Di Museum Sandi Yogyakarta Dipaparkan Ketokohan Dokter Roebiono Kertopati

Author:editorTembi / Date:23-08-2014 / Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin lembaga itu tidak lain adalah dr Roebino Kertopati.

dr Roebiono Kertopati Tokoh Persandian Indonesia, sumber foto: Suwandi/Tembi
Adegan “Instruksi Pembentukan Dinas Kode” oleh Menteri 
Pertahanan Mr Amir Syarifuddin [kiri] kepada dr Roebiono Kertopati [kanan]

“Berani Tidak Dikenal” adalah motto atau semboyan yang selalu didengungkan oleh Dokter Roebiono Kertopati kepada anak buahnya. Semboyan itu pula yang membuat ia memang tidak dikenal oleh masyarakat luas, kecuali oleh mereka yang bekerja di dunia persandian. Namun, ketidakterkenalan dia oleh publik Indonesia hingga saat ini, bukan berarti ia tidak terkenal.

Roebiono ternyata begitu terkenal dan disegani oleh para pejabat Belanda (dunia Barat) di sekitar tahun 1946-an. Keterkenalan dr Roebiono Kertopati tersebut karena ia mampu menulis dengan kedua tangan secara bersama-sama, juga karena ia memimpin lembaga sandi. Menurut penuturan Anas Hilal, Koordinator Museum Sandi Yogyakarta kepada  Tembi, sebelum terjun ke dunia persandian, dr Roebiono Kertopati bekerja sebagai dokter kepresidenan semasa pemerintahan Ir Soekarno.

dr Roebiono Kertopati Tokoh Persandian Indonesia, sumber foto: Suwandi/Tembi
Buku Kode Karya dr Roebiono Kertopati

Ia lahir pada 11 April 1914 di Ciamis, Jawa Barat. Ia memiliki istri bernama Amalia Ahmad Atmaja dan 4 anak. Roebiono menguasai 4 bahasa asing secara aktif, yaitu bahasa Inggris, Jerman, Belanda, dan Prancis.

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin pada tanggal 4 April 1946 membentuk sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pengaman berbagai informasi sensitif. Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin lembaga itu tidak lain adalah dr Roebino Kertopati.

Mengapa yang ditunjuk dr Roebiono Kertopati? Karena, ia sudah mempunyai pengalaman di dunia persandian. Roebiono diketahui pernah menjadi staf pembantu pada badan intelijen Belanda, yaitu Netherlands East Indies Forces Intelligence Service (NEFIS). Di lembaga intel Belanda ini Roebiono belajar banyak tentang dunia persandian.

Ilmu dan pengalamannya di NEFIS lantas diaplikasikan di lembaga baru yang dia pimpin. Berkat kecerdasan dan tangan dingin Roebiono Dinas Kode, yang kemudian berganti nama menjadi Lembaga Sandi Negara, bisa menjadi lembaga yang diandalkan. Bahkan lembaga ini sampai akhirnya mempunyai Sekolah Tinggi Sandi Negara yang berlokasi di Ciseeng, Bogor, Jawa Barat, yang memasok tenaga sandi yang andal.

dr Roebiono Kertopati Tokoh Persandian Indonesia, sumber foto: Suwandi/Tembi
Replika rumah sandi di Dusun Dekso, Kulonprogo, DIY

Tokoh persandian dr Roebiono Kertopati meninggal pada tanggal 23 Juni 1984. Semasa hidupnya ia menerima 11 tanda jasa dari Pemerintah Indonesia sebagai bentuk penghargaan. Ia pun mendapat gelar sebagai Bapak Persandian Negara Republik Indonesia.

dr Roebiono Kertopati Tokoh Persandian Indonesia, sumber foto: Suwandi/Tembi
Foto dr Roebiono Kertopati semasa muda

Salah satu museum yang banyak mengisahkan tentang perjalanan hidupnya adalah Museum Sandi Yogyakarta yang didirikan oleh Lembaga Sandi Negara RI. Di museum yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto No 21 Kotabaru Yogyakarta ini, banyak dipamerkan koleksi berkaitan dengan ketokohan dr Roebiono Kertopati, termasuk di antaranya adalah buku sandi ciptaannya, replika rumah sandi di Dekso Kulon Progo DIY, patung diri, dan lainnya.

Ke museum yuk ..!

Naskah dan foto: Suwandi

Jaringan Museum

Latest News

  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Musik perkusi yang selama ini jarang digarap kini mendapat wadah berupa rangkaian pertunjukan akbar Jogja Percussion Festival 2014. Festival yang... more »
  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Malam itu, Sabtu 23 Agustus 2014 Jogja Percussion Festival memanjakan para penonton dengan lineup yang sangat berkesan. Tidak sedikit dari pengisi... more »
  • 29-08-14

    Jagang Masjid Gede K

    Pada tempo dulu umumnya orang tidak mengenakan alas kaki (nyeker) sehingga dapat dipastikan bahwa kakinya kotor. Sedangkan untuk masuk masjid orang... more »
  • 28-08-14

    Resep Sambel Goreng

    Majalah Kajawen ini awalnya memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas saja, yang kala itu “melek” huruf atau istilahnya bisa membaca,... more »
  • 28-08-14

    Serat Suryaraja, Pus

    Karena kedudukannya sebagai pusaka, maka tak sembarang orang boleh membaca. Bahkan yang boleh memegang hanya orang-orang tertentu, yaitu mereka yang... more »
  • 27-08-14

    Keris

    Judul : Keris  Penulis : Drs. Hamzari  Penerbit : Djambatan, 1993, Jakarta  Bahasa : Indonesia dan Inggris  Jumlah... more »
  • 27-08-14

    Lakon Ketoprak Jaka

    Pementasan ketoprak di Pendapa Yudanegaran Tembi Rumah Budaya itu mampu memberikan hiburan segar bagi penonton. Jumlah penonton yang memenuhi... more »
  • 26-08-14

    “Sokola Rimba”, Pem

    film “Sokola Rimba” diputar kembali pada acara Pemutaran dan Diskusi Film di AtAmerica, Pasific Place, Jakarta. Meski saat diskusi berlangsung Butet... more »
  • 26-08-14

    Denmas Bekel 26 Agus

    more »
  • 26-08-14

    Daladi Ahmad, Penyai

    Sebagai penyair dia telah menulis banyak puisi, selain juga menulis geguritan. Padahal, dia sebagai guru di SMP I Ngluar, yang mengajar mata... more »