Ukir Perak Kotagede

Author:editorTembi / Date:21-08-2014 /

Judul : Ukir Perak Kotagede. 
Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk 
Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi Kebudayaan UGM, 2012, Yogyakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : 28

Seni kerajinan ukir perak di kota ini diperkirakan muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Mataram Islam tersebut. Kerajinan ini berkembang karena didukung penguasa kerajaan.

Ukir Perak Kotagede

Kotagede pernah menjadi ibukota kerajaan Mataram Islam. Seni kerajinan ukir perak di kota ini diperkirakan muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Mataram Islam tersebut. Kerajinan ini berkembang karena didukung penguasa kerajaan. Tradisi ini terus berlanjut dengan berbagai perkembangannya, tanpa meninggalkan ciri khas, yaitu.motif atau ornamen berbentuk bunga, sulur-suluran dan dedaunan.

Industri perak semakin berkembang dan mulai dikenal pasaran dunia ketika Kotagede berinteraksi dengan pedagang Belanda (Eropa). Konon banyak pedagang Belanda yang memesan barang-barang keperluan rumah tangga Eropa dengan bahan perak, seperti sendok, garpu, cangkir dan lain-lain.

Kerajinan ukir perak Kotagede adalah kegiatan yang melibatkan semua aspek kebudayaan. Motif hiasnya terbagi dalam tiga tahapan. Pertama motif tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha. Kedua, perpaduan motif tradisional dan Barat yang masuk pada abad ke 20. Ketiga, lebih bervariasi menyesuaikan permintaan pasar (saat ini).

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 25-08-14

    Raine Abang Dluwang

    Ungkapan raine abang dluwang menggambarkan atau menyimbolkan bahwa orang yang dimaksudkan wajahnya merah seperti kertas, padahal yang dimaksudkan... more »
  • 25-08-14

    Cerita Janet Steele

    Janet Steele menulis buku mengenai sejarah majalah Tempo berjudul “Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine”. Profesor Jurnalisme... more »
  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Ketut Adi Candra Mem

    Setiap siang Ketut sudah berada di ruang pamer Tembi Rumah Budaya. Dia temui tamu dan juga teman-temannnya yang datang. Pendek kata, Ketut tak mau... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »