Faces Of Java, Puisi dalam Dua Bahasa

Author:editorTembi / Date:21-08-2014 / Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi semasa Persada Studi Klub asuhan Umbu Landu Paranggi mengisi kegiatan kebudayaan di Yogya.

Buku antologi puisi ‘faces of Jawva karya Iman Budhisantosa, foto: Ons Untoro
Antologi puisi karya Iman Budhisantosa

Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi semasa Persada Studi Klub asuhan Umbu Landu Paranggi mengisi kegiatan kebudayaan di Yogya. Iman, demikian panggilannya, tinggal di Yogya. Judul asli dari antologi puisi itu ‘Wajah-Wajah Jawa’.

Satu diskusi membahas buku tersebut diselenggarakan Kamis malam, 14 Agusutus 2014, di Bale Seni Condroradono, Kadipaten Kidul, Kecamatan Keraton, Yogyakarta, dengan menghadirkan pembicara Chrysogonus Siddha Malilang, penerjemah buku tersebut; dan Tia Setiadi, pemerhati sastra yang sering menterjemahkan buku-buku sastra.

Siddha sedang menyelesaikan studi S3 di satu universitas di Makao. Ia mempunyai program menerjemahkan buku sastra, terutama puisi yang jarang disentuh dalam terjemahan dalam bahasa Inggris. Dari sejumlah nama penyair yang tinggal di Yogya, pilihan dia yang pertama adalah puisi karya Iman Budhi Santosa.

“Saya memilih puisi-puisi karya Iman Budhi Santosa, karena penyair ini dalam menulis puisi masih terasa lugu dan enak,” kata Sidha.

Siddha memilih puisi karya Iman Budhi yang berkisah mengenai orang Jawa yang menjalani berbagai profesi. Ia mengambil 35 puisi Iman Budhi yang gampang dipahami.

“Tetapi, giliran tiba menerjemahkan, menemukan kesulitan, karena ada idiom lokal yang sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, kalau dipaksa diterjemahkan rasa bahasanya bisa hilang,” ujar Siddha.

Memberi contoh Siddha mengambil puisi berjudul Aaaaaahhhhhhh’ dan harus mencari alternatif kata untuk kalimat ‘sehabis menyetubuhimu....’. Menggunakan kata fuck, tak ada rasa puitis di sana. Menggunakan kata ‘intercourse’, ada beban-rasa ilmiah dalam puisi.

“Akhirnya, saya memilih kata shag, yang artinya bercinta menggunakan kata perasaan,” kata Siddha.

Bagi Siddha, puisi Iman Budhi sangat liris dan permainan bunyinya terasa enak. Tetapi jika diterjemahkan menurut apa yang ditulis dalam puisi, rasa bahasa akan menjadi hilang. Kata dalam puisi, demikian Siddha, seperti pada kata ‘Kupu-Kupu menjadi ‘butterfly’ rasa bahasa akan hilang.

Lain lagi dengan Tia Setiadi, yang sering menerjemahkan buku-buku sastra. Bagi Tia, kalau ditemukan bahasa yang sulit diterjemahkan, seperti ‘ana dina anap upa’ (ada hari ada nasi), tidak perlu diterjemahkan. Biarkan saja dalam kata aslinya, hanya diberi catatan kaki untuk menjelaskan kata yang diterjemahkan.

“Catatan kaki dalam puisi, saya kira adalah hal yang biasa dan tak perlu dihindari,” kata Tia Setiadi.

Pada puisi Iman Budhi Santosa yang berjudul ‘Ana Dina Ana Upa’, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia saja, maknanya menjadi hilang. Karena kata ‘upa’ tak ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Karena upa berbeda dari nasi. Dan ketika oleh Siddha diterjemahkan menjadi ‘Give us today our daily rice’ memang tidak pas dari maksud kalimat dalam bahasa Jawa tersebut.

Dalam konteks terjemahan, Tia Setiadi melihat, setidaknya seperti sering dikatakan oleh banyak orang, bahwa sastra nasional milik pengarang, tetapi sastra dunia milik penerjemah.

“Dan dalam terjemahan Faces of Java ini, saya kagum kepada Siddha karena dalam tinggkat kesulitan yang tinggi, dia tetap mencari alternatif pilihan kata dalam bahasa Inggris,” kata Tia Setiadi.

Ons Untoro

Berita budaya

Latest News

  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »
  • 21-08-14

    Raya Indonesia Menga

    Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more »
  • 21-08-14

    Faces Of Java, Puisi

    Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more »
  • 21-08-14

    Sinta Ilang, Menghar

    Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »