JAMBU KLUTHUK SELARONG: RIWAYATMU KINI

Tahun 1970-an Jambu Kluthuk Selarong masih menjadi semacam primadona oleh-oleh dari Gua Selarong. Kala itu Jambu Kluthuk atau jambu biji memang masih banyak bisa didapatkan di ladang dan hutan di seputaran Gua Selarong. Kemudahan dan kelimpahan itu akhirnya menjadikan buah Jambu Kluthuk menjadi semacam satu-satunya buah tangan atau “souvenir” dari Gua Selarong.

Saat itu hampir setiap pelaku wisata yang mengunjungi Gua Selarong pulangnya membawa oleh-oleh berupa Jambu Kluthuk. Jambu Kluthuk dari sekitaran Gua Selarong ini bukan seperti Jambu Biji Merah dari Jakarta (Jawa Barat), namun jambu biji yang bisa dikatakan local. Ukuran buahnya relative kecil. Bijinya cukup banyak. Kulitnya relative tipis. Aromanya sangat harum. Warna daging buahnya ada yang merah, putih, atau agak kekuningan.

Umumnya Jambu Kluthuk di kawasan Selarong saat itu tumbuh dengan liar (sekalipun ada pula yang sengaja dibudidayakan). Jambu Kluthuk jenis ini umumnya berbuah sepanjang tahun. Buahnya pun cukup lebat. Oleh karenanya harga Jambu Kluthuk ini untuk ukuran saat itu relative murah dengan persediaan yang juga cukup melimpah. Anak-anak hingga orang dewasa saat itu umumnya menyukai buah Jambu Kluthuk ini mengingat saat itu pasaran buah belum semelimpah dan kaya jenisnya seperti sekarang.

Para pelaku wisata yang berkunjung ke Gua Selarong umumnya akan pulang ke rumah dengan menenteng keranjang bambu (kreneng) berisi buah Jambu Kluthuk ini. Banyak pula yang menjepitkan buah-buah bulat ini di sela-sela ruji sepeda ontelnya. Dengan demikian di sepanjang perjalanan akan diketahui atau mudah ditebak bahwa orang yang bersangkutan baru saja pulang dari berwisata ke Gua Selarong. Dulu memang ada semacam kecenderungan mendemokan buah tangan Jambu Kluthuk dari Selarong ini dengan cara “ndesa” semacam itu.

Kini era kejayaan buah Jambu Kluthuk dari Gua Selarong ini bileh dikatakan telah hilang. Tembi yang sengaja mendatangi Gua Selarong awal Agustus 2011 merasa beruntung masih bisa mendapatkan pedagang yang menjual Jambu Kluthuk Gua Selarong ini. Sekalipun penjual Jambu Kluthuk ini hanya berjumlah dua orang. Itu pun sudah berusia sangat uzur alias nenek-nenek. Satu nenek bernama Mbah Wakijem (72) dan Mbah Darmo (85).

Kedua nenek ini mengaku bahwa mereka menjual Jambu Kluthuk semacam itu sejak mereka masih remaja (ABG). Pada saat stock Jambu Kluthuk sangat sedikti atau tidak ada mereka menjual buah lain semacam pisang, kates, sawo, kelapa muda, dan lain-lain. Pokoknya buah-buah lokal yang dapat dengan mudah mereka dapatkan di sekitar Gua Selarong.

Mereka juga mengaku bahwa mereka memang pernah mengalami masa jaya berjualan Jambu Kluthuk Selarong. Namun mereka juga mengalami masa kemusnahan atau kerusakan tanaman Jambu Kluthuk Selarong karena serangan hama. Ketika serangan hama meluas dan para pemilik tanaman jambu kemudian membabat habis serta menggantikan tanaman Jambu Kluthuk dengan jenis tanaman lain, maka era Jambu Kluthuk Selarong pun lenyap. Kelenyapan itu terjadi kira-kira pertengahan tahun 1990-an.

Ketika masa jaya Jambu Kluthuk Selarong ini lenyap, maka para pengunjung Gua Selarong pun menjadi seperti kehilangan sesuatu. Tidak ada oleh-oleh yang khas lagi dari Gua Selarong. Pasalnya Jambu Kluthuk dan Gua Selarong saat itu mungkin seperti sudah tali-temali menjadi satu kesatuan ikon.

Pertanyaan para pengunjung Gua Selarong pun akhirnya juga menggelisahkan para penjaja oleh-oleh (buah) di tempat itu. Akhirnya meskipun dengan segala kesulitannya mereka mencoba kembali menjual oleh-oleh khas Gua Selarong: Jambu Kluthuk. Hal ini pun sering menjadi buah simalakama juga sebab ketika mereka mencoba menjual Jambu Kluthuk pengunjung yang datang kebetulan tidak sedang tertarik pada Jambu Kluthuk. Akhirnya Jambu Kltuhuk tersebut tidak laku dan membusuk. Sekalipun demikian, seperti tuturan Mbah Wakijem dan Mbah Darmo, mereka tidak kapok menjual Jambu Kluthuk. Mereka percaya bahwa rejeki itu sudah ada yang mengatur. Mereka tinggal berusaha dan menjalani.

“Jambu, jambu….. jambune Selarong dipundhuti Den….”

a.sartono

JAMBU KLUTHUK SELARONG: RIWAYATMU KINI JAMBU KLUTHUK SELARONG: RIWAYATMU KINI JAMBU KLUTHUK SELARONG: RIWAYATMU KINI




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta