Sinta Ilang, Menghargai Orang Terdekat

Author:editorTembi / Date:21-08-2014 / Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di hadapan Rama dan Laksmana. Oleh karenanya pantas untuk dicintai, dilindungi serta dijaga keselamatannya.

Pentas wayang purwa ‘Sinta Ilang’ Jumat 25 Juli 2014, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri, dalang Ki Faizal Noor Singgih, foto: Herjaka HS
Sinta sedang dipermainkan oleh si kijang

Kala itu, Rama dan Sinta, istrinya, berada di hutan Dandaka, diikuti oleh Laksmana adik Rama. Di saat ketiganya sedang beristirahat, datanglah seekor ‘kijang kencana’ yang sangat bagus mendekati Sinta, seakan-akan minta dibelai oleh wanita cantik bercahaya biru tersebut.

Sinta pun sangat terpana oleh kijang itu. Ia bermaksud menangkapnya dan mengelus bulunya yang kuning keemasan. Namun sayang, kijang itu hanya menggoda Sinta. Setiap kali tangan halus Sinta menjangkau, si kijang menghindar. Demikian pula ketika Sinta melangkah untuk menangkapnya, kijang itu lari menjauh.

Pentas wayang purwa ‘Sinta Ilang’ Jumat 25 Juli 2014, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri, dalang Ki Faizal Noor Singgih, foto: Herjaka HS
Ki Faizal Noor Singgih sedang memainkan tokoh Togog

Aneh kijang tersebut, tidak hanya wujudnya, perilakunya pun tidak seperti kijang kebanyakan. Sinta gemas dibuatnya. Ia lantas minta tolong kepada suaminya untuk menangkap kijang tersebut. Rama menyanggupi permintaan Sinta. Namun sebelum mengejar serta menangkap kijang emas yang semakin menjauh, Rama menitipkan keselamatan Sinta kepada Laksmana.

Ternyata tidak hanya Sinta, Rama pun yang mempunyai kecekatan dan keterampilan berlipat dibandingkan Sinta, dipermainkan oleh si kijang misterius. Kesabaran Rama sedang diuji. Ia tidak segera dapat menangkap kijang yang telah membuat istrinya terpesona. Sudah begitu panjang kesabaran Rama diulurnya, namun pada titik tertentu putus juga kesabaran itu. Rama menarik busurnya serta mengarahkan anak panahnya tepat di jantung kijang.

Rupanya hal itulah yang diharapkan oleh kijang jadi-jadian jelmaan Kalamarica abdi Rahwana. Setelah terkena anak panah, ia menjerit seperti manusia, serta beralih wujud seperti semula. Rama terkejut. Ia tersadar bahwa ada musuh sakti telah memperdaya dirinya.

Bersamaan dengan itu, Sinta pun semakin cemas. Jeritan kesakitan yang ia dengar dihubungkan dengan belum kembalinya Rama dalam mengejar kijang. Kecemasan Sinta semakin tak terkendali. Ia menyuruh Laksmana untuk menyusul Rama. Tetapi Laksmana tidak mau. Ia taat kepada kakaknya yang telah memerintahkan untuk menjaga Sinta.

Pentas wayang purwa ‘Sinta Ilang’ Jumat 25 Juli 2014, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri, dalang Ki Faizal Noor Singgih, foto: Herjaka HS
Kanjeng Gusti Pangeran Hario Notonagoro, menantu 
Sultan Hamengku Buwono X, suami Gusti Kanjeng 
Ratu Hayu, tampil nembang

Inilah adegan paling pokok dalam cerita ‘Sinta Ilang’ yang dipentaskan pada Jumat 25 Juli 2014, pukul 21.00 hingga Sabtu dini hari pukul 04.30, di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri oleh dalang Ki Faizal Noor Singgih. Pentas Jumat keempat pada setiap bulan itu terselenggara atas kerja sama antara Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogya TV, Radio MBS dengan paguyuban dalang muda Sukrokasih Yogyakarta. Pada pegelaran wayang kulit purwa malam itu Ki Faizal yang mendapat giliran pentas, didukung oleh pengrawit-pengrawit muda, pesinden muda Siti Marfuah, Ayu dan pesinden senior Prastiwi.

Hadir diantara para penonton, Kanjeng Gusti Pangeran Hario Notonagoro, menantu Sultan Hamengku Buwono X, suami Gusti Kanjeng Ratu Hayu. Yang menjadikan pegelaran wayang malam itu istimewa, pada adegan Gara-gara, Pangeran Hario Notonagoro tampil dipanggung mengalunkan tembang ageng Manggalagita dengan suaranya yang ‘ulem’ bening dan mantap.

Kesetiaan Laksmana mematuhi perintah Rama mendapat ujian berat. Sinta memaksa Laksmana mengingkari tanggungjawabnya, dengan meninggalkan dirinya. Ada kecurigaan dalam hati Sinta yang diucapkan, bahwa Laksmana tidak mau menyusul Rama, karena jika Rama dalam bahaya dan celaka, maka Laksmana lah yang akan mengganti Rama menjadi suami Sinta. Laksmana tidak terpancing dengan tuduhan itu. Untuk menyakinkan bahwa tuduhan Sinta tidak beralasan, Laksmana bersumpah untuk hidup ‘wadat’, tidak beristri selamanya.

Rupanya kecemasan yang memuncak membuat seseorang tidak dapat berpikir bening. Sinta bersikeras menyuruh Laksmana pergi ke arah datangnya suara jeritan. Dengan terpaksa Laksmana meninggalkan Sinta untuk menyusul Rama. Namun sebelumnya, agar Sinta tetap selamat di tempatnya, Laksmana membuat garis melingkar dengan kerisnya disertai mantra sakti, untuk memastikan bahwa tidak ada orang atau pun binatang buas yang dapat masuk menembus garis lingkaran, tempat Sinta berada.

Pentas wayang purwa ‘Sinta Ilang’ Jumat 25 Juli 2014, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasumantri, dalang Ki Faizal Noor Singgih, foto: Herjaka HS
Para pesiden, dari kiri, Siti, Ayu, dan Prastiwi

Dan memang benarlah, mantra garis melingkar yang dibuat Laksmana sungguh sakti. Rahwana dibantu abdinya Kalamarica yang telah berhasil memancing Rama dan Laksmana meninggalkan Sinta, tidak dapat dengan begitu saja menculik Sinta, karena adanya mantra garis yang melindungi Sinta. Baru setelah Rahwana menyamar seorang ‘pepriman’ brahmana tua yang minta-minta, Sinta sangat iba terhadapnya, ia melanggar pesan Laksmana, tangannya menjulur keluar dari garis untuk memberikan sesuatu kepada brahmana tua tersebut. Dengan cekatan brahmana tua jelmaan Rahwana, menangkap tangan Sinta serta membawa paksa ke negara Alengka.

Pantas menjadi cacatan pada pentas malam itu, ketika dalang Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di hadapan Rama dan Laksmana. Oleh karenanya pantas untuk dicintai, dilindungi serta dijaga keselamatannya.

Namun nampaklah bahwa usaha Rama dan Laksmana untuk melindungi Sinta gagal. Yang lemah dan sekaligus bernilai tersebut telah jatuh di tangan Rahwana. Hal tersebut terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah bahwa Sinta tidak menghargai orang-orang terdekatnya, seperti penghargaan yang dilakukan orang-orang terdekat kepada dirinya.

Naskah dan foto: Herjaka HS

Berita budaya

Latest News

  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »
  • 21-08-14

    Raya Indonesia Menga

    Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more »
  • 21-08-14

    Faces Of Java, Puisi

    Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more »
  • 21-08-14

    Sinta Ilang, Menghar

    Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »
  • 20-08-14

    Wayang Pusaka Kerato

    Setiap malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pusaka itu diberi berbagai macam sesaji berikut asap dupa ratus. Tujuannya supaya keadaan wayang terjaga... more »
  • 19-08-14

    Monolog Garingan dar

    Meski monolog garingan, tetapi penampilan Thomas cukup bagus. Ia tampil sungguh-sungguh dengan penghayatan peran memikat. Sering kali ia bermain... more »
  • 19-08-14

    Gending Djaduk Tanda

    Tidak muluk yang diharapkan Djaduk Ferianto sebagai seorang musisi di usianya yang sudah setengah abad. Lewat musik ia ingin berdialog dengan siapa... more »
  • 19-08-14

    Kunjungan SMK I Sewo

    Kunjungan ini dirasa perlu untuk melengkapi pengetahuan siswa tentang berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat yang ada di sekitarnya.... more »