Serat Suryaraja, Pusaka Keraton Yogyakarta

Author:editorTembi / Date:28-08-2014 / Karena kedudukannya sebagai pusaka, maka tak sembarang orang boleh membaca. Bahkan yang boleh memegang hanya orang-orang tertentu, yaitu mereka yang sudah mendapat izin dari sultan yang bertahta.

Pusaka Keraton Yogyakarta, foto: Hugo M Satyapara
Kangjeng Kyai Suryaraja repro Keraton Yogyakarta

Dalam kasanah sastra klasik keberadaan Serat Suryaraja tergolong istimewa. Pasalnya serat yang disunting oleh Raden Tumenggung (RTg) Jayengsastra tahun 1774 atas prakarsa GRM Sundara putra mahkota jaman Hamengku Buwana I bertahta itu didudukkan sebagai salah satu pusaka Keraton Yogyakarta dengan sebutan Kangjeng Kyai Suryaraja.

Karena kedudukannya sebagai pusaka, maka tak sembarang orang boleh membaca. Bahkan yang boleh memegang hanya orang-orang tertentu, yaitu mereka yang sudah mendapat izin dari sultan yang bertahta.

Tercatat hanya beberapa kali pusaka ini dikeluarkan dari Bangsal Prabayeksa. Misal pada bulan Sura untuk keperluan pemeliharaan. Setiap kali dikeluarkan dari Bangsal Prabayeksa pusaka Kangjeng Kyai Suryaraja disertai ubarampe seutuhnya.

Untuk mengetahui isi kita bisa mengacu pada Serat Suryaraja koleksi Museum Sana Budaya Yogyakarta. Kode SB 19. Ditulis tanggal 6 Maret 1934 oleh RTg Natapraja. Dalam naskah beraksara dan bahasa Jawa itu keadaan Keraton Yogyakarta digambarkan secara alegoris. Nama tokoh, tempat dan kerajaan fiktif. Ditulis dalam 432 halaman dengan ukuran kertas 22 cm X 34 cm.

Isinya bermula mengisahkan keadaan Kerajaan Purwakanda pasca Prabu Suryaraja wafat. Sepeninggal raja wilayah kerajaan dibagi dua. Wilayah Timur dipegang oleh Raden Danakusuma bergelar Prabu Suryamijaya yang bertahta di Danaraja. Wilayah Barat dipegang oleh R Jayakusuma bertahta di Purwakanda.

R Danakusuma memperistri putri Raja Baurukma dan berputra 2 orang yaitu Dyah Ayu Rukmini dan R Dasadriya. R Jayakusuma memperistri Kusuma Pujaasmara putri Begawan Sukmajati di Gunung Rasamulya. Mempunyai 4 putra yaitu R Pujakusuma, Dyah Pujaresmi, R Endrakusuma, R Gandakusuma.

Setelah bertahta selama 12 tahun Prabu Jayakusuma wafat. Karena R Pujakusuma belum dewasa, untuk sementara waktu tampuk pemerintahan Purwakanda dipegang oleh Prabu Suryamijaya. Kelak akan diserahkan jika R Pujakusuma dewasa.

Namun pada kenyataannya Prabu Suryamijaya berkehendak lain. Ia ingin menguasai Purwakanda. Supaya usahanya terwujud, ia mencari cara untuk menyingkirkan R Pujakusuma beserta ketiga adiknya.

Upaya tersebut membuahkan hasil. R Pujakusuma berhasil dibunuh. Namun begitu dibunuh jasadnya raib dan jatuh di tepi samudera, dan terbawa ombak sampai di tengah lautan. Atas pertolongan Panembahan Danasukma, R Pujakusuma dapat hidup kembali.

Panembahan Danasukma kemudian mengajari Pujakusuma berbagai macam ilmu kesempurnaan. Untuk menyempurnakan ilmunya R Pujakusuma disarankan untuk berjalan ke arah barat. Sebagai bekal ia diberi panah pusaka Cakradenta.

Pusaka Keraton Yogyakarta, foto: Hugo M Satyapara
Serat Suryaraja versi lain repro Keraton Yogyakarta

Mula-mula R Pujakusuma berguru pada Jatiwirya di pertapaan Mangunkarsa. Kemudian berguru pada Resi Sukmajati. Selanjutnya bertapa di Gunung Damarjati. Tapa yang dijalankannya menyebabkan huru-hara di Endra Kencana, kerajaan makhluk halus yang dikuasai Dewi Retnadewati.

Terjadilah perang antara R Pujakusuma dan sang Dewi. Sang Dewi berhasil ditakhlukan, dan bahkan diperistri. Atas petunjuk Sang Dewi untuk mencapai cita-cita R Pujakusuma diharuskan berjalan ke arah barat menuju Kerajaan Tasikmadu untuk mengikuti sayembara menangkap burung Endraretna, yang digandrungi putri sang Raja.

Dalam sayembara yang diikuti oleh banyak ksatria dari berbagai kerajaan, akhirnya R Pujakusuma lah yang muncul sebagai pemenang. Sebagai hadiahnya adalah Putri Sang Raja Tasikmadu.

Dari Tasikmadu itulah R Pujakusuma berhasil merebut kembali Kerajaan Purwakanda dari tangan Prabu Suryawijaya. Berhasil pula ia menyelamatkan ketiga adiknya. R Pujakusuma kemudian jadi raja di Purwakanda bergelar Prabu Anom Suryajayamisesa.

Sepeninggal Prabu Anom Suryajayamisesa yang bertahta di Purwakanda berturut-turut adalah Prabu Suryawisesa (R Jayakusuma), R Senakusuma, R Tejakusuma, R Kusumawijaya, R Jayawisadi, R Jayasumadi, R Jaya Asmara, R Danusemara.

Serat Suryaraja mengandung nilai kepahlawanan yang digambarkan dalam diri R Pujakusuma. Nilai kebangsaan dalam kaitan dengan proses membangun kerajaan dan juga masyarakatnya.

Serat ini juga mengandung nilai etik kesetiaan, ketaatan maupun kejujuran. Nilai mistik religius manunggaling kawula Gusti yang diharapkan menampakkan wujudnya dalam perilaku maupun dalam setiap tindakan.

Serat Suryajaya memberi gambaran tentang watak kepribadian sejati yang perlu dimiliki oleh siapa saja, tak hanya bagi raja maupun penguasa. Seperti watak ksatria, bijaksana, setia, jujur, penuh perhatian, mengendalikan diri, pandai menempatkan diri. Sikap hormat pada Sang Pencipta, guru, orang tua maupun saudara tua.

Hugo M Satyapara

Yogyakarta Keraton

Latest News

  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Musik perkusi yang selama ini jarang digarap kini mendapat wadah berupa rangkaian pertunjukan akbar Jogja Percussion Festival 2014. Festival yang... more »
  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Malam itu, Sabtu 23 Agustus 2014 Jogja Percussion Festival memanjakan para penonton dengan lineup yang sangat berkesan. Tidak sedikit dari pengisi... more »
  • 29-08-14

    Jagang Masjid Gede K

    Pada tempo dulu umumnya orang tidak mengenakan alas kaki (nyeker) sehingga dapat dipastikan bahwa kakinya kotor. Sedangkan untuk masuk masjid orang... more »
  • 28-08-14

    Resep Sambel Goreng

    Majalah Kajawen ini awalnya memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas saja, yang kala itu “melek” huruf atau istilahnya bisa membaca,... more »
  • 28-08-14

    Serat Suryaraja, Pus

    Karena kedudukannya sebagai pusaka, maka tak sembarang orang boleh membaca. Bahkan yang boleh memegang hanya orang-orang tertentu, yaitu mereka yang... more »
  • 27-08-14

    Keris

    Judul : Keris  Penulis : Drs. Hamzari  Penerbit : Djambatan, 1993, Jakarta  Bahasa : Indonesia dan Inggris  Jumlah... more »
  • 27-08-14

    Lakon Ketoprak Jaka

    Pementasan ketoprak di Pendapa Yudanegaran Tembi Rumah Budaya itu mampu memberikan hiburan segar bagi penonton. Jumlah penonton yang memenuhi... more »
  • 26-08-14

    “Sokola Rimba”, Pem

    film “Sokola Rimba” diputar kembali pada acara Pemutaran dan Diskusi Film di AtAmerica, Pasific Place, Jakarta. Meski saat diskusi berlangsung Butet... more »
  • 26-08-14

    Denmas Bekel 26 Agus

    more »
  • 26-08-14

    Daladi Ahmad, Penyai

    Sebagai penyair dia telah menulis banyak puisi, selain juga menulis geguritan. Padahal, dia sebagai guru di SMP I Ngluar, yang mengajar mata... more »