Ada Mastodon di Museum Geoteknologi Mineral UPN Yogyakarta
Author:editorTembi / Date:23-05-2014 / Di museum yang terletak di Jalan Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta ini, para pelajar dan masyarakat dapat belajar berbagai koleksi yang berkaitan dengan kejadian bumi melalui peninggalan benda-benda yang berkaitan dengan kejadian bumi beserta kehidupannya dan divisualisasikan melalui maket-maket.
Maket anjungan pengeboran minyak lepas pantai koleksi Museum UPN
Indonesia kaya akan bahan tambang, seperti besi, nikel, bauksit, emas, tembaga, minyak bumi, dan lainnya. Kekayaan bahan tambang tersebut apabila dikelola dengan baik dapat menyejahterakan masyarakat. Bukan hanya itu, kekayaan bahan tambang juga harus dikelola baik untuk masa kini dan masa akan datang, termasuk sebagai titipan untuk generasi mendatang. Karena sifat bahan tambang yang tidak bisa diperbaharui, maka penggunaannya harus sehemat mungkin.
Hidup hemat terhadap pemanfaatan kekayaan bahan tambang juga harus ditanamkan kepada anak didik generasi muda. Agar mereka di kemudian hari bisa bijak menggunakan bahan tambang yang menjadi kekayaan Indonesia. Selain menanamkan hidup hemat terhadap kekayaan alam tidak terbarukan, mereka juga harus diberi pengetahuan terhadap pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia.
Fosil tengkorak gajah purba mastodon
Itulah bagian penting dari keberadaan Museum Geoteknologi Mineral UPN Yogyakarta yang ingin diinformasikan kepada generasi muda Indonesia terhadap pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam (dalam bumi). Tidak heran jika di museum yang diresmikan oleh Menhankam RI Jenderal (Purn) Poniman pada 17 Februari 1988 itu banyak mengoleksi kekayaan bumi, antara lain bidang geologi, pertambangan, perminyakan, dan pertanian.
Di museum yang terletak di Jalan Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta ini, para pelajar dan masyarakat dapat belajar berbagai koleksi yang berkaitan dengan kejadian bumi melalui peninggalan benda-benda yang berkaitan dengan kejadian bumi beserta kehidupannya dan divisualisasikan melalui maket-maket.
Di ruang satu, pengunjung dapat melihat koleksi fosil manusia dan hewan purba yang pernah hidup di bumi ini ribuan tahun lalu. Fosil-fosil itu ditemukan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Pengunjung juga bisa melihat berbagai jenis mineral yang ada, berbagai jenis bebatuan yang ditemukan di beberapa tempat mulai dari pegunungan hingga lembah. Banyak pula koleksi mengenai bahan galian, gambar, foto, panel, dan maket yang berkaitan dengan ilmu kebumian maupun rekayasa teknologi ilmu kebumian. Koleksi-koleksi itu dapat dikelompokkan ke dalam bidang Geologi, Pertambangan, Perminyakan, dan Pertanian.
Alat dulang bijih emas
Masih di ruang satu, pengunjung juga bisa melihat berbagai gambar yang menunjukkan patahan sesar sumber gempa bumi. Ada pula foto-foto letusan Gunung Merapi yang banyak menghasilkan bahan galian dan dampaknya dalam kehidupan pertanian. Ratusan kekayaan laut juga ada di museum ini, seperti beraneka jenis siput dan kerang.
Adapun ruang dua, banyak menampilkan koleksi maket-maket sistem tambang terbuka maupun tambang bawah tanah. Ditemukan pula koleksi perlengkapan peledakan dan peralatan pengolahan bahan galian, salah satunya adalah sejenis wajan dari kayu yang biasa dipakai untuk mendulang biji emas. Dipajang pula berbagai mineral dan bebatuan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, ornamen untuk lantai dan bahan galian tambang lainnya.
Di ruang dua ini pula seolah-olah pengunjung dibawa langsung ke anjungan pengeboran minyak lepas pantai, karena ada maket yang berkaitan dengan hal tersebut. Masih banyak lagi maket-maket yang berkaitan dengan penambangan hasil bumi. Akan seru rasanya jika sudah memasuki museum ini.
Aneka ragam jenis bebatuan
Museum Geoteknologi Mineral UPN juga dilengkapi dengan fasilitas ruang Audio Visual. Ruang ini dipakai untuk memutar film-film yang berkaitan dengan ilmu kebumian dan rekayasa teknologi ilmu kebumian. Ruang ini juga sering kali dipakai untuk pertemuan maupun diskusi.
Museum yang berada di bawah naungan Perguruan Tinggi UPN Veteran Yogyakarta ini sifatnya terbuka untuk umum, baik masyarakat akademis maupun masyarakat umum (baik perorangan maupun rombongan). Tiket masuk gratis. Museum buka pada hari Senin hingga Jumat, pukul 08.00—15.00 WIB. Sementara pada hari Sabtu, Minggu, dan hari Besar tutup, kecuali ada pemberitahuan terlebih dahulu. Informasi lainnya bisa di akses di laman [email protected] .
Ke museum yuk ..!
Naskah & foto: Suwandi
Jaringan MuseumLatest News
- 23-08-14
Rini Widyastuti, San
Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more » - 23-08-14
Hari Keberuntungan O
Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more » - 23-08-14
Masdjid dan Makam Do
Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam Penulis : Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum Bahasa : Indonesia dan... more » - 23-08-14
Di Museum Sandi Yogy
Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more » - 21-08-14
Hendrawan Nadesul In
Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more » - 21-08-14
Ukir Perak Kotagede
Judul : Ukir Perak Kotagede. Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more » - 21-08-14
Ayam Goreng Sentolo
Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more » - 21-08-14
Raya Indonesia Menga
Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more » - 21-08-14
Faces Of Java, Puisi
Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more » - 21-08-14
Sinta Ilang, Menghar
Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »