Raya Indonesia Mengajak Cinta Tanah Air

Author:editorTembi / Date:21-08-2014 / Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang akhirnya bisa berujung pada kehancuran.

Pertunjukan musik “Raya Indonesia”, Jumat 12 Agustus 2014, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, foto: Beatrix R Imelda
Yovie Widianto

Dalam rangka menyambut perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-69, pada Jumat 12 Agustus 2014, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, bersama Pusat Studi Indonesia Cerdas (PSIC) menggelar produksi musik “Raya Indonesia” dengan konsep “Denting dan Selenting (Musik dan Dialog) Kemerdekaan Kebangsaan” yang melibatkan beberapa komposer terkemuka antara lain Yovie Widianto, Bubi Sutomo, Iwan Miradz.

Harmonisasi musik yang diaransemen oleh para komposer ini mengajak generasi muda untuk turut serta berpartisipasi dalam proses pembangunan bangsa yang beradab dan cinta Tanah Air. Tercatat ada 12 lagu yang dibawakan oleh sekitar 12 musisi dari PSIC, antara lain “Jangan Menangis Negeriku”, “Berbeda Kita Bersama”, “Kemenangan Kehidupan' dan 'Raya Indonesia'.

Pertunjukan musik “Raya Indonesia”, Jumat 12 Agustus 2014, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, foto: Beatrix R Imelda
Para musisi dari Pusat Studi Indonesia Cerdas

"Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang akhirnya bisa berujung pada kehancuran. Hal ini yang perlu kita antisipasi dan memerlukan kerja sama berbagai pihak," ujar Yovie Widianto.

Sebanyak 12 karya yang digelar malam itu dengan sukses menghibur sekaligus memberi asupan “gizi” kepada penonton tentang tantangan dan peluang masa kini untuk diestafetkan pada generasi masa depan.

Naskah dan Foto: Beatrix R Imelda

Berita budaya

Latest News

  • 25-08-14

    Raine Abang Dluwang

    Ungkapan raine abang dluwang menggambarkan atau menyimbolkan bahwa orang yang dimaksudkan wajahnya merah seperti kertas, padahal yang dimaksudkan... more »
  • 25-08-14

    Cerita Janet Steele

    Janet Steele menulis buku mengenai sejarah majalah Tempo berjudul “Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine”. Profesor Jurnalisme... more »
  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Ketut Adi Candra Mem

    Setiap siang Ketut sudah berada di ruang pamer Tembi Rumah Budaya. Dia temui tamu dan juga teman-temannnya yang datang. Pendek kata, Ketut tak mau... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »