- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»SEGA WIWITAN, SENSASI KULINER DARI MASA LALU
20 Jun 2011 11:23:00Nasi Wiwit atau dikenal juga Sega Wiwitan merupakan bentuk sajian yang tidak lazim dijual di warung makan. Nasi ini pada zaman dulu hanya bisa didapatkan ketika sedang terjadi musim panen padi. Pada masa lalu umumnya orang yang akan melakukan panen padi akan mengawali kegiatannya dengan upacara wiwit terlebih dulu. Bahkan pada beberapa wilayah upacara wiwitan dilakukan juga pada saat akan menanam benih padi. Upacara wiwitan dilakukan dengan suatu maksud agar panenan padi selalu melimpah, tanaman tidak diganggu hama, dan tanah selalu subur.
Dalam upacara wiwitan ini akan dibagikan nasi dalam wadah yang disebut pincuk. Di dalam pincuk tersebut akan disajikan nasi, urap atau gudangan, sambel gepeng, gorengan ikan asin (gereh pethek), seiris telur ayam atau bebek, sepotong pisang, rempeyek, dan sesuwir daging ayam. Nasi atau Sega Wiwitan ini pada masa lalu umumnya akan diburu anak-anak mengingat anak-anak di masa lalu sering tidak pernah makan enak di rumah. Sega Wiwitan identik dengan pesta makanan enak dan gratis.
Pada zaman seperti sekarang upacara wiwit hampir tidak pernah lagi dilakukan oleh petani atau pemilik sawah padi. Mungkin hal itu dianggap sebagai pemborosan dan merepotkan. Akibatnya menu Sega Wiwitan relatif sulit didapatkan. Orang-orang yang pernah merasakan betapa nikmatnya rasa Sega Wiwitan banyak juga yang kangen. Untuk mencari atau memburunya di tengah areal persawahan sudah tidak mungkin lagi.
Jangan khawatir ! Anda yang suka atau kangen dan ingin bernostalgia dengan menu Sega Wiwitan dapat menikmatinya di Rumah Makan Sego Wiwitan Pak Kenthus di ring road Bantul. Persisnya di sisi barat kompleks Desa Kerajinan/Wisata Manding. Di sisi barat Dusun Manding ini Anda akan menemukan perempatan bertraffic light. Anda tinggal mengarahkan langkah ke selatan. Pada jarak sekitar 100 meter Anda akan menemukan papan petunjuk lokasi rumah makan termaksud.
Satu porsi Sega Wiwitan di rumah makan Pak Kenthus ini dibanderol dengan harga 3.500 rupiah. Satu porsi sayur lodeh keluwih dihargai 1.000 rupiah. Sedangkan satu mangkuk dawet dihargai 2.000 rupiah. Sebuah harga yang murah mengingat seporsi mie ayam model gerobakan (kelilingan) saja harganya sudah 4.000-5.000 rupiah.
Satu porsi Sega Wiwitan di rumah makan Pak Kenthus ini berisi beberapa suwir daging ayam, nasi putih, urap, sambel gepeng plus gereh pethek goreng, separo telur ayam rebus, dan sedikit sambal terasi matang. Hal yang agak janggal mungkin sertaan sambal terasinya. Hal ini disengaja dengan suatu maksud agar orang yang merasa kurang pedas akan suguhan gudangan atau urapnya dapat menambahkannya dengan sambal terasi tersebut.
Menyantap Sega Wiwitan di rumah makan Pak Kenthus membawa ingatan pada masa lalu, pada saat ikut upacara wiwitan di sawah. Kesan sawah itu juga dikuatkan oleh rumah makan Pak Kenthus yang membangun rumah makannya dengan bahan bambu dan mebelnya pun bambu pula. Sedangkan atapnya terbuat dari weli atau anyaman daun tebu kering. Selain itu pemandangan di bagian depan rumahnya juga berupa hamparan sawah yang luas.
Sega Wiwitan yang berlauk aneka macam jenis lauk itu memang memberikan sensasi tersendiri di lidah. Aroma urap dipadu dengan suwiran daging ayam yang dimasak ingkung, plus sambel gepeng serta gereh pethek memang tidak akan bisa dibandingkan dengan menu lain. Benar-benar khas kesannya sebagai suguhan ala pedesaan pertanian Jawa. Aropa bumbu gudangan, gereh pethek, sambel gepeng, daging, dan telur serta nasi putihnya membentuk komposisi yang saling mengisi. Mirip sebuah orkestra dengan sekian jenis alat musiknya. Masing-masing melebur namun tidak hilang diri. Tidak hilang pribadi. Demikian pula unsur-unsur Sega Wiwitan ini. Itu pun masih ditambah dengan semangkuk sayur lodeh keluwih yang bisa difungsikan sebagai semacam supnya. Sayur lodeh melengkapi sensasi yang mungkin belum penuh di lidah ketika menyantap Sega Wiwitan.
Sega Wiwitan Pak Kenthus mungkin sevisi dengan Tembi: Masa Lalu Selalu Aktual. Hal-hal yang telah lampau ternyata tidaklah lepas begitu saja dari ingatan. Hal itu bisa menjadi pijakan atau landasan bagi perjalanan, pemekaran sesuatu di masa kini dan selanjutnya. Termasuk dalam soal kuliner, Sega Wiwitan.
Makan yuk ..!
a.sartono
Artikel Lainnya :
- DOLANAN BEKELAN(13/09)
- Merayakan Ulang Tahun Ala Seniman(26/03)
- Dolanan Dhempo-1 (Permainan Anak Tradisional-81)(16/05)
- 15 Juni 2010, Ensiklopedi - DOLANAN SOYANG(15/06)
- Astu Prasidya, Obsesi Animasi Anak Negeri.(24/09)
- Patok atau Tugu Penunjuk Arah di Jogja(08/02)
- Museum Tembi Rumah Budaya Terima Penghargaan Toilet Terbersih(01/10)
- Perempuan dalam Seni Pertunjukan Minangkabau. Suatu Tinjauan Gender(28/10)
- Persilangan Jalan dan Penjual Makanan(19/12)
- MUSEUM SANDI MENJUNGKALKAN MUSEUM WAYANG(16/07)