Sifat Ksatria Jadi Fokus Pameran Wayang Koleksi Museum Sanabudaya

Author:editorTembi / Date:26-09-2014 / Tema ksatria sengaja diambil untuk terus-menerus mengingatkan orang akan arti pentingnya nilai keksatriaan tersebut. Cerita tentang Tripama dan Hasthabrata menjadi tukikan dari tema pameran ini.

Tari Bambangan Cakil dalam pembukaan Pameran Seni Wayang, difoto: Sabtu, 20 September 2014, foto: a.sartono
Tari Bambangan Cakil dalam pembukaan pameran wayang

Tahun 2014 ini greget atau semangat permuseuman di Yogyakarta terasa semakin meningkat. Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh museum-museum di Yogyakarta. Salah satunya adalah pameran seni wayang koleksi Museum Sanabudaya. Pameran itu sendiri dilaksanakan mulai tanggal 20-24 Septermber 2014. Tema pameran wayang yang diselenggarakan di Gedung Bank Indonesia Heritage ini adalah Ksatria: Memahami Tripama dan Hasthabrata.

Acara pembukaan pameran diawali dengan pertunjukan Tari Bambangan-Cakil dari kelompok Kamasetra Universitas Negeri Yogyakarta. Tari Bambangan Cakil menegaskan tentang dua watak atau dua sifat manusia yang berbeda, yakni jahat dan baik. Pada tari itu ditegaskan bahwa hal yang jahat akan selalu dikalahkan oleh kebaikan dan kebenaran.

Selain itu, dengan penyelenggaraan pameran tunggal di luar museum diharapakan masyarakat terutama generasai muda akan semakin tertarik dan senang untuk berkunjung ke museum karena berkunjung ke museum adalah sesuatu yang menyenangkan sekaligus berguna untuk menambah informasi dan pengetahuan. Di sana generasi muda dapat belajar tentang sejarah budaya untuk bekal menuju perubahan yang lebih baik di masa depan.

Sebagian koleksi wayang milik Museum Sanabudaya yang dipamerkan, difoto: Sabtu, 20 September 2014, foto: a.sartono
Sebagian koleksi wayang milik Museum Sanabudaya yang dipamerkan

Tema ksatria sengaja diambil untuk terus-menerus mengingatkan orang akan arti pentingnya nilai keksatriaan tersebut. Cerita tentang Tripama dan Hasthabrata menjadi tukikan dari tema pameran ini.

Tripama mengkisahkan tentang tiga oang tokoh wayang seperti Sumantri, Basukarna (Karno), dan Kumbakarna. Ketiganya dikenal sebagai ksatria yang jujur, teguh hati, pembela kebenaran, dan sekaligus sangat patriotik. Ketiganya gugur di medan perang untuk membela bangsa tempat mereka hidup dan memperoleh kedudukan. Sementara Hasthabrata mengajarkan tentang watak atau sifat yang harus dimiliki para pemimpin yang meliputi sifat delapan orang dewa atau delapan pedoman.

Museum Sanabudaya memiliki koleksi wayang terbanyak kedua setelah Museum Nasional Jakarta, yakni sekitar 3.000 wayang. Tidak semuanya bisa dipajang untuk dipamerkan karena keterbatasan ruang.

Pameran di luar kompleks Sanabudaya ini merupakan alternatif yang baik untuk tujuan pameran sekaligus jemput bola mendekatkan diri pada khalayak. Selain koleksi dari Museum Sanabudaya dalam kesempatan itu juga dipamerkan wayang koleksi dari Yuwono Sri Suwito.

Suasana pembukaan Pameran Pameran Seni Wayang, difoto: Sabtu, 20 September 2014, foto: a.sartono
Suasana pembukaan pameran

Ada pun jenis wayang yang dipamerkan di antaranya adalah Wayang Kidang Kencana, Wayang Gaya Surakarta, Wayang Gaya Yogyakarta, Wayang Gaya Kedu, Wayang Gaya Cirebon, dan sebagainya. Pameran juga didukung oleh beberapa perupa yang ikut memamerkan karyanya, di antaranya adalah Yaksa Agus, Rastika, MA Roziq, Ve Dhanito, dan Donny Kurniawan Hadiwidjaja.

Pameran tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Paku Alam IX .

Ke museum yuk ..!

Naskah dan foto: A. Sartono

Jaringan Museum

Latest News

  • 26-12-14

    Voice of Asmat, Perp

    Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more »
  • 26-12-14

    Puntadewa Masuk Nera

    Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more »
  • 24-12-14

    Rumah Kebangsaan. Da

    KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more »
  • 24-12-14

    Cuplikan dari Festiv

    Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more »
  • 23-12-14

    Gladhen Tembang Maca

    Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more »
  • 23-12-14

    Pembacaan Puisi untu

    Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more »
  • 23-12-14

    Pameran Tunggal Visu

    Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »
  • 22-12-14

    Ini Buku Akutansi Za

    Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more »
  • 22-12-14

    “Kecubung Pengasihan

    Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more »
  • 22-12-14

    Tangis Gandrik dalam

    Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »