Ketua Umum AMI yang Baru Putu Supadma Rudana Menyapa Barahmus DIY

Author:editorTembi / Date:09-06-2014 / Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang baru Putu Supadma Rudana bersama Walujana selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Museum Indonesia (AMI), berkunjung ke Yogyakarta untuk menyapa anggota-anggotanya yang tergabung dalam organisasi museum Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY.

Kunjungan Ketum AMI Pusat ke Barahmus DIY, Selasa 3 Juni 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Ketua Umum AMI Putu S Rudana [kiri] dan Sekjen AMI, 
Walujana [kanan] Saat berkunjung ke Sekretariat Barahmus di 
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Pada hari Selasa 3 Juni 2014 Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Pusat yang baru terpilih di akhir bulan Mei lalu di Tanjung Pinang Kepulauan Riau, yaitu Putu Supadma Rudana (dari Museum di Bali) bersama Walujana selaku Direktur Eksekutif Asosiasi Museum Indonesia (AMI), berkunjung ke Yogyakarta untuk menyapa anggota-anggotanya yang tergabung dalam organisasi museum Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY. Kunjungan yang berlangsung sekitar 1,5 jam bertempat di sekretariat Barahmus yakni di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Kunjungan Ketua Umum (Ketum) AMI tersebut untuk menjaring aspirasi dari anggota AMI di DIY. Hal itu dilakukan, karena setidaknya Barahmus DIY sudah lebih tua dan berpengalaman di bidang organisasi museum jika dibandingkan dengan AMI yang baru dibentuk tahun 1999, sementara Barahmus DIY sudah berdiri sejak 1971. Selain itu, sebagai Ketum AMI berkunjung ke Yogyakarta sekaligus memperkenalkan diri kepada anggota sekaligus wujud silaturahmi.

Sementara, anggota dan Pengurus Harian Barahmus DIY yang hadir dalam pertemuan dengan Ketum AMI Pusat kali ini antara lain: Kepala Museum Benteng Vredeburg, Dra Zaimul Azzah MHum (Ketua I); Kepala Museum Wayang Kekayon Yogyakarta, RM Donny Surya Megananda Msi (Ketua II).

Banyak hal yang disampaikan oleh Ketum AMI dan museum anggota Barahmus DIY sekaligus para pengurus harian Barahmus pada pertemuan pagi hingga siang itu. Di antaranya adalah masalah penguatan organisasi museum secara nasional yang perlu lagi dimantapkan agar mempunyai “posisi tawar” di pemerintahan maupun dunia internasional. Untuk itu, AMI terus mendesak agar RPP Permuseuman segera disahkan sehingga kedudukan museum-museum di Indonesia lebih kuat dan lebih jelas.

Kunjungan Ketum AMI Pusat ke Barahmus DIY, Selasa 3 Juni 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
 Penyerahan kenang-kenangan dari Barahmus DIY kepada AMI Pusat

Sebelum berkunjung ke Yogyakarta, Ketum AMI pada 31 Mei 2014 sudah melakukan safari ke museum-museum di Jawa Barat, tepatnya ke Bandung untuk melakukan hal yang sama.

Selain itu dalam pembicaraan itu diusulkan juga oleh para anggota museum dan pengurus harian Barahmus DIY untuk lebih memperkuat berbagai hal, terutama bidang publikasi dan jaringan, sosialisasi ke pemerintah provinsi dan kabupaten akan pentingnya keberadaan museum sebagai penjaga sejarah budaya lokal, dan lainnya.

Namun sebaliknya, Ketum AMI Pusat menilai Barahmus DIY dan Pemerintah DIY telah melakukan jalinan hubungan yang sangat erat, sehingga museum dapat maksimal diberdayakan dan program-program museum banyak yang berhasil dilaksanakan. Sehingga keberadaaan museum-museum di DIY dapat diperhitungkan sebagai aset wisata sekaligus barometer dalam pengelolaan dan pelestarian sejarah budaya bangsa.

Kunjungan Ketum AMI Pusat ke Barahmus DIY, Selasa 3 Juni 2014, sumber foto: Suwandi/Tembi
Ketum dan Sekjen AMI bersama beberapa pengurus 
Barahmus DIY di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Di akhir pertemuan, Barahmus DIY memberikan kenang-kenangan kepada Ketua AMI pusat, termasuk berupa buku-buku museum terbitan Barahmus DIY. Usai pertemuan di Yogyakarta, pada siang itu juga Ketum AMI Putu Supadma Rudana dan Direktur Eksekutif AMI Walujana melanjutkan safari museum ke Semarang untuk mendengarkan aspirasi anggota-anggota AMI yang berada di Jawa Tengah.

Ke museum yuk ..!

Naskah dan foto: Suwandi

Jaringan Museum

Latest News

  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »
  • 21-08-14

    Raya Indonesia Menga

    Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more »
  • 21-08-14

    Faces Of Java, Puisi

    Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more »
  • 21-08-14

    Sinta Ilang, Menghar

    Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »