Jogja Percussion Festival 2014 (2): Mengapa Harus Perkusi

Author:editorTembi / Date:29-08-2014 / Musik perkusi yang selama ini jarang digarap kini mendapat wadah berupa rangkaian pertunjukan akbar Jogja Percussion Festival 2014. Festival yang dihelat untuk pertama kalinya di Yogyakarta ini berlangsung atas prakarsa Dinas Pariwisata Provinsi DIY dan Bambang Paningron dari Jaran Art Space.

Jogja Percussion Festival 2014
Bambang Paningron

Yogyakarta baru saja punya acara besar, yang juga baru kali pertama digelar, bertajuk Jogja Percusion Festival 2014. Acara puncak digelar pada Sabtu 23 Agustus lalu, dengan melibatkan sekitar 100 musisi di kompleks Keraton Ratu Boko, Bokoharjo, Sleman. Gelaran festival ini atas prakarsa Dinas Pariwisata Provinsi DIY dan Bambang Paningron dari Jaran Art Space.

Mengapa festival perkusi? Menurut Bambang, musik perkusi merupakan bagian dari world music dan bersifat universal. Maka, mengangkat alat musik pukul dalam bentuk festival sangat layak dilakukan, utamanya untuk mewadahi musisi-musisi perkusi di Yogyakarta yang kebanyakan belum pernah digarap dalam pertunjukan. “Musisi perkusi tidak punya wadah, padahal potensinya banyak,” ujar Bambang kepada  Tembi beberapa hari sebelum pertunjukan akbar digelar.

Tidak seperti musik industri arus utama yang menggunakan alat canggih, perkusi cenderung non-teknik dan bisa dimainkan siapa saja dengan menggunakan alat apa saja. Yogyakarta yang punya budaya perkusi adiluhung, yakni gamelan, lanjut Bambang, sebenarnya memiliki lebih banyak kekayaan instrumen perkusi yang telah menjadi budaya, seperti kentongan dan gejog lesung. Namun sayangnya banyak para pelaku yang belum menyadari potensi seni tersebut.

Oleh karena itu, Bambang mengungkapkan, festival ini sekaligus untuk memetakan potensi musik perkusi yang tersebar di DIY. Walau belum bisa menyebut jumlah pasti, namun lewat festival yang persiapannya memakan waktu dua bulan ini pihaknya berhasil memunculkan kelompok-kelompok perkusi yang siap ditampilkan dalam pertunjukan. Beberapa di antaranya bahkan baru terbentuk secara dadakan. “Dengan festival ini keinginan kita yang lebih besar agar Yogyakarta bisa menjadi tolok ukur untuk kegiatan perkusi,” kata Bambang.

Putu Kertiyasa, Kepala Seksi Promosi Dinas Pariwisata Provinsi DIY, mengungkapkan hal yang senada dengan Bambang. Menurut Putu, selama ini musik perkusi jarang dirangkul dalam pertunjukan, padahal musik perkusi memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena itu, sejak tahun 2013 muncul ide untuk memfasilitasi para perkusionis dalam pertunjukan.

Festival perdana yang terealisasi tahun ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas ragam seni pertunjukan di Yogyakarta. Walau diadakan di wilayah DIY, musisi penampil juga ada yang datang dari daerah lain seperti Jawa Timur. “Kalau perkembangannya bagus, ke depan festival ini akan diangkat ke taraf internasional,” ungkap Putu.

Gelaran acara yang berlangsung sejak tanggal 15 Agustus ini ditutup dengan pertunjukan akbar pada hari Sabtu tanggal 23 Agustus 2014. Acara yang melibatkan sekitar 100 musisi ini bertempat di kompleks candi Keraton Ratu Boko, Bokoharjo, Sleman.

Putu mengungkapkan, Keraton Ratu Boko dipilih untuk menciptakan pertunjukan luar ruang yang spektakuler. Selain itu, diharapkan pertunjukan ini dapat sekaligus mempromosikan kawasan wisata Keraton Ratu Boko agar lebih banyak dikunjungi wisatawan.

Naskah 
Odilia Enggar R.

Berita budaya

Latest News

  • 01-09-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Ing ngadhap menika tuladha trap-trapanipun tembung wonten ing undha-usuk basa Jawi samenika, kanthi katrangan: n = cekakan saking basa ngoko, na =... more »
  • 01-09-14

    Suluk Waleh

    Judul : Suluk Waleh  Penulis : Mangunmitra  Penerbit : Penerbit dan tahun terbit tidak disebutkan. Diterbitkan di Surakarta ... more »
  • 01-09-14

    Festival Film Arkipe

    Tahun kedua ARKIPEL International Documentary & Experimental Film Festival akan mengangkat tema Electoral Risk, yang mencoba melihat bagaimana... more »
  • 01-09-14

    Tayub Selalu Hadir d

    Tayub sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata ditata kareben guyub (ditata supaya rukun). Ada pula yang menyatakan berasal dari kata mataya... more »
  • 30-08-14

    Hari Pasaran Jadi Pu

    Pada hari pasaran, pasar-pasar tersebut bisa dikatakan penuh orang berjual beli. Untuk pasaran Kliwon yang menjadi hari pasaran Pasar Bantul, maka di... more »
  • 30-08-14

    Hari dan Pasaran Kel

    Senin Pon, 1 September 2014. Hari kelahiran Senin, diangkakan = 4 ditambah pasaran kelahiran Pon, diangkakan = 7. Jumlah Weton 4 + 7 = 11. Wataknya:... more »
  • 30-08-14

    Sang Hyang Antaboga,

    Setelah mendapatkan aji tersebut, Nagasena merubah tubuhnya menjadi manusia berperawakan dewa. Ia sudah jarang berpenampilan sebagai ular perkasa,... more »
  • 30-08-14

    Inventarisasi Perlin

    Judul : Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya. Karapan Sapi Madura  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A.  Penerbit : Balai Pelestarian... more »
  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Musik perkusi yang selama ini jarang digarap kini mendapat wadah berupa rangkaian pertunjukan akbar Jogja Percussion Festival 2014. Festival yang... more »
  • 29-08-14

    Jogja Percussion Fes

    Malam itu, Sabtu 23 Agustus 2014 Jogja Percussion Festival memanjakan para penonton dengan lineup yang sangat berkesan. Tidak sedikit dari pengisi... more »