirnya hilang. Bahan lain berupa daging ayam secukupnya.

Sementara bumbu-bumbunya adalah: irisan bawang merah dan bawang putih sebanyak 3 sendok makan, santan kental 4 gelas, ketumbar dan jinten 1 sendok teh, kemiri 5 butir, jahe 2 iris, kunir 1 iris, gula Jawa 2 sendok teh, dan garam secukupnya.

Resep Gudheg Nanas Ala Majalah Kajawen 1936, sumber foto: Suwandi/Tembi
Majalah Kajawen 1936 yang memuat resep Gudheg Nanas

Cara memasaknya, seperti yang diungkapkan dalam bahasa Jawa halus, begini: “Bumbu kauleg ingkang ngantos lembat”. Artinya kurang lebih, semua bumbu diuleg hingga halus. Setelah halus digongso dengan minyak goreng secukupnya hingga setengah kering, lalu diangkat. Santan dipanaskan dalam panci hingga setengah mendidih, kemudian bumbu dan daging ayam dimasukkan ke dalam panci. Proses berikutnya dalah diaduk terus dan jangan sampai air santannya pecah-pecah. Setelah ramuan di dalam panci mendidih, nanas dimasukkan panci. Setelah matang masakan diangkat dan dihidangkan sebagai sayur.

Demikian resep “Gudheg Nanas” ala majalah Kajawen 1936 yang ditulis oleh R Ngt Pujirah.

Baca yuk ..!

Naskah dan foto: Suwandi

Bale Dokumentasi Naskah Kuno

Latest News

  • 29-09-14

    Jaya Giri Jaya Bahar

    Meski sejak tahun 1815, peradaban Tambora telah lama terkubur oleh letusan Gunung Tambora, namun hasil penelitian arkeologi memerlihatkan dengan... more »
  • 29-09-14

    Pelajaran Budaya unt

    Kunjungan anak-anak di Tembi Rumah Budaya, kiranya merupakan cara mengenalkan produk kebudayaan sejak dini. Anak-anak bermain piano Suasana riuh... more »
  • 29-09-14

    Hidup Jubing Kristan

    Musik sudah menjadi bagian hidup gitaris Jubing Kristanto. Sempat absen 4 tahun menelurkan album, gara-gara ia sibuk manggung, tapi tahun ini ia... more »
  • 27-09-14

    Tim Fombi Nonton Sol

    Malam itu Benteng Vastenburg terlihat sangat eksotis dengan balutan artistik bambu dan lampu-lampu indah yang membelit. Ternyata di benteng itu juga... more »
  • 27-09-14

    Apri Menggali Tradis

    Apri Susanto menggali nilai pisang dalam tradisi Jawa, memaknainya kembali, dan memvisualkannya secara kontemporer, dengan tajuk ‘Menembus Batas’.... more »
  • 27-09-14

    Woodbury & Page.

    Judul : Woodbury & Page. Photographers Java  Penulis : Steven Wachlin  Penerbit : KITLV Press, 1994, Leiden  Bahasa :... more »
  • 26-09-14

    Latihan Wayang Orang

    Para peserta yang memang kebanyakan bukan pemain teater ini benar-benar baru merasakan betapa tidak mudah menjadi pemain wayang orang. Aneka... more »
  • 26-09-14

    Sifat Ksatria Jadi F

    Tema ksatria sengaja diambil untuk terus-menerus mengingatkan orang akan arti pentingnya nilai keksatriaan tersebut. Cerita tentang Tripama dan... more »
  • 26-09-14

    Makna Baju Surjan da

    Surjan bisa berbagai macam motif dan corak warnanya. Namun baju pranakan selalu satu corak dan warna, yakni lurik biru nila yang cara memakainya... more »
  • 25-09-14

    Tidak Ketinggalan FE

    Minggu, 21 September 2014 siang Tembi Rumah Budaya menerima tiga kelompok pengunjung dengan tujuan yang berbeda-beda. Satu kelompok menghendaki dapat... more »